tim kkn ppm ugm 2024 menggali potensi lokal agroekosisitem sungai kakap - News | Good News From Indonesia 2024

Tim KKN-PPM UGM 2024 Menggali Potensi Lokal Agroekosistem Sungai Kakap

Tim KKN-PPM UGM 2024 Menggali Potensi Lokal Agroekosistem Sungai Kakap
images info

Tim KKN-PPM UGM 2024 Menggali Potensi Lokal Agroekosistem Sungai Kakap


Melambai-lambai nyiur di pantai

Berbisik-bisik raja kelana

Memuja pulau, yang indah permai

Tanah airku Indonesia

–Ismail Marzuki, Komponis Indonesia

Seperti penggalan lirik lagu kanon kebangsaan Indonesia garapan Ismail Marzuki, Indonesia memang memiliki segudang pulau yang indah nan permai. Akan tetapi, tak melulu bicara soal cantiknya pulau di timur Indonesia dengan segala cakrawala pemuas mata.

Mari bergeser sedikit ke utara Indonesia, yakni Kalimantan, sebuah pulau besar yang kerap disebut paru-paru dunia setelah Amazon di Brazil. Kalimantan memiliki alam serta flora dan fauna yang beragam. Tak ayal, hal tersebut menjadikannya elan vital dalam peran menjaga ekosistem nasional dan internasional.

Luasnya Kalimantan membuatnya tak pernah habis untuk dijelajahi, tak terkecuali Kalimantan Barat. Berada tepat di sebelah barat Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya menjadi arena jelajah tim Suaseikakap dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan potensi lokal setempat. Ranah kluster Agro yang meliputi pertanian, peternakan, dan proteksi pada hama tanaman.

baca juga

Foto: @Carolinr/Suaseikakap Yesa sedang memaparkan materi mengenai Cocopeat dari sabut kelapa kepada para peserta kegiatan
info gambar

Foto: @Carolinr/SuaseikakapYesa sedang memaparkan materi mengenai Cocopeat dari sabut kelapa kepada para peserta kegiatan


Berlokasi di Kecamatan Sungai Kakap, Desa Punggur Kapuas, Yesa Hanifatul Azla, mahasiswi Fakultas Kehutanan UGM menginisiasi program kerja (proker) dengan komoditas kelapa. Jika melihat geografis serta bentang alam Desa Punggur Kapuas, desa tersebut berada di wilayah yang kaya akan hasil perkebunan. 

Alasan Yesa memilih komoditas kelapa karena komoditas tersebut di daerah Desa Punggur Kapuas melimpah. “Karena komoditas kelapa yang melimpah, kita manfaatkan saja seluruh bagian dari kelapa itu,” ucap Yesa kala ditanya mengenai prokernya.

Lebih lanjut, proker yang Yesa bawakan adalah “Pemanfaatan Sabut Kelapa Menjadi Media Tanam (Cocopeat)”. Dalam pelaksanaan proker, Yesa melakukan sosialisasi dan pada para warga dan perwakilan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) desa. Bertempat di Kantor Desa Punggur Kapuas, Yesa memaparkan materi selama hampir 30 menit.

Berbekal alat dan bahan serta praktik langsung, Yesa mampu menyihir sorot mata para audiens agar jatuh hanya kepada tangannya kala mempraktikkan pembuatan cocopeat. Antusiasme serta atmosfer tanya jawab melingkupi ruang diskusi kala itu. Nyoman Lanus, selaku Sekretaris Desa Punggur Kapuas, berharap bahwa dengan adanya kegiatan sosialisasi ini warga menjadi dapat sadar dan mengembangkan komoditas lokal desa.

“Kami harap masyarakat desa Punggur Kapuas dapat menerapkan apa yang adik-adik bawa dengan ilmu pengetahuannya,” ujar Nyoman kala memberi sambutan kegiatan.

Foto: @Yuli/Suaseikakap Riris sedang menjelaskan mengenai hama yang menyerang tanaman kelapa
info gambar

Foto: @Yuli/SuaseikakapRiris sedang menjelaskan mengenai hama yang menyerang tanaman kelapa


Beralih ke Desa Sungai Kakap, desa ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Sungai Kakap dengan potensi utama berupa perikanan. Geografis wilayah Desa Sungai Kakap yang berada di tepi Sungai Kapuas dan berbatasan langsung dengan Laut Natuna membuat mayoritas masyarakat di Desa Sungai Kakap bermata pencaharian sebagai nelayan.

Selain perikanan, Desa Sungai Kakap juga memiliki potensi dalam bidang pertanian. Komoditas utama di Desa Sungai Kakap adalah tanaman kelapa. Beberapa masyarakat di Desa Sungai Kakap memiliki kebun kelapa yang cukup luas. Namun, produktivitas tanaman kelapa acap kali tidak maksimal. Salah satu hal yang menyebabkan produktivitas tanaman yang tidak maksimal karena adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa.

Salah satu program kerja yang diusung oleh Riris Adelia, Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM ialah pengenalan hama pada tanaman kelapa serta cara pengendalian yang tepat. Sasaran dari program kerja ini adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Sungai Kakap. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Sungai Kakap, Bapak Syarif Said.

“Semoga ilmu yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa dapat diterapkan oleh para anggota kelompok tani yang hadir pada siang hari ini” ucap Syarif/Said dalam sambutannya. 

Kegiatan sosialisasi ini juga disambut hangat oleh para anggota Gapoktan Desa Sungai Kakap. Pada saat sesi diskusi dan tanya jawab, para anggota juga sangat antusias untuk menanyakan beberapa hal terkait dengan hama dan penyakit pada tanaman budidayanya.

Selain itu, anggota Gapoktan juga menyampaikan aspirasi mengenai penutupan pintu air. Karena rasa keingintahuan yang tinggi, salah satu anggota meminta untuk dibuatkan booklet mengenai hama dan penyakit pada tanaman cabai dan daun bawang beserta pengendalian yang tepat. 

baca juga

Foto: @Abror/Suaseikakap Foto bersama kelompok tani dan peternak Desa Pematang Tujuh
info gambar

Foto: @Abror/SuaseikakapFoto bersama kelompok tani dan peternak Desa Pematang Tujuh


Desa Pematang Tujuh merupakan salah satu desa di Kecamatan Rasau Jaya dengan potensi utama berupa hasil pertanian dan perkebunan. Kondisi tanah yang baik serta sistem irigasi yang mencukupi dari Sungai Kapuas membuat komoditas utama disini berupa hasil pertanian dan perkebunan.

Salah satu hal yang belum dimanfaatkan dengan baik pada kondisi tersebut adalah belum adanya budidaya mengenai tanaman pakan yang baik untuk ternak, mengingat jumlah ternak di Desa Pematang Tujuh cukup banyak.

Salah satu program kerja yang diusung oleh Ariya Surya Maulana, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM adalah mengenalkan rumput gama umami (Pennisetum purpureum CV. Umami) kepada masyarakat. Sasaran dari program kerja ini adalah petani dan peternak di desa Pematang Tujuh. 

Alasan Ariya mengenalkan rumput ini kepada masyarakat adalah karena belum adanya rumput gama umami yang ditanam disini. “Setelah observasi dari berbagai lahan pertanian dan perkebunan, kami tidak menemukan adanya penanaman rumput khusus untuk pakan ternak”.

Lebih lanjut Ariya mengungkapkan salah satu alasan dipilihnya rumput gama umami. “Rumput gama umami memiliki keunggulan dari segi nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan rumput biasa”.

Alasan lain juga diungkapkan oleh Pak Solihin selaku ketua kelompok peternak di desa Pematang Tujuh. “Ternak kami biasanya diberi pakan dengan rumput-rumputan yang ada di pinggir lahan pertanian atau perkebunan, jadi kalau ada rumput khusus untuk pakan ternak merupakan sebuah ide yang bagus”.

Kegiatan sosialisasi kepada petani dan peternak pun dilakukan bertempat di rumah Pak Solihin dengan Ariya selaku penanggung jawab menjelaskan terkait rumput gama umami.

Para petani dan peternak yang hadir antusias mendengar penjelasan yang diberikan dan menanggapi dengan beberapa pertanyaan terkait rumput gama umami. Setelah kegiatan sosialisasi dilakukan Ariya melakukan serah terima bibit rumput gama umami kepada salah satu warga untuk dilakukan penanaman.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.