sejarah dan perkembangan benteng toboali di bangka selatan - News | Good News From Indonesia 2024

Sejarah dan Perkembangan Benteng Toboali di Bangka Selatan

Sejarah dan Perkembangan Benteng Toboali di Bangka Selatan
images info

Sejarah dan Perkembangan Benteng Toboali di Bangka Selatan


Benteng ini dibangun menyusulnya penemuan timah di area Sungai Olin, Kecamatan Tobali, pada tahun 1709 dan kejayaan kubu Belanda. Di mana pada akhirnya mendapatkan hak istimewa menguasai perdagangan timah dari Kerajaan Palembang Darussalam di tahun 1722.

Berdiri dan Peran Benteng Toboali di Masa Kolonial

Karena merasa upayanya lama-kelamaan memicu konflik, pada tahun 1819, akhirnya pemerintah Belanda mengeluarkan sebuah pernyataan dengan inti menguasai timah di Tobali. 

Pada tahun 1825, Belanda akhirnya membangun Benteng Tobali atau Hej Fort Toboalij sebagai pusat pengawasan di kawasan Bangka Selatan. Selain itu, benteng ini juga menjadi tempat berlindung pasukan Belanda jika terdesak oleh pejuang Indonesia.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada tahun 1825. Namun, menurut budayawan Bangka Belitung, Akhmad Elvian, seperti yang dijelaskan pada portal Kompas, mengatakan bahwa pembangunan benteng dilakukan atas perintah Sultan Ahmad Najamuddin I Adikesumo pada tahun 1757.

Ruangan yang Ada di Benteng Toboali

Kala itu, Benteng Toboali dibangun di atas bukit kecil yang menghadap langsung ke pantai
dengan ketinggian 18 meter di atas permukaan laut. Posisinya terbilang strategis untuk mengawasi seluruh bagian kota. Bangunan ini memiliki 7 ruangan:

  • Ruangan pertama pada benteng ini adalah Ruang Penjaga Pintu Masuk. Posisinya di antara bangunan kediaman inspektur benteng dan pintu gerbang utara benteng dan diperuntukkan bagi petugas jaga pintu masuk benteng.
  • Kemudian, ada bagian yang bisa dibilang paling penting pada benteng ini, yakni Kediaman Inspektur Benteng. Bangunan ini ukurannya 15,09 x 6,70 m dan terbagi menjadi empat kamar. Masing-masing punya pintu, jendela di belakang, dan teras.
  • Bangunan Gudang berada di sebelah timur. Ukurannya 32,30 x 8,20 m. Di dalamnya ada dua ruangan besar, masing-masing ukurannya 13,95 x 8,20 m, dan satu ruangan kecil ukurannya 3,68 x 8,20 m. Fungsi gudang ini untuk tempat penyimpanan senjata, seragam, bahan makanan, dan barang kebutuhan lainnya kala itu. 
  • Ruang Penyimpanan Bubuk Mesiu diperkirakan mempunyai luas 5,13 x 4,04 m dan memiliki dinding yang tebal serta padat. Seperti namanya, ruangan ini hanya untuk menyimpan bubuk mesiu.
  • Benteng ini juga memiliki Dapur dan Tempat Penyimpanan Makanan yang berada di di bagian barat benteng dan berbentuk sebuah lorong besar. Di dalamnya terdapat kamar mandi dan beberapa pipa saluran air untuk keperluan memasak.
  • Ruangan Administrasi dan Keuangan terbagi menjadi 2 bagian, pada bagian keduanya terdiri atas ruang administrasi, dapur, dan penyimpanan makanan. Ruang administrasi mempunyai 5 ruangan yang cukup besar berukuran 17,50 x 4,20 m.
  • Kemudian ada Barak Prajurit, berada di antara ruangan administrasi dan kediaman inspektur benteng yang mempunyai luas 8 x 12 m dan terbagi menjadi dua ruangan besar. Untuk keperluan sehari-hari para prajurit, disediakan 3 ruangan kecil berukuran 2 x 2,5 m. Diperkirakan bangunan ini dapat menampung sampai dengan 50 prajurit.

Karena posisi dan fasilitas itulah, benteng ini berhasil tetap kokoh dengan waktu yang cukup lama. Belanda baru terusir dari Tobali pada tahun 1942, ketika Jepang berhasil mengalahkan Belanda.

Menurut beberapa sumber sejarah, setelah kubu Belanda terusir, benteng ini sempat tidak dipergunakan hingga pada tahun 1945, selain sebagai bangunan Kepolisian Distrik Toboali. Terakhir, Toboali masih menjadi bangunan kepolisian di era 1980-an.

Sejak itu, kawasan ini tidak digunakan lagi seperti dahulu dan dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi. Di sini, ada seorang juru pelihara untuk menjaga kebersihan dan keamanan situs bersejarah ini.

Benteng Toboali Kini

Karena luasnya wilayah situs Benteng Toboali, juru pelihara tersebut cukup kewalahan memenuhi tanggung jawabnya membersihkan dan mengamankan situs. Kini, sebagian besar kawasan sudah terlihat hancur karena termakan waktu.

Sebagian besar, hanya tersisa dinding tak beratap. Di sekitarnya, banyak pepohonan yang menjalar.

Walau beberapa ruangan sudah tinggal pondasi, tetapi sisa-sisa peninggalan di sini masih bisa ditemukan, seperti gaya arsitektur dan beberapa benda kolonial, menjadi daya tarik fotografi yang cantik.

baca juga

Referensi:

  • Januardi, Kristanto. (2008). Benteng Toboali: Memaknai Arti Sebuah Reruntuhan. RELIK (6): 29-36.
  • https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/20/090000479/sejarah-benteng-toboali-di-kepulauan-bangka-belitung

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Almer Sophian lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Almer Sophian.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.