mahasiswa ipb university dorong produktivitas petani lewat program sipadi prima di desa kupahandap - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa IPB University Dorong Produktivitas Petani Lewat Program SIPADI PRIMA di Desa Kupahandap

Mahasiswa IPB University Dorong Produktivitas Petani Lewat Program SIPADI PRIMA di Desa Kupahandap
images info

Mahasiswa IPB University Dorong Produktivitas Petani Lewat Program SIPADI PRIMA di Desa Kupahandap


Hamparan sawah yang membentang luas menjadi pemandangan sehari-hari sekaligus sumber mata pencaharian masyarakat Desa Kupahandap. Sebagai desa yang didominasi oleh lahan pertanian, produktivitas padi memiliki peran vital, bagi pemenuhan kebutuhan pangan dan bagi keberlangsungan ekonomi warga.

Namun, tantangan yang dihadapi petani di Desa Kupahandap cukup kompleks. Mulai dari keterbatasan akses teknologi, tingginya biaya produksi, hingga hasil panen yang belum optimal. Kondisi inilah yang mendorong perlunya inovasi dalam pengelolaan pertanian agar petani bisa mendapatkan hasil yang lebih baik tanpa membebani biaya produksi secara berlebihan. 

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IPB University melaksanakan program SIPADI PRIMA (Sosialisasi dan Teknologi Budidaya Padi IPB Prima) di Desa Kupahandap, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Program ini dirancang untuk memberikan sosialisasi sekaligus mempraktikkan langsung ke sawah secara bersama-sama dengan para petani terkait penerapan teknologi budidaya padi IPB Prima. IPB Prima mengintegrasikan sejumlah komponen penting dalam budidaya padi modern.

Mulai dari penggunaan varietas unggul (IPB 3S dan IPB 4S), penerapan sistem tanam jajar legowo, pemupukan berimbang dengan mengkombinasikan pupuk organik, hingga pengelolaan air dan hama terpadu yang tidak merusak ekosistem. Dengan metode ini, petani diharapkan bisa memperoleh hasil panen lebih banyak dibandingkan pola budidaya konvensional, namun dengan biaya yang lebih hemat.

Program SIPADI PRIMA dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, sosialisasi teori yang berlangsung di balai desa. Pada sesi ini, mahasiswa menjelaskan berbagai aspek teknis, seperti keunggulan benih unggul, teknik tanam jajar legowo 4:1 dan 2:1, pengaturan jarak tanam, pengolahan lahan yang baik, hingga strategi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara lebih alami.

Tahap kedua adalah demonstrasi lapangan langsung di sawah. Para petani tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga diajak untuk terlibat aktif mulai dari proses pengolahan tanah, penanaman padi, hingga praktik pemupukan. Suasana kegiatan berlangsung interaktif, penuh diskusi, dan memberi kesempatan bagi petani untuk berbagi cerita terkait produktivitas pertaniannya.

Respon petani terhadap kegiatan ini terbilang positif. Banyak dari para petani yang hadir merasa metode IPB Prima ini menjanjikan karena dinilai lebih hemat biaya sekaligus ramah lingkungan sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Beberapa petani bahkan menyampaikan rencana untuk mencoba menerapkan metode ini pada musim tanam berikutnya.

Antusias para petani menjadi capaian penting bagi para mahasiswa KKN. Program ini tidak hanya berbagi ilmu dari kampus ke desa, tetapi juga membangun kepercayaan petani terhadap teknologi baru yang dapat membantu petani dalam meningkatkan kesejahteraan. Bersama mahasiswa, para petani, penyuluh pertanian lapang, pejabat desa hingga pejabat kecamatan turut serta dalam melakukan demonstrasi penanaman padi IPB Prima.

“Harapannya teknologi budidaya padi IPB Prima yang kami sosialisasikan dan demonstrasikan ini dapat diadopsi dan disesuaikan dengan kondisi lahan milik para petani di Desa Kupahandap. Dengan begitu, produksi padi di Desa Kupahandap bisa terus meningkat secara berkelanjutan” jelas Hadi, penanggung jawab program SIPADI PRIMA.

Program SIPADI PRIMA sekaligus menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik dengan praktik pertanian di lapangan. Mahasiswa hadir tidak sekadar mengabdi, tetapi juga memberikan solusi dan aksi nyata yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan adanya program ini, Desa Kupahandap diharapkan bisa menjadi contoh dari penerapan teknologi budidaya padi modern yang dapat direplikasi di daerah lainnya.

Apabila dilaksanakan secara berkesinambungan, IPB Prima mampu menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan pertanian Desa Kupahandap yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.