Kawan GNFI mungkin pernah mengalami hal ini, ingin makan sehat tetapi bingung dengan informasi nutrisi yang saling bertentangan di internet. Bagi Ayu Fauziyyah Adhimah, fenomena ini bukan sekadar kebingungan sesaat, melainkan pertanda rendahnya literasi nutrisi pada masyarakat.
Sejak 2019, ia telah mengatasi tantangan ini dengan Gizipedia Indonesia, sebuah platform edukasi yang menyajikan pengetahuan nutrisi secara lugas, ringkas, dan mudah diakses. Komitmennya dalam menyebarluaskan pengetahuan yang akurat membuatnya meraih penghargaan SATU Indonesia 2024 untuk kategori Kesehatan.
Melalui Gizipedia Indonesia, yang kini dikenal sebagai Pojokgizi, ia berupaya menyebarluaskan pengetahuan nutrisi yang relevan agar Kawan GNFI di seluruh negeri dapat menjalani hidup yang lebih sehat. Tujuan utamanya adalah menyebarluaskan informasi yang akurat, relevan, dan bermanfaat kepada mahasiswa gizi, tenaga kesehatan, dan masyarakat luas, termasuk Kawan GNFI.
Sebagai ahli gizi lulusan Universitas Diponegoro, Ayu telah mengalami sendiri bagaimana kurangnya literasi gizi dapat memicu masalah kesehatan serius di masyarakat. Data dari Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stunting nasional masih di angka 21,5%, dan obesitas anak juga meningkat.
Data ini menggarisbawahi perlunya pendidikan gizi yang berkelanjutan. Terinspirasi oleh keprihatinan ini, ia mendirikan Gizipedia Indonesia, yang berganti nama menjadi Pojokgizi pada November 2024.
Ini adalah platform pendidikan gizi berbasis sains yang dirancang agar mudah diakses oleh Kawan GNFI dari berbagai latar belakang. Karena dampaknya yang berkelanjutan dan luas, karya Ayu telah menerima pengakuan nasional melalui Penghargaan SATU Indonesia 2024 di bidang kesehatan, sebuah penghargaan yang diberikan kepada kaum muda yang mendorong perubahan positif di Indonesia.
Namun, perjalanan Ayu bersama Pojokgizi Indonesia tidak semulus yang diharapkan. Awalnya, ia menghadapi keterbatasan sumber daya dan literasi digital yang buruk di beberapa komunitas. Ia juga menghadapi informasi keliru yang sudah tersebar luas.
Meskipun demikian, Ayu dan tim Pojokgizi tetap gigih. Mereka bekerja langsung di lapangan, mengadakan sesi pelatihan tatap muka, mengembangkan konten visual yang menarik, dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memfasilitasi komunikasi pesan gizi yang efektif di berbagai wilayah.
Berkat kegigihannya, Pojokgizi Indonesia telah menjangkau ribuan orang di berbagai daerah melalui program edukasi gizi daring dan tatap muka. Kontennya, mulai dari artikel dan infografis hingga kursus daring, telah membantu banyak keluarga memahami kebiasaan makan sehat dan mematahkan mitos-mitos seputar gizi.
Beberapa sekolah dan komunitas kesehatan bahkan menggunakan materi Pojokgizi sebagai bahan ajar tambahan. Pengaruh positif ini menjadikan Ayu sebagai sosok inspiratif di bidang kesehatan dan menjadi bukti nyata bahwa langkah kecil dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat, terutama bagi Kawan GNFI yang telah membaca kisahnya.
Kisah Ayu Fauziyyah Adhimah menunjukkan bahwa kepedulian dan pengetahuan dapat menciptakan perubahan nyata. Melalui Pojokgizi Indonesia, ia telah berhasil meningkatkan edukasi pangan di masyarakat dan mematahkan mitos-mitos yang menyesatkan.
Semangatnya sejalan dengan visi dan misi SATU Indonesia Award, yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada generasi muda yang tanpa lelah berbuat baik dan berkontribusi bagi masyarakat dengan mendukung terciptanya gaya hidup berkelanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Kami berharap kisah ini menginspirasi Kawan GNFI untuk terlibat menyebarkan ilmu dan berbuat baik di bidangnya masing-masing, sekecil apa pun langkah yang kita ambil. Kami berharap kisah Ayu menginspirasi Kawan GNFI untuk tidak ragu mengambil langkah kecil yang konsisten, karena setiap langkah dapat menghasilkan perubahan positif di sekitar kita.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
