Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK menjadi salah satu mata pelajaran yang diberikan bagi siswa sekolah yang ada di Indonesia. Siapa nih, Kawan di sini yang pernah mendapatkan pelajaran ini di sekolah atau ketika masih menjadi pelajar dulunya?
Seperti namanya, pelajaran ini ditujukan agar para siswa bisa mengenal lebih dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Wawasan ini bisa mencakup banyak hal, mulai dari pengoperasian komputer atau perangkat lain hingga penggunaan aplikasi yang ada di dalamnya.
Idealnya, pelajaran ini bisa diberikan di sekolah lewat laboratorium komputer yang ada di sana. Dengan demikian, para siswa bisa menerapkan langsung teori yang mereka dapatkan di kelas pada saat itu juga.
Namun tidak semua sekolah yang ada di Indonesia bisa menyediakan laboratorium komputer yang lengkap bagi para siswa. Hal ini tentu bisa menjadi penghambat bagi para siswa yang belajar ilmu pengetahuan yang satu ini secara maksimal.
Situasi ini juga turut menarik perhatian salah satu tokoh inspiratif dari Garut, Jawa Barat, yakni Dewis Akbar. Dewis yang juga merupakan pengajar TIK merasa prihatin melihat situasi ini, khususnya bagi siswa-siswanya.
Atas dasar inilah, Dewis memberikan sebuah kontribusi untuk merubah keadaan tersebut. Lantas apa kontribusi yang diberikan Dewis Akbar untuk para siswa yang ada di sana?
Berawal dari Keresahan
Dikutip dari E-Booklet SATU Indonesia Awards 2023, gerakan yang dimulai oleh Dewis Akbar berasal dari keresahan yang dia alami. Dewis yang menjadi salah satu tenaga pengajar di bidang TIK tidak merasa puas diri dengan apa yang dia alami.
Berdasarkan hal ini, lulusan Institut Pertanian Bogor tersebut memberikan sebuah inovasi untuk membantu para siswa yang ada di sana untuk lebih berkembang, khususnya di bidang TIK. Kerja sama yang dia jalin bersama Budi Arifin yang juga temannya ketika sekolah dulu akhirnya menghasilkan sebuah laboratorium komputer mini bagi siswa yang ada di sana.
Laboratorium yang diberi nama Raspberry P.i. Lab ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengenal dunia TIK dengan lebih baik. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menerapkan teori yang mereka dapatkan di kelas sebelumnya.
Kontribusi lewat Raspberry P.i. Lab
Di laboratorium komputer mini yang dia buat, Dewis memberikan wawasan bagi para siswa untuk mengenal dunia TIK dengan lebih dalam. Tidak hanya itu, dia juga mengenalkan potensi yang bisa didapatkan oleh para siswa dari bidang keilmuan tersebut.
Usaha Dewis dalam memberikan wawasan ini membuahkan hasil. Tidak hanya memahami materi yang dia ajarkan, para siswa yang ada di laboratorium komputer mini tersebut justru bisa menghasilkan sebuah karya dari sana.
Meskipun dengan peralatan yang minim, beberapa murid binaan Dewis tetap bisa mengasah kreativitas yang mereka miliki. Berkat usaha yang mereka lakukan, para murid ini berhasil menciptakan karya yang diberi nama "Saron Simulator".
Karya yang diciptakan oleh para murid ini merupakan alat musik gamelan yang bisa dimainkan dari komputer. Keterbatasan alat yang mereka miliki tidak menutup kreativitas para murid untuk mengkreasikan ide-ide yang mereka miliki bersama.
Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2016
Laboratorium komputer mini yang dibuat Dewis Akbar bersama Budi Arifin berhasil memberikan banyak manfaat bagi anak-anak. Berkat adanya laboratorium tersebut, para siswa bisa mempraktikkan secara langsung wawasan teori yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.
Berkat kontribusinya ini juga, Dewis Akbar berhasil terpilih menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2016.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News