Bayam adalah salah satu sayuran yang paling akrab di meja makan masyarakat Indonesia. Selain mudah ditemukan dan harganya terjangkau, sayur ini juga terkenal kaya akan zat gizi seperti zat besi, vitamin A, dan serat. Tak heran, bayam sering menjadi pilihan utama untuk hidangan sehari-hari.
Menariknya, bayam tidak hanya hadir dalam satu warna. Ada dua jenis yang umum dijumpai, yaitu bayam hijau dan bayam merah. Sekilas keduanya tampak sama, tapi jika direbus, perbedaannya langsung terlihat.
Air rebusan bayam hijau biasanya tetap bening, sedangkan air rebusan bayam merah berubah menjadi kemerahan. Mengapa bisa demikian, padahal keduanya berasal dari tanaman yang sama? Jawabannya terletak pada pigmen alami yang terkandung dalam daun bayam
Bayam hijau adalah sayuran yang sering dijadikan berbagai macam hidangan dibandingkan dengan bayam merah dengan pigmen utama bernama klorofil. Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang berperan penting dalam proses fotosintesis, yaitu proses tanaman mengubah energi cahaya menjadi energi kimia untuk pertumbuhannya.
Klorofil mempunyai sifat yang tidak larut dalam air. Sedangkan bayam merah memiliki kandungan pigmen utama antosianin. Kunnaryo dan Wikandari (2021) menjelaskan antosianin adalah salah satu senyawa pigmen yang dapat larut di dalam air.
Beda pigmen, beda juga sifatnya. Klorofil berwarna hijau, maka dari itu berada pada tumbuhan berwarna hijau. Klorofil bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air. Sedangkan antosianin berwarna jingga, merah atau biru, selain bayam merah, antosianin juga terdapat pada blueberry, bunga telang, terong, dan masih banyak lagi. Pigmen antosianin memiliki sifat larut dalam air dan sensitif terhadap pH khususnya asam dan panas.
Lalu, apa sebenarnya penyebab dari perbedaan warna air rebusan? Jawabannya ada pada sifat kelarutan pigmen. Pigmen klorofil memiliki sifat larut dalam lemak, karena sifat inilah meskipun bayam hijau direbus dalam air panas, pigmen klorofil tidak keluar dari daun, sehingga air rebusannya pun akan tetep bening.
Berbeda dengan pigmen antosianin yang memiliki sifat larut dalam air yang sangat peka terhadap perubahan ph dan suhu. Hal ini yang menyebabkan ketika bayam merah yang memiliki antosianin direbus, air yang panas akan menyebabkan antosianin keluar dan menciptakan warna merah pada air rebusan. Namun warna yang muncul pada air rebusan bergantung terhadap suhu dan pH yang ada pada air.
Selain memiliki karakteristik yang unik, yaitu memiliki pigmen yang berbeda, kedua jenis bayam ini juga kaya bagi kesehatan. Bayam hijau ataupun merah sama-sama mengandung banyak manfaat bagi tubuh. Bayam hijau merupakan sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan juga betakaroten, yang berperan sebagaiantioksidan alami untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh.
Sementara itu bayam merah juga memiliki kandungan komponen antioksidan yaitu, karotenoid, vitamin C, flavonoid dan polifenol, yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan sistem imun tubuh (Wiyasihati dan Wigati, 2016). Selain itu Rohmatika dan Umarianti (2017), dalam jurnal kebidanan mengatakan bahwa bayam juga kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia terutama pada ibu hamil.
Kandungan gizi bayam sangatlah beragam, jadi bayam hijau maupun bayam merah tetap menjadi sayuran yang memiliki nilai gizi dan menyehatkan, meskipun memiliki perbedaan warna pada air rebusannya.
Pigmen seperti klorofil dan antosianin merupakan pigmen alami. Selain terdapat pada sayuran atau buah, pigmen juga terdapat pada hewan, tapi tergantung pada jenis pigmen tersebut. Pigmen dapat digunakan sebagai pewarna makanan alami, dan dapat dipakai di berbagai industri seperti farmasi, kosmetik dan lainnya.
Jadi apakah Kawan sudah tidak penasaran bukan mengapa air rebusan bayam hijau dan bayam merah memiliki warna yang berbeda? Ternyata hal itu terjadi bukan karena kebetulan, tetapi karena ada fenomena sains didalamnya yaitu pigmen.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News