Di Desa Gaya Baru, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan aroma daun nilam terasa semerbak sejak pagi. Dari halaman rumah hingga bangunan kecil tempat penyulingan, wangi khasnya menguar, menandai aktivitas para petani yang tengah sibuk mengolah hasil bumi mereka.
Dari tangan-tangan inilah lahir minyak nilam, bahan berharga yang tak hanya menjadi dasar parfum dan kosmetik dunia, tapi juga penopang ekonomi masyarakat setempat.
Kini, minyak nilam menjadi komoditas andalan yang mengangkat kesejahteraan warga Desa Gaya Baru. Keberhasilan ini tak lepas dari peran berbagai pihak, seperti kerjasama antara Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam dengan PT Astra International Tbk Tentang Program Desa Sejahtera Astra-Kemeterian Agama (DSA) yang ikut turun langsung dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Minyak Bernilai Tinggi
Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil) yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Proses pembuatannya dimulai dari panen daun yang telah cukup tua, lalu dijemur hingga kadar airnya berkurang. Setelah itu, daun kering dimasukkan ke dalam alat penyulingan uap untuk mengekstrak minyaknya.
Hasil penyulingan berupa cairan berwarna kekuningan hingga kecokelatan, dengan aroma kuat yang khas. Dalam perdagangan internasional, minyak ini dikenal dengan nama Patchouli Oil. Aromanya yang khas membuatnya banyak digunakan sebagai bahan campuran kosmetik, farmasi, dan aromaterapi, serta berfungsi sebagai zat pengikat (fixative agent) agar wangi parfum bertahan lebih lama.
Masyarakat Desa Gaya Baru umumnya melakukan proses ini secara tradisional menggunakan alat destilasi sederhana. Meski masih manual, kualitas minyak nilam dari wilayah ini cukup diminati karena kandungan patchoulol-nya yang tinggi senyawa utama yang menentukan mutu dan harga jual minyak nilam di pasaran.
Peran IAIN Bone dan Program Desa Sejahtera Astra
Program pengabdian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tidak hanya terbatas pada urusan agama dan keagamaan. PTKIN juga terlibat aktif dalam proses pembinaan ekonomi masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, melalui program Desa Sejahtera Astra–Kementerian Agama (DSA) yang diinisiasi bersama PT Astra International Tbk sejak 2019.
Melalui program dampingan ini, IAIN Bone ikut mengawal proses produksi minyak nilam di beberapa desa binaan, termasuk di Bone. Hasilnya luar biasa yakni sebanyak 12.000 kilogram minyak nilam berhasil diekspor ke India dan Pakistan pada 12 Agustus 2022, dengan nilai transaksi mencapai Rp4,74 miliar.
"Minyak atsiri ini merupakan kebutuhan dunia yang kerap digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, farmasi, dan aroma terapi. Saat ini, usaha ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat petani nilam binaan LPPM IAIN Bone hingga tiga juta rupiah per bulan,” jelas Syamsuriadi, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat IAIN Bone
Program ini telah berjalan selama dua hingga tiga tahun terakhir. Berawal dari kompetisi proposal nasional pada 2019, IAIN Bone berhasil lolos bersama sejumlah PTKIN lainnya untuk menerima program DSA. Selain Bone, program ini juga menjangkau wilayah Wakatobi dan Bombana melalui sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Selain minyak nilam, IAIN Bone juga membina masyarakat dalam bidang lain seperti budidaya cabai, padi, dan kopi Sanrego, menggunakan pendekatan partisipatif seperti Participatory Action Research (PAR), Asset Based Community Development (ABCD), hingga Service Learning (SL).
Puncak keberhasilan program ini ditandai dengan acara Seremoni Pelepasan Ekspor Desa Sejahtera Astra di Makassar pada 12 Agustus 2022, yang dihadiri oleh perwakilan PT Astra International Tbk, Kementerian Perdagangan, dan pemerintah daerah.
Dampak Nyata bagi Petani Desa Gaya Baru
Di tingkat akar rumput, hasil pendampingan ini terasa nyata. Para petani nilam di Desa Gaya Baru kini memiliki pengetahuan lebih baik tentang budidaya, teknik penyulingan, dan pengelolaan hasil pasca-panen. Sebagian bahkan mulai berinovasi memanfaatkan limbah penyulingan menjadi briket dan pupuk organik, menciptakan tambahan nilai ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Studi lokal menunjukkan bahwa usahatani nilam di Kecamatan Tellu Limpoe tergolong layak secara ekonomi, dengan rasio keuntungan yang positif. Tanaman nilam kini menjadi alternatif menjanjikan di tengah fluktuasi harga komoditas pertanian lain seperti padi dan jagung.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski sukses besar, pengembangan minyak nilam di Bone masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari fluktuasi harga global, keterbatasan modal untuk modernisasi alat destilasi, hingga belum optimalnya infrastruktur distribusi. Selain itu, menjaga konsistensi kadar patchoulol agar sesuai standar ekspor juga menjadi pekerjaan penting ke depan.
Namun, peluang pengembangan masih terbuka lebar. Dengan kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, perusahaan, dan masyarakat, minyak nilam dari Desa Gaya Baru berpotensi menjadi ikon ekspor baru Sulawesi Selatan.
Langkah berikutnya adalah mengembangkan produk turunan seperti parfum lokal, sabun, atau aromaterapi yang bernilai jual tinggi.
Minyak nilam dari Desa Gaya Baru bukan sekadar komoditas, tapi cerminan keberhasilan sinergi antara ilmu, masyarakat, dan dunia industri. Dari wangi khas nilam yang menguar di penyulingan sederhana, tersimpan cerita tentang ketekunan, kolaborasi, dan harapan baru bagi ekonomi masyarakat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News