mengenal mohammad hanif pahlawan buah langka kalimantan dan penerima satu indonesia award 2018 - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Mohammad Hanif, Pahlawan Buah Langka Kalimantan dan Penerima SATU Indonesia Award 2018

Mengenal Mohammad Hanif, Pahlawan Buah Langka Kalimantan dan Penerima SATU Indonesia Award 2018
images info

Mengenal Mohammad Hanif, Pahlawan Buah Langka Kalimantan dan Penerima SATU Indonesia Award 2018


Kawan GNFI, Indonesia adalah salah satu surga keanekaragaman hayati dunia, dan Pulau Kalimantan menyimpan kekayaan plasma nutfah yang luar biasa, terutama buah-buahan endemik yang unik.

Sayangnya, laju deforestasi yang tinggi menjadi ancaman nyata yang membayangi kelestarian warisan alam ini.

Di tengah kelesuan itu, munculah sosok Mohammad Hanif Wicaksono, seorang pahlawan lingkungan yang berbekal rasa ingin tahu dan kepedulian, ia berhasil menyelamatkan puluhan hingga ratusan jenis tanaman buah langka khas Kalimantan melalui inisiatifnya yang bernama Tunas Meratus.

Dedikasinya yang tanpa pamrih inilah yang mengantarkannya meraih penghargaan bergengsi SATU Indonesia Award (SIA) Tahun 2018 dari PT Astra International Tbk., sebuah apresiasi yang diberikan kepada anak bangsa yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Tak hanya itu, Hanif juga berhasil meraih penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup, Kalpataru tahun 2019, dari Kementerian Lingkungan Hidup, menegaskan komitmennya yang tak terpecahkan.

baca juga

Perjalanan dari Blitar ke Hutan Kalimantan

Kisah Hanif, yang berasal dari Blitar, Jawa Timur, adalah cerita tentang perubahan dan penemuan jati diri. Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Muhammadiyah Malang ini awalnya mengajar di sebuah SMP di Batu, Malang, hingga tahun 2011.

Kehidupannya berbelok setelah mertuanya wafat, mendorongnya berhenti mengajar dan pindah ke kampung halaman sang istri di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Setelah sempat menganggur, pada tahun 2014 Hanif mendapatkan pekerjaan sebagai penyuluh Keluarga Berencana (KB).

Namun, waktu luang yang ia miliki justru membawanya pada takdir barunya. Ia mulai iseng menjelajahi hutan di sekitar desanya.

Ia terperanjat takjub melihat berbagai pohon dan buah endemik Kalimantan Selatan yang bentuknya aneh dan belum pernah ia lihat.

Rasa penasaran ini semakin besar ketika orang-orang kampung pun tidak bisa memberinya banyak informasi detail tentang nama dan ciri-ciri buah lokal tersebut.

Berbekal kesadaran akan pentingnya pelestarian dan minimnya informasi yang tersedia, Hanif mulai bergerak sendiri.

Ia memotret dan mencatat ciri-ciri buah-buahan lokal yang ia jumpai di hutan. Aksi kecil ini adalah cikal bakal dari gerakan penyelamatan kekayaan hayati Kalimantan.

Menyelamatkan Plasma Nutfah Melalui Tunas Meratus

Semua berawal dari keresahannya melihat tanaman buah khas Kalimantan yang semakin langka dan berpotensi punah akibat laju deforestasi.

Kekayaan hayati tersebut bisa lenyap tanpa ada yang peduli. Dengan modal seadanya dan belajar secara otodidak, Hanif mulai beraksi.

Melalui program Tunas Meratus, Hanif tak hanya mendokumentasikan, tetapi juga secara aktif membudidayakan bibit tanaman buah langka.

Hingga kini, ia telah menemukan dan mendokumentasikan lebih dari 160 jenis bibit tanaman buah langka khas Kalimantan.

Hasil pencariannya ini tak hanya sebatas koleksi, namun juga didokumentasikan dengan baik dalam bentuk buku, salah satunya berjudul "Potret Buah Nusantara Masa Kini," agar masyarakat luas bisa mengenal dan menghargai kekayaan plasma nutfah Indonesia ini.

Bibit hasil budidaya Hanif pun telah disebarkan ke sejumlah kebun raya untuk memastikan pelestariannya di luar habitat aslinya.

Tak hanya itu, berkat kegigihan Hanif, Desa Marajai di Kabupaten Balangan telah berkembang menjadi desa plasma nutfah untuk pembudidayaan tanaman buah khas Kalimantan.

Selain itu, Hanif juga berhasil membangun perpustakaan pohon atau arboretum kebun induk yang berlokasi di Desa Ambutun, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Beberapa pohon buah langka yang ditanam di kebun induk ini antara lain Buah Bindang (Borassodendron bornensis), Lahung burung (Durio excelsus), Silulung (Baccaurea Angulata), dan masih banyak jenis lainnya.

Apa yang dilakukan Mohammad Hanif Wicaksono membuktikan bahwa dedikasi dan kepedulian seorang individu mampu memberikan dampak luar biasa dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Ia telah menjadi inspirasi nyata bahwa menjadi pahlawan lingkungan dapat dimulai dari hal-hal sederhana: rasa ingin tahu dan keberanian untuk bertindak.

Apakah Kawan GNFI juga memiliki inisiatif unik untuk menjaga kelestarian lingkungan di daerahmu?

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.