dari banyumas inovasi jurus maggot arky gilang wahab ubah limbah menjadi sumber protein dan solusi ketahanan pangan - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Banyumas: Inovasi ‘Jurus Maggot’ Arky Gilang Wahab Ubah Limbah Menjadi Sumber Protein dan Solusi Ketahanan Pangan

Dari Banyumas: Inovasi ‘Jurus Maggot’ Arky Gilang Wahab Ubah Limbah Menjadi Sumber Protein dan Solusi Ketahanan Pangan
images info

Dari Banyumas: Inovasi ‘Jurus Maggot’ Arky Gilang Wahab Ubah Limbah Menjadi Sumber Protein dan Solusi Ketahanan Pangan


Pengelolaan sampah di daerah perkotaan merupakan salah satu hal yang paling mendesak dan merupakan permasalahan lingkungan yang serius. Limbah organik yang tidak terurus dapat membahayakan lingkungan maupun kehidupan bermasyarakat. Di tengah permasalahan sampah yang kian hari menjadi beban lingkungan tersebut, sosok pemuda asal Jawa Tengah muncul membawa angin perubahan. Arky Gilang Wahab, lulusan Teknik Geodesi & Geometika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), memutuskan kembali ke kampung halamannya di Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, dengan menjalankan visi: mengonversi limbah organik menjadi solusi nyata untuk ketahanan pangan. Bagi Arky, limbah justru merupakan peluang emas untuk menciptakan kemandirian ekonomi dan solusi menciptakan ketahanan pangan.

Melalui program inovasi Sistem Konversi Limbah Organik Secara Keseluruhan (Greenprosa) yang ia pelopori, Arky berhasil menginisiasi sebuah gerakan sirkular ekonomi yang tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menyediakan sumber protein alternatif dan pupuk organik berkualitas. Inovasi cemerlang ini mengantarnya meraih Apresiasi SATU Indonesia Award 2021 di bidang Lingkungan dari Astra.

baca juga

Jauh sebelum berkutat dengan limbah organik, Arky Gilang Wahab sempat mencicipi manisnya gaji besar di industri minyak dan gas (migas) serta pertambangan. Namun, gejolak hati dan panggilan untuk kembali ke kampung halaman menjadi titik baliknya. Keputusan besar ini diambil setelah insiden longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banyumas pada tahun 2018, yang menjadi alarm darurat masalah sampah di daerahnya.

Perjalanannya tidak mudah. Arky mengaku sempat diremehkan oleh teman hingga keluarga besar karena beralih profesi menjadi tukang sampah. Ia bahkan harus menjual aset properti saat awal merintis di masa pandemi covid-19, namun keyakinannya untuk memberikan sesuatu kepada alam membuatnya terus maju.

Apa yang dilakukan Arky mungkin terdengar sederhana namun sangat visioner, ia memanfaatkan larva lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) untuk mengurai sampah organik, sisa makanan, sayuran, bahkan limbah pertanian dan peternakan menjadi bahan baku usahanya. Larva ini kemudian menjadi pakan alternatif unggas dan ikan, atau diolah menjadi pupuk organik bernutrisi tinggi. Ia menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan limbah yang selama ini dianggap beban menjadi emas baru dalam rantai ekonomi lokal: lingkungan bersih, petani dan peternak terbantu, dan ketahanan pangan desa makin kokoh.

Berkat inovasi yang didirikan oleh Arky ini mampu menyerap dan mengolah hingga 60-100 ton sampah organik setiap hari di Kabupaten Banyumas, yang dipasok dari ribuan rumah tangga dan instansi. Sistem ini benar-benar menciptakan siklus ekonomi sirkular yang terbukti berdampak positif terhadap ketahanan pangan lokal, menghasilkan dua komoditas bernilai tinggi, yaitu protein pakan ternak dan pupuk organik berkualitas tinggi (kasgot).

Langkah Arky bukan hanya sekedar soal bisnis limbah. Ia membantu mengurangi emisi metana yang sering dihasilkan oleh tumpukan sampah di TPA, larva BSF yang dihasilkan menjadi pakan unggas/ikan bisa mengurangi ketergantungan impor, dan pupuk organik dari limbah dekomposisi dapat membantu memperbaiki kualitas tanah, mendukung pertanian desa tetap produktif ramah lingkungan.

Saat banyak orang memandang sampah sebagai masalah yang tak kunjung selesai, Arky Gilang Wahab membalik narasi: di Desa Banjaranyar, sampah organik kini menjadi sumber potensi. Dengan semangat pemberdayaan, inovasi lokal, dan keberlanjutan lingkungan, ia menegaskan bahwa ketahanan pangan dan lingkungan bersih tetap bisa berjalan beriringan.

Melalui sinergi dengan kelompok masyarakat swadaya di berbagai daerah, Arky Gilang Wahab telah membuktikan bahwa masalah lingkungan dapat diubah menjadi solusi kesejahteraan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ia menemukan nikmat yang lebih besar dalam manfaat sosial, meskipun secara finansial awalnya tidak sebesar industri migas dan pertambangan.

Mari kita beri perhatian lebih pada kisah seperti ini, karena ketika sampah bisa diubah menjadi solusi, maka sesungguhnya kita tengah membangun masa depan yang lebih hijau, adil, dan mandiri.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FK
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.