Namanya Desa Les, desa yang terbentuk dari pelarian penduduk Desa Panjingan karena mendapatkan serangan penduduk nomaden berasal dari Suku Wong Bajo. Diketahui bahwa latar belakang serangan itu karena balas dendam ketidakpuasan atas kecurangan penduduk Les dalam adu ayam jantan dengan mereka. Kini, menjadi desa yang mandiri dan berprestasi.
Berdiri di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, desa itu memiliki potensi alam, budaya dan tradisi. Hamparan laut, menjulang bukit dan gunung, air terjun, hingga autentiknya rumah tradisional serta ciri khas lain dalam budaya dan tradisinya menjadi daya tarik tersendiri.
Menjadi desa binaan PT Astra Internasional Tbk, desa ini unjuk diri membangun panggung dunia sebagai desa wisata.
Daya Tarik Wisata Desa Les
Para wisatawan dapat bergabung dalam beberapa tur yang disediakan seperti Tur Sisi Laut, Tur Desa Les dan Tur Melukat. Di mana masing-masing tur memberikan pengalaman wisata edukasi yang memadukan potensi alam, budaya dan tradisi tersendiri.
1.Harta Karun di Balik Gema Suara Ombak

Potret keindahan alam bawah laut Desa Les | Instagram Tourdeles Bali
Mengikuti Tur Sisi Laut, para wisatawan diajak melihat keindahan panaroma alam laut yang berada di bawah langit biru. Pecinta snorkeling dan diving, tak usah ragu memanjakan diri di laut ini. Sebab, di bawah laut ada harta karun Pulau Dewata yang tersembunyi, yang telah dijaga dengan baik kelestariannya oleh penduduk Desa Les.
2. Pemukiman Tradisional dengan Ukiran Potret Bersejarah

Potret para wisatawan asing melakukan perjalanan ke pemukiman Desa Les | Instagram Tourdeles Bali
Para wisatawan yang bergabung dalam Tur Desa Les, akan diajak berjalan-jalan menuju pemukiman penduduk Desa Les. Di mana di sana berdiri rumah-rumah tradisional dengan ukiran-ukiran kisah bersejarah. Mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Pemandu wisata dengan bahasa Inggrisnya yang mahir, akan memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah, budaya dan tradisi lokal Desa Les.
3. Melihat Proses Pembuatan Garam

Potret petani garam Desa Les | Instagram Tourdeles Bali
Di Tur Desa Les, para wisatawan juga diajak melihat langsung lara petani garam memproduksi garam palungan, yang dibuat menggunakan metode tradisional dengan batang kelapa sebagai pengering. Selain itu, garam ini dihasilkan tanpa bahan kimia tambahan. Menjadikan garam ini sebagai pilihan sehat khas Desa Les untuk menambah cita rasa masakan.
Jangan khawatir, sepulang dari melihat proses pembuatan garam, para wisatawan bisa membawa pulang produk garam dengan berbagai rasa, di antaranya rosemary, garlic, pedas, dan daun kelor, sebagai oleh-oleh khas Desa Les.
4. Menyaksikan Air Terjun Les (Yeh Mampeh)

Potret Air Terjun Les (Yeh Mampeh) | Website resmi Desa Les
Menyaksikan Air Terjun Yeh Mampeh merupakan Puncak rangkaian Tur Desa Les. Air terjun dengan ketinggian 30 meter ini adalah salah satu air terjun tertinggi di Bali. Di sini, para wisatawan dapat memanjakan liburan dengan harmoni alam berupa gemercik air, udara sejuk dan asrinya tumbuh-tumbuhan.
5. Ritual Tradisional Pembersih Tubuh dan Jiwa di Melukat Anakan Yeh

Potret seseorang sedang Melukat di Melukat Yeh Anakan | Website resmi Les Village
Melukat dari asal katanya berarti pembersihan jiwa. Melukat adalah istilah yang merujuk pada upacara pembersihan jiwa dari hal-hal tidak baik oleh penduduk Desa Les yang bersifat religius.
Melukat biasa dilaksanakan di Melukat Anakan Yeh mereka bisa melakukan ritual tradisional yang fungsinya untuk membersihkan tubuh dan jiwa agar kembali tampil performa.
Lokasi Yeh Anakan ini berada 500 meter sebelum sampai ke Air Terjun Les (Yeh Mampeh). Jika para wisatawan ingin berkunjung ke Air Terjun Les, mereka bisa mengunjungi Yeh Anakan sekaligus mengikuti ritual melukat disana.
6. Trekking Bukit Yangudi

Ilustrasi Trekking | Picture by Toomas Tartes on unplash
Bagi pencinta petualangan yang ingin menjelajahi destinasi tersembunyi, Bukit Yangudi adalah pilihan tepat. Meski belum ramai dikunjungi wisatawan, perjalanan mendaki selama dua jam ini memberikan sensasi yang berbeda.
Jalurnya yang menantang dengan bebatuan berliku melewati hutan tropis lebat, menghadirkan kesempatan untuk mengenal ragam tumbuhan liar di sepanjang rute. Di beberapa titik, para wisatawan bisa melihat warga sekitar membuat gula aren secara tradisional. Setibanya di puncak, semua lelah terbayar dengan pemandangan indah Desa Les yang membentang luas di bawah kaki.
Mendapatkan Pengalaman Edukasi Wisata, Budaya dan Tradisi yang Berkesan

Potret ikan hasil tangkap nelayan Desa Les | Instagram Tourdeles Bali
Wisatawan akan melihat keunikan budaya dan tradisi setempat melalui menyaksikan bongkar ikan para penduduk Desa Les yang bermata pencaharian sebagai nelayan, melihat tarian tradisional, pemakaman unik yang ada Desa Les hingga mencicipi kulinernya.
Penghargaan dan Pengakuan Desa Les sebagai Desa Wisata Terbaik Nasional

Potret Desa Les menerima penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 | Website resmi Les Village
Terbentuk dari desa pelarian, Desa Les kini menjelma menjadi desa mandiri dan berprestasi. Masyarakatnya berhasil membuktikan bahwa potensi alam, budaya, dan tradisi bisa dikelola dengan baik hingga dikenal dunia.
Daya tarik wisatanya menjadikan desa ini meraih Juara 1 Anugerah Desa Wisata Terbaik Nasional pada tahun 2024. Tak berhenti dari situ, pada tahun berikutnya, kembali menorehkan prestasi sebagai Juara 1 Trisakti Tourism Award kategori Wisata Kuliner.
Pada akhirnya, Desa Les bukan sekadar destinasi wisata, tetapi perpaduan harmonis dan autentik antara alam, budaya dan tradisi setempat.
Dari butiran garam yang mengilap di bawah matahari hingga gemericik air terjun Yeh Mampeh, semua berpadu menjadi harmoni kehidupan yang menenangkan jiwa, sebuah potret indah Bali.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News