menyapa realita dunia yang berlari dan jiwa yang terengah peningkatan kesadaran akan kesehatan mental di banten - News | Good News From Indonesia 2025

Menyapa Realita Dunia yang Berlari dan Jiwa yang Terengah: Peningkatan Kesadaran Akan Kesehatan Mental di Banten

Menyapa Realita Dunia yang Berlari dan Jiwa yang Terengah: Peningkatan Kesadaran Akan Kesehatan Mental di Banten
images info

Menyapa Realita Dunia yang Berlari dan Jiwa yang Terengah: Peningkatan Kesadaran Akan Kesehatan Mental di Banten


Dalam keseharian modern yang serba cepat, banyak dari kita berjuang diam-diam. Jadwal padat, tekanan karier, dan ekspektasi sosial membuat banyak orang kehilangan ruang untuk sekadar bernapas. Kesehatan mental menjadi isu yang semakin relevan, bukan hanya di kota besar, tapi juga di berbagai daerah seperti Banten, tempat Alfonsus Bayu Dirgantara memulai langkah kecil namun bermakna untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mental well-being.

Bagi Bayu, berbicara tentang kesehatan mental bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan nyata. Ia percaya bahwa pemahaman, empati, dan dukungan sosial adalah kunci untuk membangun masyarakat yang sehat secara holistik.

Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa

Tiga kalimat sederhana namun kuat ini adalah motto Into The Light Indonesia, komunitas tempat Bayu banyak terinspirasi dan berkolaborasi.

Dibentuk pada Mei 2013, Into The Light Indonesia – Suicide Prevention Community for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) merupakan komunitas berbasis orang muda yang berfokus pada advokasi, riset, dan edukasi pencegahan bunuh diri serta kesehatan jiwa di Indonesia.

Komunitas ini bersifat inklusif, digerakkan oleh generasi muda lintas identitas yang menjunjung tinggi pendekatan berbasis bukti dan hak asasi manusia. Mereka percaya bahwa setiap individu berhak untuk sehat, bahagia, dan didengarkan tanpa stigma.

Bayu, yang aktif dalam gerakan literasi kesehatan mental di Banten, melihat nilai-nilai Into The Light Indonesia sebagai fondasi penting dalam membangun kesadaran lokal. Ia kerap membawa semangat “Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa” dalam setiap kegiatan komunitas, seminar, dan kampanye yang ia jalankan.

baca juga

Menyalakan Terang Lewat Pendidikan dan Kolaborasi

Dalam praktiknya, Into The Light Indonesia bekerja sama dengan berbagai universitas, organisasi lokal, kementerian, dan lembaga internasional untuk memperkuat jaringan advokasi dan edukasi.

Visinya jelas:

Menumbuhkan kepedulian masyarakat, khususnya remaja, dalam isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia.

Untuk mewujudkannya, mereka menjalankan beberapa misi utama, seperti:

  1. Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri.
  2. Melakukan edukasi yang mudah diakses oleh berbagai kalangan.
  3. Melakukan penelitian ilmiah dan pengembangan program berbasis bukti.
  4. Membangun kerja sama lintas sektor, baik nasional maupun internasional.

Bagi Bayu, model kolaborasi semacam ini sangat penting untuk diterapkan di tingkat daerah seperti Banten. Ia sering menggandeng lembaga pendidikan, komunitas remaja, dan tenaga psikologi muda untuk berbagi pengetahuan serta menciptakan ruang aman bagi masyarakat yang ingin belajar atau bercerita.

Fokus yang Mencerahkan: Dari Pencegahan hingga Pemulihan

Sebagai komunitas yang berbasis riset dan aksi nyata, Into The Light Indonesia memiliki sejumlah task force dan divisi yang bekerja di berbagai lini:

  • Suicide Primary Prevention – “Enlightening Hearts, Empowering Society”
    Mengembangkan program edukasi dan advokasi lintas sektor agar masyarakat paham tanda-tanda risiko bunuh diri dan tahu ke mana mencari bantuan.
  • Suicide Crisis Intervention – “Empowering for Recovery”
    Menyusun konten dan program pemberdayaan bagi individu atau kelompok dengan isu kesehatan jiwa, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk intervensi dan peningkatan kesejahteraan mental.
  • Suicide Postvention – “Love After Loss”
    Fokus pada pemberdayaan penyintas kehilangan akibat bunuh diri serta dukungan emosional bagi keluarga yang ditinggalkan.

Selain itu, divisi Riset, Media, dan Human Resources juga memainkan peran penting. Divisi riset menggali wawasan ilmiah, divisi media mendobrak stigma lewat konten kreatif, sementara divisi HR merawat kesejahteraan para anggota komunitas agar dapat terus bergerak dengan empati.

baca juga

Program dan Gerakan Nyata

Beberapa working group Into The Light Indonesia menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun terakhir:

  1. University Suicide Prevention – fokus pada pencegahan bunuh diri di kalangan mahasiswa, kelompok dengan tingkat risiko tinggi.
  2. Suicide Loss Survivors – kampanye #LaluiLuka yang memberdayakan penyintas kehilangan.
    Suicide News Guidelines – pengembangan panduan pemberitaan bunuh diri yang aman agar media massa berkontribusi positif pada masyarakat.

Kegiatan-kegiatan ini memberi inspirasi bagi Bayu untuk menciptakan adaptasi lokal di Banten: membangun kelompok diskusi di sekolah dan universitas, menyelenggarakan pelatihan dasar literasi kesehatan mental, serta mengedukasi media komunitas tentang cara melaporkan isu kesehatan jiwa dengan empati.

Bayu percaya, perubahan tidak harus dimulai dari pusat. Ia memilih memulainya dari lingkungannya sendiri di Banten, mengubah cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental. Dengan pendekatan yang hangat dan inklusif, ia mendorong siapa pun untuk berani berbicara, berani peduli, dan berani mencari pertolongan.

Gerakannya menjadi cermin semangat Into The Light Indonesia: sebuah cahaya kecil yang konsisten menerangi jalan bagi mereka yang tengah berjuang di dalam gelap.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.