Di tengah pandemi dan meningkatnya kebutuhan transfusi darah, banyak keluarga di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, menghadapi kesulitan mendapatkan donor darah yang tepat. Kisah memilukan Pak M. Sa’ad, yang kehilangan anaknya Budiman karena keterlambatan pasokan darah untuk hemodialisa gagal ginjal, menjadi salah satu pengingat pahit bahwa akses terhadap darah yang aman dan cepat adalah masalah nyata di daerah ini.
Keprihatinan atas kondisi tersebut mendorong Bripka Subhan Syah Khan, seorang Bhabinkamtibmas di Polsek Sekadau Hilir, untuk bergerak. Melihat betapa krusialnya donor darah bagi kelangsungan hidup pasien dengan anemia, hemofilia, talasemia, atau kondisi kritis lainnya, Subhan memutuskan untuk menciptakan solusi nyata: mendirikan Komunitas Pejuang Darah Sekadau pada 10 November 2019.
Kebutuhan Darah di Sekadau: Masalah yang Mendesak
Di Indonesia, donor darah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Namun, di lapangan, tantangan nyata masih terasa. Kekurangan pasokan darah, terutama golongan darah langka, sering memicu keterlambatan pelayanan medis kritis. Banyak keluarga pasien yang harus berkeliling dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk menemukan donor yang sesuai.
Subhan menyadari bahwa tanpa koordinasi yang efektif dan kesadaran masyarakat, masalah ini tidak akan terselesaikan. Ketakutan masyarakat terhadap jarum suntik atau kurangnya pengetahuan tentang donor darah sering menjadi penghalang.
Komunitas Pejuang Darah Sekadau: Aksi Nyata untuk Sesama
Dengan semangat kemanusiaan, Subhan menggalang teman-temannya dan membentuk jaringan informasi melalui media sosial dan grup WhatsApp. Tujuannya sederhana namun strategis: meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor darah sekaligus menyediakan pasokan darah yang memadai bagi mereka yang membutuhkan.
Sejak berdiri, komunitas ini telah mencatat lebih dari 130 anggota, mayoritas adalah pendonor aktif. Mereka rutin mengadakan donor darah massal dua kali setahun dan bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk PMI Sekadau dan rumah sakit setempat. Subhan bahkan menjadi titik kontak utama bagi masyarakat yang membutuhkan donor, seringkali menerima lebih dari sepuluh permintaan donor setiap minggu.
Nama “Pejuang Darah” bukan sekadar simbolik. Subhan menekankan bahwa anggota komunitas adalah pahlawan sejati yang bersedia memberikan sesuatu yang berharga—darah mereka sendiri—untuk menyelamatkan nyawa orang lain, bahkan bagi yang tidak mereka kenal.
Edukasi sebagai Bagian dari Misi
Selain aksi nyata, komunitas ini juga fokus pada edukasi. Subhan dan anggota komunitas secara aktif memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat donor darah, prosedur yang aman, serta pentingnya mengetahui golongan darah. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketakutan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aksi sosial kemanusiaan ini.
“Marilah bersama-sama menjadi pejuang dalam menyelamatkan nyawa dengan menjaga persediaan darah Sekadau,” ajak Subhan dalam setiap kesempatan. Pesan ini tidak hanya memotivasi masyarakat, tetapi juga membangun budaya kepedulian yang lebih luas.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan PMI
Kehadiran Komunitas Pejuang Darah telah membawa dampak nyata. Ratusan pasien yang membutuhkan transfusi darah berhasil tertolong berkat jaringan pendonor aktif. Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Sekadau juga merasa terbantu, karena komunitas ini mampu mengumpulkan massa pendonor dengan cepat, yang sebelumnya menjadi tantangan tersendiri.
Meski PMI Sekadau belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD), kerja sama dengan Komunitas Pejuang Darah memastikan darah yang terkumpul dapat segera dikirim ke rumah sakit untuk digunakan pasien yang membutuhkan. Model jemput bola dan donor darah massal di perusahaan-perusahaan setempat juga merupakan strategi untuk memperluas jangkauan donor.
Dampak keberadaan komunitas ini tidak hanya bagi penerima darah, tetapi juga bagi para pendonor. Banyak anggota merasa puas dan bangga karena bisa menolong orang lain. Nonny Fatehani, seorang pendonor aktif, menyatakan bahwa kepuasan terbesar adalah melihat senyum dan rasa terima kasih keluarga pasien setelah donor darah.
Subhan menegaskan bahwa aksi ini tidak bisa dijalankan sendiri. Dibutuhkan gerak bersatu antara polisi, masyarakat, dan instansi terkait. Inilah filosofi yang menjadikan Komunitas Pejuang Darah Sekadau bukan sekadar komunitas, tetapi gerakan kemanusiaan yang berkelanjutan.
Penghargaan SATU Indonesia Awards 2024
Dedikasi Subhan Syah Khan tidak luput dari pengakuan. Berkat inisiatif dan konsistensinya dalam menyelamatkan nyawa melalui donor darah, Subhan dianugerahi SATU Indonesia Awards 2024 bidang Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas kerja kerasnya, tetapi juga simbol bahwa aksi nyata dan kepedulian sosial mampu menginspirasi perubahan positif di masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News