airnav pergerakan pesawat saat libur nataru 2025 2026 diproyeksikan naik 3 5 ketimbang tahun lalu - News | Good News From Indonesia 2025

AirNav: Pergerakan Pesawat saat Libur Nataru 2025/2026 Diproyeksikan Naik 3,5% Ketimbang Tahun Lalu

AirNav: Pergerakan Pesawat saat Libur Nataru 2025/2026 Diproyeksikan Naik 3,5% Ketimbang Tahun Lalu
images info

AirNav: Pergerakan Pesawat saat Libur Nataru 2025/2026 Diproyeksikan Naik 3,5% Ketimbang Tahun Lalu


Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi periode tersibuk dalam kalender transportasi udara Indonesia.

Menyambut momen penting tersebut, AirNav Indonesia sebagai penyelenggara Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic Services/AATS) telah memproyeksikan dan mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan operasional yang lancar dan aman. 

Adalun periode angkutan Nataru 2025/2026 diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan, dengan total pergerakan pesawat diperkirakan mencapai 76.972 pergerakan selama 18 hari layanan khusus. 

Angka ini mencerminkan kenaikan sekitar 3,5 persen dibandingkan realisasi Nataru tahun sebelumnya.

Proyeksi Puncak Arus Nataru 2025/2026

Berdasarkan data historis dan analisis tren, puncak arus keberangkatan atau arus mudik diperkirakan akan terjadi pada tanggal 19 dan 20 Desember 2025. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi jatuh pada tanggal 3 dan 4 Januari 2026. 

”Puncak arus libur Nataru tahun ini diperkirakan terjadi 19–20 Desember 2025. Kemudian puncak arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026,” kata Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno kepada wartawan, dalam konferensi pers Kesiapan AirNav Indonesia Menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Bandung, Rabu, 12 November 2025.

Pada hari-hari puncak ini, Capt. Avirianto menyebutkan intensitas lalu lintas udara di seluruh bandara di Indonesia diperkirakan akan mencapai antara 4.300 hingga mendekati 5.000 pergerakan pesawat per hari. Lonjakan lalu lintas yang sedemikian tinggi secara alami membawa sejumlah tantangan operasional. 

Potensi konflik lalu lintas udara, instruksi holding (mengitari), permintaan memperpanjang atau memendekkan rute (advance/extend), serta peningkatan beban kerja bagi Pengatur Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller/ATC) menjadi faktor yang harus dikelola dengan cermat.

Selain faktor lalu lintas, kondisi cuaca juga menjadi perhatian utama. Periode Nataru bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia, yang berpotensi menimbulkan gangguan seperti turbulensi, pengalihan rute (weather avoidance), pembatalan penerbangan (diversion), dan prosedur putar ulang (go-around). 

Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kenyamanan penumpang tetapi juga menambah kompleksitas tugas pengaturan lalu lintas udara. 

Tantangan lainnya adalah memastikan kesiapan penuh seluruh fasilitas pendukung, seperti peralatan komunikasi, navigasi, dan pengawasan (Communications, Navigation, and Surveillance/CNS), serta mengelola sumber daya manusia yang rentan terhadap kelelahan (fatigue) akibat intensitas kerja yang tinggi selama musim libur.

Integrasi dan Optimasi melalui INMC

Menghadapi kompleksitas tantangan tersebut, AirNav Indonesia mengandalkan optimalisasi peran Indonesia Network Management Center (INMC). Pusat manajemen jaringan nasional ini berfungsi sebagai orkestrator utama alur lalu lintas udara.

Secara lebih rinci, Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro menambahkan, INMC adalah pusat orkestrasi alur lalu lintas udara nasional yang dikelola AirNav Indonesia.

”Melalui monitoring secara real-time, kami dapat menyesuaikan rute, kapasitas, dan urutan keberangkatan secara cepat ketika terjadi lonjakan atau perubahan kondisi lapangan," papar Setio.

Kemampuan ini sangat krusial untuk mengantisipasi lonjakan traffic dan perubahan kondisi lapangan yang dinamis.

Secara operasional, langkah-langkah konkret yang akan diterapkan meliputi penyesuaian kapasitas ruang udara (Airspace Capacity Setting) untuk memaksimalkan aliran pesawat, koordinasi yang ketat mengenai slot waktu dan jam operasional bandara, serta penerapan jalur udara alternatif (re-routing) ketika diperlukan. 

Tujuan dari semua penyesuaian teknis ini adalah ganda, yakni mencapai efisiensi operasional sehingga penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar, sekaligus menjaga standar keselamatan sebagai prioritas tertinggi yang tidak dapat dikompromikan.

baca juga

Komitmen terhadap Keselamatan 

Pada kesempata yang sama, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt. Nurcahyo Utomo, menegaskan bahwa yang menjadi prioritas dari seluruh upaya yang dilakukan AirNav Indonesia untuk mengawal pelaksanaan angkutan penerbangan adalah dengan tetap menjaga standar keselamatan.

“Setiap perubahan operasional tetap melalui safety risk assessment. Kecepatan boleh meningkat, tapi keselamatan tidak bisa dikompromikan,” tegas Capt. Nurcahyo.

Filosofinya adalah, meskipun kecepatan dan volume layanan meningkat, standar keselamatan harus tetap dijaga pada level tertinggi.

Upaya proaktif dalam manajemen keselamatan juga ditingkatkan. Pengawasan terhadap berbagai faktor risiko eksternal, seperti cuaca ekstrem, sebaran abu vulkanik dari gunung berapi, keberadaan balon udara dan layang-layang liar di sekitar bandara, serta gangguan satwa liar, diperkuat. 

Koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dilakukan secara intensif untuk memantau perkembangan kondisi. 

Di sisi keamanan siber, Security Operation Center (SOC) dan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) AirNav siaga 24 jam untuk melindungi sistem kritikal dari ancaman siber, termasuk dengan berbagi informasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Dukungan dari personel juga tidak kalah penting. Penerapan manajemen kelelahan (fatigue management) yang ketat, briefing yang komprehensif di awal setiap shift, dan komunikasi tim yang solid menjadi pilar untuk memastikan bahwa setiap petugas dapat beroperasi dengan kewaspadaan penuh. 

Dengan demikian, AirNav Indonesia memastikan bahwa seluruh layanan navigasi penerbangan di 302 unit pelayanannya, dari Sabang hingga Merauke, berada dalam kondisi siaga penuh. 

Dengan pendekatan yang komprehensif, mulai dari melindungi ruang udara, mengamankan sistem, hingga mendukung sumber daya manusianya, AirNav Indonesia berkomitmen untuk mengawal kelancaran dan keselamatan perjalanan udara masyarakat selama periode Nataru 2025/2026.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.