Elmhurst adalah sebuah kawasan multikultural di Queens, New York City (NYC), Amerika Serikat. Menariknya, mayoritas orang yang tinggal di Elmhurst justru merupakan warga berdarah Amerika Latin dan Asia, salah satunya Asia Tenggara.
Konon, kehadiran komunitas Amerika Latin dan Asia ini merupakan hasil dari imigrasi besar-besaran yang terjadi pasca-Perang Dunia II. Saat ini, Elmhurst menjadi salah satu kawasan dengan keberagaman etnis paling unik di NYC.
Namun, jauh sebelum berkembang menjadi seperti sekarang, kawasan ini didirikan oleh Puritan Inggris pada 1652—kelompok Protestan Inggris yang ingin “memurnikan” Gereja Inggris dari sisa-sisa praktik Katolik Roma di abad ke-16 dan ke-17. Saat itu, namanya adalah Middleburg.
Kemudian, namanya berubah menjadi New Town atau Newtown di tahun 1664. Di akhir tahun 1980-an, namanya berganti menjadi Elmhurst dan resmi menjadi bagian dari City of Greater New York. Di awal abad 20, kawasan ini berkembang pesat dan mulai dihuni oleh banyak imigran.
Dibandingkan dengan kawasa lain di NYC seperti Brooklyn dan Manhattan, biaya hidup di Elmhurst jauh lebih terjangkau.
Komunitas Asia di Elmhurst

Kawasan Pecinan atau Chinatown di Elmhurst, Queens, NYC | WikimediaCommon/Jim.henderson
Populasi orang Asia di Elmhurst banyak didominasi dari Asia Timur. Bahkan, ada kawasan Pecinan atau biasa disebut Chinatown. Chinatown di Elmhurst adalah yang terbesar kedua di Queens.
Berbagai jenis bisnis ada si sini. Makanan-makanan khas masyarakat Asia lumrah ditemukan di kawasan Pecinan Elmhurst.
Selain itu, banyak juga toko-toko dan restoran dari Asia Tenggara. Banyak dari toko dan restoran itu yang dikelola oleh warga keturunan Tionghoa Malaysia, Tionghoa Singapura, Indonesia, Thailand, sampai Vietnam.
Menyadur dari sebuah tulisan bertajuk Indonesian Enclaves in New York: Blurring Territories di situs milik Columbia University, warga Indonesia di NYC sebagian besar tinggal di sekitar Elmhurst. Namun, sebenarnya populasi mereka relatif kecil jika dibandingkan dengan warga Asia Tenggara lainnya, sehingga hubungan komunitas orang-orang Indonesia cenderung lebih erat.
Orang Indonesia di New York bahkan menyebut Elmhurst sebagai “Kampung Indonesia”. Ada banyak makanan khas Indonesia yang bisa ditemukan di Elmhurst.
Di Elmhurst, seluruh warganya hidup dengan rukun, tak memandang ras maupun agama. Gereja, kuil, hingga masjid ada di sini.
Menariknya, karena jumlah komunitas Asia yang besar di daerah ini, ada tempat-tempat ibadah yang didirikan oleh warga Asia. Salah satu tempat ibadah yang didirikan oleh komunitas Asia adalah Wat Buddha Thai Rhavorn Vanaram. Tempat ini merupakan sebuah kuil Buddha yang kental dengan budaya Thailand.
Aroma Khas Asia Tenggara di Amerika Serikat
Rasanya tak sulit untuk menemukan cita rasa khas Asia di Elmhurst, karena banyak orang yang menjajakan makanan Asia di sana. Makanan Asia Timur, Asia Selatan, sampai Asia Tenggara, pelancong tinggal memilih ingin merasakan sajian yang mana.
Ada beberapa pilihan restoran Indonesia di sekitar Elmhurst, misalnya Sumatera Restaurant NYC, Awang Kitchen, dan Asian Taste 86. Restoran ini menjual makanan-makanan Indonesia dan banyak dikunjungi oleh warga lokal di NYC.
Komunitas Indonesia sendiri bisa dibilang cukup solid. Mereka sering berkumpul dan mengadakan bazar di sekitar Elmhurst untuk mempromosikan makanan Indonesia. Meskipun dibuat oleh komunitas Indonesia, tetapi pengunjung yang datang juga banyak yang berasal dari komunitas negara lain.
Mengutip dari akun Instagram New York Indonesian Food Bazaar yang dikelola oleh diaspora Indonesia di NYC, mereka tampak rajin membagikan foto-foto masakan Indonesia yang dijajakan di Negeri Paman Sam itu.
Panganan khas lokal, mulai dari sate, telur balado, mie ayam, sayur bambu muda, sampai jajanan tradisional seperti lemper, cenil, dan es dawet pun sering disajikan. Tak hanya itu, ada juga katering khusus yang menawarkan makanan dengan cita rasa yang autentik kepada diaspora Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News