paradoks optimisme survei gnfi ungkap gen z netral generasi tua justru paling percaya diri - News | Good News From Indonesia 2025

Paradoks Optimisme: Survei GNFI Ungkap Gen Z Netral, Generasi Tua Justru Paling Percaya Diri

Paradoks Optimisme: Survei GNFI Ungkap Gen Z Netral, Generasi Tua Justru Paling Percaya Diri
images info

Paradoks Optimisme: Survei GNFI Ungkap Gen Z Netral, Generasi Tua Justru Paling Percaya Diri


Good From Indonesia (GNFI) merilis hasil survei Indeks Optimisme 2025. Survei ini telah dilakukan beberapa kali, dengan survei sebelumnya dilaksanakan pada 2023.

Pada tahun ini terjadi penurunan indeks optimisme dari 7,77 yang merupakan kategori “optimis” pada 2023 menjadi 5,51 atau kategori “netral” di 2025. Survei ini juga memperlihatkan Gen Z sebagai generasi yang paling pesimis.

Pada kelompok usia 17-25 tahun paling pesimis (skor 5,45). Semakin bertambah usia semakin lebih optimis dengan kelompok 46-55 tahun mencapai skor 6,21.

Hal ini menjadi seperti anomali, di mana umumnya generasi yang lebih tua yang diasosiasikan realistis dan sudah lelah dalam menghadapi kenyataan ternyata justru lebih optimis.

Pembicara dalam acara Bangkit Fest, Alsi Mega Marsha Tengker atau Caca Tengker mengungkapkan alasan mengapa Gen Z banyak yang pesimis karena belum pernah melewati masa krisis. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang pernah melewati masa krisis.

“Sementara generasi setelahnya mereka lahir di tengah krisis dengan informasi beragam jadi belum tersiapkan,” ucap wanita yang merupakan Founder dari Amanasa Foundation dalam acara Bangkit Fest di Mangkuhulur Artotel Suites, Jakarta, Senin (17/11).

Caca menjelaskan setiap generasi akan mengalami kekhawatiran yang sama. Karena hal ini terkait dengan masa depan yang tidak bisa dikontrol oleh manusia.

Tetapi baginya hal yang terpenting adalah mempersiapkan anak-anak agar siap menghadapi masa depan. Sehingga bisa beradaptasi walau dengan kondisi yang paling terburuk.

“Kalau kita mikir 10 tahun lagi makin chaos, mungkin tapi ada kemungkinan lebih baik lagi,” jelasnya.

“Tapi sebagai orang tua aku mempersiapkan gimana caranya anak-anak ini bisa melewati kondisi apapun. Salah satunya menjadi lebih optimis dan beradaptasi,” tegasnya.

Mempersiapkan generasi optimis di masa depan

Hal yang lebih luas disampaikan oleh Andi Renreng, Marketing Director Xiaomi Indonesia ketika ditanya tentang rasa pesimis di Gen Z. Dia mengaku hal ini terjadi karena mininya kesempatan bagi anak-anak muda tersebut.

Karena itu, Andi berkeinginan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi Gen Z untuk berkembang. Sehingga di masa depan, anak-anaknya mendapatkan lingkungan yang lebih optimis.

“Kalau saya memberikan dampak yang berarti untuk generasi sekarang, berarti pada saat timing nya, anak saya akan merasakan hal yang pernah saya lakukan,” jelasnya.

Karena itu, pihak Xiaomi selalu menanamkan bahwa rasa optimis tidak hanya sebuah narasi. Tetapi sebagai strategi pemasaran untuk meraih hati anak-anak muda.

Dia menekankan rasa optimis itu selalu hadir ketika mereka membuat program hingga membangun ekosistem. Sehingga banyak menarik anak-anak muda untuk terlibat dalam setiap kegiatan.

Kita ingin mengajak anak muda untuk mengubah oportunity menjadi produktivitas dengan creativity,” jelasnya.

Menetapkan tujuan bukan hanya sebagai karyawan

Head of External and Digital Communication, Unilever Indonesia Adisty Nilasari menambahkan bahwa optimis itu merupakan skill yang perlu dilatih. Karena itu, pihak Unilever selalu menekankan kepada karyawannya agar mempunyai sebuah tujuan.

Baginya tujuan itu sangat penting bagi setiap manusia saat menghadapi sebuah krisis. Adisty meyakini dengan adanya tujuan itu setiap individu akan selalu punya rasa optimis.

“Jadi di dalam dilatih sebagai individu tidak hanya sebagai individu, tetapi bekerja sebagai manusia yang punya tujuan. Dan apakah itu sejalan dengan apa yang kita kerjakan. Dengan terus terusan diingatkan bahwa hidup itu ada tujuan nya. Jadi optimis itu akan tetap tumbuh,” ucapnya.

Karena itu Adisty tidak yakin Gen Z di Indonesia mayoritas merasakan pesimis. Karena dirinya melihat di berbagai daerah anak-anak muda mempunyai peran bagi masyarakat.

“Saya banyak ketemu anak-anak muda yg optimis. Di daerah punya gerakan mimpinya besar banget. Mungkin ada sebagian, tapi ruang buat anak muda lebih optimis itu besar sih,” jelasnya.

Karena itu, Adisty mengatakan Unilever Indonesia selalu memupuk rasa optimis kepada lingkungannya, baik karyawan hingga masyarakat sekitar. Baginya dampak yang diberikan Unilever harus bisa membangkitkan rasa optimis.

“Di perusahaan kita tekankan karyawan harus punya growth mindset. Pasti akan membuat orang-orang berpikir secara optimis. Karena kita selalu punya target. Perusahaan bisa mempunyai manfaat untuk masyarakat,” tegasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.