Terletak di Bandung, Taman RW 07 Kopo dulu hanya sebidang tanah seluas 84 meter persegi. Lokasinya berada di kawasan padat penduduk.
Sebelum direvitalisasi, area ini masuk kategori lost space. Istilah ini merujuk pada ruang kota yang tidak dimanfaatkan, tidak terawat, dan tidak memiliki fungsi sosial.
Lakuna Kota melihat potensi dari ruang yang terbengkalai tersebut. Mereka lantas menyulap tanah itu menjadi ruang komunal.
Pada 10 Oktober 2025, Lakuna Kota naik ke panggung dunia atas inisiasinya tersebut. Di Istanbul Fair Centre, Turki, mereka menerima penghargaan World Urban Parks (WUP) Awards 2025 untuk kategori Neighbourhood Park.

Perwakilan Lakuna Kota menerima penghargaan World Urban Parks 2025 di Istanbul Fair Centre
Penghargaan tersebut diserahkan langsung kepada Abhi Kurniawan, Wardatut Toyyibah, dan Agam Putra Perdana sebagai perwakilan Lakuna Kota. Lakuna Kota adalah komunitas yang diinisiasi mahasiswa Magister Rancang Kota Institut Teknologi Bandung (ITB).
Apa Itu World Urban Parks Awards?
World Urban Parks (WUP) Awards adalah ajang penghargaan internasional untuk pengelolaan taman dan ruang terbuka publik. Penghargaan ini melibatkan partisipasi dari lima benua, mulai dari Afrika, Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan.
Ada beberapa kategori dalam penghargaan ini, di antaranya: Leading Parks Organization, Neighborhood Parks, Outstanding New Park Project, Young Park Leader, Distinguished Individual, dan ILUP Awards.
Kopo Neighborhood Park meraih penghargaan kategori Neighbourhood Park bersama dengan People's Park of Guangzhou(China) dan 1000 Re-SCENES, Senri Central Park Revitalization Project (Jepang).
Menurut keterangan resmi WUP, kategori Neighbourhood Park diberikan untuk proyek taman skala kecil dengan luas kurang dari 10 hektare, tetapi membawa dampak signifikan bagi masyarakat sekitar. Beberapa aspek yang menjadi penilaian adalah desain inklusif, responsif terhadap lingkungan, serta manajemen ruang yang inovatif.
Transformasi Taman Kopo: Dari Lost Space ke Ruang Hidup
Proyek ini berangkat dari program S²Cities (Safe & Sound Cities) 2023/2024. Program ini merupakan sebuah inisiatif global yang mendukung anak muda menciptakan ruang kota yang lebih aman dan inklusif.
Lakuna Kota bersama warga RW 07 Kopo memulai proses revitalisasi ruang dengan melibatkan partisipasi warga. Mereka menerapkan participatory design charrette, placemaking, dan tactical urbanism.
Participatory design charrette merupakan loka karya desain yang melibatkan berbagai pihak, termasuk warga, komunitas lokal, pemuda, ahli, hingga pemangku kepentingan untuk bersama-sama merancang sebuah ruang atau proyek dalam waktu singkat. Masyarakat ikut menggambar, memberi masukan, dan menentukan fungsi ruang.
Kemudian, Lakuna Kota menggunakan placemaking, yakni pendekatan untuk membangun ruang publik yang memiliki makna sosial. Setiap elemen taman dirumuskan berdasasrkan kebutuhan warga.
Selain itu, Lakuna Kota juga menerapkan tactical urbanism, yakni intervensi cepat, murah, dan fleksibel. Misalnya menggunakan material sederhana untuk menguji fungsi ruang sebelum dibangun permanen.
“Bagi kami, penghargaan ini bukan soal pencapaian semata, melainkan bukti bahwa sebuah upaya kecil di tingkat komunitas dapat diakui di tingkat global. Kami merasa bersyukur karena proses revitalisasi Taman Kopo, yang dilakukan bersama warga, pemuda lokal, anak-anak dan banyak pihak, dilihat sebagai contoh baik bagaimana ruang publik dapat dibangun melalui partisipasi,” kata Abhi Kurniawan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News