Presiden Prabowo Subianto masuk ke dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Data tersebut diterbitkan dalam sebuah buku elektronik bertajuk The Muslim 500: The World’s 500 Most Influential Muslims 2026 terbitan The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC)—badan penelitian independen yang berafiliasi dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought di Yordania.
Dalam daftar tersebut, RISSC menyebut bahwa ulama dan pemimpin negara banyak mendominasi daftar 50 teratas, termasuk salah satunya Prabowo. Prabowo berada di urutan ke-15, emnjadikannya salah satu tokoh pemimpin Muslim yang disegani dunia.
Selain Prabowo, ada tokoh lain asal Indonesia yang juga masuk daftar, yaitu Yahya Cholil Staquf dan Habib Luthfi bin Yahya. Masing-masing berada di urutan ke-19 dan ke-31. Keduanya berada dalam kategori Ulama, Pejabat Urusan Keagamaan, dan Penceramah.
Apa Itu Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia?
The Muslim 500 merupakan publikasi tahunan yang pertama kali terbit pada 2009. Publikasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi 500 orang Muslim di seluruh dunia yang dianggap berpengaruh, baik di bidang agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.
RISSC mengklaim, seluruh orang yang masuk dalam daftar merupakan pengakuan bahwa orang tersebut memiliki dampak (baik positif maupun negatif) yang signifikan di dunia Islam maupun dunia secara umum. Artinya, mereka yang masuk daftar bukan “hanya” dilihat dari agama saja, tetapi juga politik, sosial, dan sebagainya.
Terdapat 13 kategori yang dibuat RISSC dalam merumuskan 500 nama tokoh Muslim terbaik, yakni cendekiawan/ulama, politisi (termasuk pemimpin negara), pejabat yang mengurusi bagian keagamaan, penceramah, tokoh kemanusiaan/filantropis, Muslim yang berkontribusi di bidang sains dan teknologi, seniman, Qori (ahli tilawah Al-Qur’an), media, pemengaruh, dan golongan ekstrimis.
Seluruh nama diambil dari negara-negara di seluruh benua. Proses penentuannya melibatkan metrik sosial, opini publik, dan penilaian pakar.
Prabowo di Tengah Deretan Pemimpin Muslim Berpengaruh di Dunia
Prabowo bersanding dengan nama besar lainnya, seperti Skeikh Tamim bin Hamad Al-Thani (Emir Qatar), Raja Abdullah II (Raja Yordania), Recep Tayyip Erdogan (Presiden Turki), sampai Anwar Ibrahim (Perdana Menteri Malaysia). Ada juga jajaran cendekiawan termashyur, seperti Sheikh Muhammad Taqi Ustmani asal Pakistan dan Sheikh Salman Al-Ouda dari Arab Saudi.
Dalam tulisannya, RISSC menuliskan jika Prabowo adalah seorang figur nasionalis yang menonjolkan pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan kebijakan luar negeri yang berani. Lebih lanjut, kebijakan dalam dan luar negeri di era Prabowo disebut akan membawa Indonesia ke arah yang baru serta memengaruhi posisi Indonesia di Asia Tenggara dan dunia.
“Sebagai presiden baru, Prabowo menghadapi tugas besar: menyatukan bangsa yang beragam sekaligus mewujudkan janji pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan,” tulis RISSC.
Lembaga ini juga menyoroti reshuffle kabinet besar-besaran yang dilakukan Prabowo pada September 2025 lalu. Menariknya, RISSC turut menuliskan sedikit rekam jejak kontroversi Prabowo semasa ia masih berdinas di militer, seperti tragedi Timor Timur dan kasus penculikan aktivis 1998—yang juga dituliskan bahwa Prabowo membantah segala tuduhan tersebut.
Sebagai figur publik yang kerap menjadi sorotan, Indonesia di bawah komando Prabowo sering menggaungkan dukungannya pada Palestina. Pemerintah mengecam keras tindakan Israel dan mendukung penuh gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), termasuk dengan menyerahkan opini hukum resmi yang memperkuat argumen tersebut.
Kawan GNFI, selama setahun masa jabatannya, Prabowo memang sering menunjukkan dukungannya pada Palestina. Bahkan, di forum besar seperti Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar September 2025 lalu, Prabowo sempat menyinggung kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza.
Tak hanya itu, Indonesia pun ikut bergabung dalam sebuah konferensi yang diprakarsai oleh Prancis dan Arab Saudi sebagai negara mitra yang mendorong terwujudnya implementasi two-state solution. Deklarasi itu kemudian diadopsi oleh PBB dengan 142 negara yang menyetujuinya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News