Kawan GNFI, terong ungu sering kita lihat di pasar. Warnanya gelap dan kulitnya mengkilap. Banyak orang mungkin bertanya, dari mana warna dan kilau itu berasal? Ternyata, ini terjadi secara alami, lho!
Warna ungu pada terong muncul karena pigmen alami bernama antosianin. Pigmen ini juga ada di anggur, blueberry, dan kol ungu. Pada terong, pigmen yang paling banyak adalah nasunin. Nasunin membuat kulit terong berwarna ungu tua.
Antosianin tidak hanya memberi warna. Pigmen ini juga melindungi terong dari panas matahari. Terong yang mendapat cukup cahaya biasanya berwarna lebih gelap. Pigmen ini bersifat antioksidan, yang mana membantu melindungi sel dari kerusakan dan stres oksidatif.
Kulit terong terlihat mengkilap karena lapisan lilin alami yang disebut cuticular wax. Lapisan ini terbentuk saat terong masih di pohon. Fungsinya menjaga kulit tetap lembap dan melindungi dari goresan. Lapisan lilin memantulkan cahaya, sehingga kulit terong tampak mengkilap.
Kulit terong memiliki lapisan lilin alami yang menjaga kesegarannya setelah dipetik. Terong yang jarang tergesek tetap mengkilap, sedangkan kulit yang tergores membuat lapisan lilin berkurang. Terong yang baru dipetik biasanya paling mengkilap.
Lingkungan juga memengaruhi warna terong, seperti jenis tanah, cahaya, dan varietas menentukan seberapa gelap warna terong. Penelitian oleh Jiang et al. (2016) dalam Plant Science Journal, menunjukkan bahwa cahaya matahari adalah faktor utama pembentukan antosianin.
Terong yang ditanam di tempat yang agak teduh biasanya warnanya lebih pucat dibanding terong yang mendapat sinar matahari cukup.
Kulit terong juga halus karena tersusun dari sel-sel yang rapat, yang melindungi bagian dalam buah dari benturan. Struktur kulit ini juga membantu mencegah kehilangan air, sehingga daging terong tetap lembap.
Nah Kawan GNFI, terong tidak hanya berwarna ungu, ada juga yang putih, hijau, kuning, dan ungu muda. Perbedaan warna ini dikarenakan jenis dan jumlah pigmen di kulitnya. Terong ungu tetap populer karena warnanya gelap dan mudah dikenali.
Selain warna, rasanya juga unik. Terong memiliki rasa sedikit pahit dan tekstur lembut. Beberapa senyawa alami dalam terong, seperti senyawa fenolik, dapat memengaruhi rasa ini.
Pigmen antosianin pada beberapa varietas juga bisa memberi rasa sedikit sepat. Dengan kata lain, warna dan rasa sayuran tersebut saling terkait karena keduanya dipengaruhi oleh senyawa alami dalam kulit dan daging buah.
Terong bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung antosianin, terutama nasunin, yang bersifat antioksidan. Antioksidan dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Penelitian oleh Casati et al. (2016) dalam Journal of Functional Foods, menunjukkan bahwa nasunin bisa mengikat zat besi berlebih dalam tubuh. Semakin gelap warna terong, maka semakin tinggi kandungan antosianinnya.
Selain itu, pigmen alami dan lapisan lilin pada kulit terong dapat menjaga kualitas buah. Artinya, kulit terong yang ungu dan mengkilap tidak hanya menarik, tetapi juga menandakan bahwa kualitas terong baik.
Varietas dan cara menanam terong memengaruhi rasanya. Terong yang tumbuh dengan sinar matahari cukup biasanya sedikit manis.
Rasa pahit muncul jika tanaman stres atau buah terlalu matang, sedangkan terong yang tumbuh di tempat teduh biasanya lebih lembek dan rasanya lebih pahit atau hambar.
Kawan GNFI, terong ungu ternyata lebih dari sekadar sayuran, lho! Warna ungu pekat dan kulitnya yang mengkilap bukan cuma buat menarik, tetapi juga menandakan bahwa buahnya segar. Kalau Kawan GNFI pilih terong yang kulitnya mengkilap dan warnanya gelap, berarti buahnya segar dan bagus untuk tubuh!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News