menjemput senja di atas ombak pantai walakiri - News | Good News From Indonesia 2025

Menjemput Senja di Atas Ombak Pantai Walakiri

Menjemput Senja di Atas Ombak Pantai Walakiri
images info

Menjemput Senja di Atas Ombak Pantai Walakiri


Di antara sejumlah destinasi wisata yang ada di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Pantai Walakiri jadi salah satu primadona. 

Pantai ini menawarkan sebuah pengalaman menikmati senja yang tidak biasa, di mana siluet pohon-pohon bakau melengkung terjalin dengan warna langit dan pantulan air laut. 

Akses Menuju Pantai Walakiri

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Timur, Pantai Walakiri terletak di Desa Walakiri, Kecamatan Pandawai. Lokasi ini berada di pesisir timur Pulau Sumba, menghadap langsung ke Selat Sumba. Jaraknya relatif dekat dari ibu kota kabupaten, Waingapu. 

Dari pusat Kota Waingapu, perjalanan darat menuju Pantai Walakiri memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit, dengan jarak tempuh kurang lebih 20 kilometer. Kondisi jalan mayoritas sudah beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. 

Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan khas Sumba yang berupa padang savana dan hamparan pohon lontar. Sesampainya di lokasi, terdapat area parkir yang cukup luas dan tersedia pula warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan.

Waktu Terbaik Mengunjungi Pantai Walakiri

Pantai Walakiri dapat dikunjungi sepanjang tahun. Namun, untuk mengalami momen paling ikonik dari pantai ini, waktu kunjungan perlu diperhitungkan dengan cermat. Daya tarik utama Pantai Walakiri adalah fenomena sunset atau matahari terbenam. 

Oleh karena itu, waktu terbaik untuk tiba di lokasi adalah pada sore hari, antara pukul 16.00 dan 17.00 waktu setempat, tergantung musim. Pada jam-jam ini, cahaya matahari sore mulai melunak, menciptakan kondisi cahaya yang ideal untuk fotografi.

Secara musiman, periode musim kemarau, yang berlangsung dari April hingga November, umumnya menjadi waktu yang paling disarankan. Pada musim ini, langit cenderung lebih bersih dari awan tebal, sehingga peluang untuk menyaksikan sunset yang jernih dan spektakuler lebih besar. 

Meskipun demikian, bahkan pada musim penghujan, terkadang masih dapat dijumpai momen sunset yang dramatis di sela-sela awan mendung. Penting untuk memantau prakiraan cuaca setempat sebelum berkunjung.

baca juga

Pesona Pantai Walakiri

Pesona Pantai Walakiri tidak terletak pada pasir putih yang luas atau ombak besar untuk berselancar, melainkan pada sebuah pemandangan alam yang langka dan artistik. Pantai ini memiliki garis pantai yang landai dengan air laut yang tenang. Saat air laut surut, terbentuklah dataran luas yang memantulkan cahaya langit seperti sebuah cermin raksasa. 

Elemen paling mencolok adalah keberadaan ratusan pohon palem (nyiur) yang tumbuh di sepanjang pantai. Banyak dari pohon-pohon ini yang tumbuh dengan batang melengkung dan tidak terlalu tinggi, membentuk siluet yang unik.

Kombinasi dari pantulan air laut, siluet pohon palem yang dramatis, dan langit senja yang berwarna-warni menciptakan sebuah pemandangan yang sangat fotogenik. Fenomena alam inilah yang menjadi magnet utama Pantai Walakiri. 

Pengunjung dapat berjalan-jalan di atas pasir, menyusuri bibir pantai, atau bahkan berdiri di atas air yang dangkal untuk mengabadikan momen tersebut. Saat air surut, beberapa penduduk setempat terkadang menawarkan jasa untuk berfoto dengan perahu tradisional yang ditambatkan di pantai, menambah elemen budaya dalam komposisi foto.

Selain menikmati sunset, pengunjung dapat sekadar duduk di warung-warung tepi pantai sambil menikmati kelapa muda atau makanan ringan. Suasana di Pantai Walakiri cenderung tenang dan damai, cocok untuk melepas penat. 

Meskipun airnya tenang, berenang tidak selalu disarankan mengingat dasar perairannya yang merupakan lumpur dan terdapatnya biota laut seperti ubur-ubur pada waktu-waktu tertentu.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.