injourney bangun narasi positif untuk angkat wisata indonesia ke panggung dunia - News | Good News From Indonesia 2025

InJourney Bangun Narasi Positif untuk Angkat Wisata Indonesia ke Panggung Dunia

InJourney Bangun Narasi Positif untuk Angkat Wisata Indonesia ke Panggung Dunia
images info

InJourney Bangun Narasi Positif untuk Angkat Wisata Indonesia ke Panggung Dunia


Indonesia memiliki kekayaan budaya, kreativitas, dan keramahtamahan yang diakui dunia. Namun potensi besar itu belum sepenuhnya terangkat menjadi cerita global. Hal ini mengemuka dalam sebuah forum diskusi yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bertajuk “From Local Heroes to Global Stories: Indonesia's Best Practices in Positive Storytelling” yang digelar di CGN Hall Kuningan, Selasa (2/12/2025).

Dalam acara tersebut, Yudhistira Setiawan, selaku SVP Corporate Secretary InJourney, menjelaskan bagaimana strategi narasi positif dapat membawa potensi lokal Indonesia menuju panggung internasional.

Melalui serangkaian contoh konkret, Yudhistira menunjukkan bahwa penguatan storytelling bukan sekadar strategi komunikasi, tetapi juga pondasi transformasi pariwisata dan ekosistem aviasi Indonesia.

Mengapa Indonesia Hebat, tetapi Belum Mendunia?

Dalam paparannya, Yudhistira membuka diskusi dengan menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang dikaruniai warisan luar biasa, dari kekayaan alam hingga keberagaman budaya. Indonesia memiliki kehangatan masyarakat, kreativitas yang mengakar, serta destinasi kelas dunia lebih banyak dibanding negara lain di Asia Tenggara.

Namun ironi terjadi ketika angka kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan Indonesia berada di posisi kelima di ASEAN. Bahkan, Indonesia kini berada di bawah Vietnam yang aset wisatanya tidak sebanyak Indonesia.

“Ini tantangan kita bersama. Kita punya aset luar biasa, tapi belum mampu menggaungkan ceritanya secara global. Banyak kekuatan lokal yang belum terkelola menjadi narasi positif,” ujar Yudhistira.

baca juga

Ia menegaskan bahwa gap terbesar Indonesia bukan pada aset fisik, tetapi padakemampuan mengemas cerita. Ketika aset luar biasa tidak dibungkus dengan narasi kuat, dunia pun tak dapat memahami keistimewaannya.

Marketing Berubah, dari Promosi ke Membangun Emosi

Yudhistira menjelaskan bahwa tren pemasaran global telah berubah drastis. Marketing bukan lagi sekadar promosi, melainkan membangun hubungan emosional antara destinasi dengan audiens.

Storytelling itu membuat orang merasa terkoneksi bahkan sebelum mereka datang. Kita tidak sekadar menjual lokasi. Kita membangun arti, makna, dan pengalaman,” jelasnya.

Setiap destinasi seharusnya tidak hanya dilihat sebagai tempat, melainkan sebagai ruang pengalaman emosional. Hal inilah yang di dunia pariwisata disebut experience driven marketing.

Tiga Pilar Utama Storytelling Marketing InJourney

Untuk mengangkat cerita lokal menjadi narasi global, InJourney menerapkan tiga pilar utama:

1. Authenticity

Keaslian adalah kunci agar cerita menyentuh audiens. Ia mencontohkan legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan yang dikenal luas di Indonesia, tetapi tidak cukup bergema ke mancanegara.

“Bukan karena ceritanya tidak menarik. Tetapi karena belum kita kemas dengan bahasa universal yang bisa dipahami dunia,” ujarnya.

Menurutnya, tugas pelaku industri pariwisata termasuk InJourney adalah menyalakan kembali cerita autentik Indonesia dan mengemasnya dengan cara yang relevan bagi dunia modern.

2. Experience Driven

Yudhistira menekankan bahwa transformasi yang dilakukan InJourney pada bandara-bandara Indonesia mencerminkan cara pandang baru: bandara bukan lagi sekadar terminal, melainkan destinasi pertama yang memberi kesan mendalam.

Contohnya sederhana tetapi berdampak seperti transformasitoilet bandara agar bersih, harum, dan mencerminkan budaya ramah Indonesia. “Toilet adalah wajah bangsa,” katanya.

Keberhasilan menciptakan pengalaman positif sejak langkah pertama wisatawan masuk ke Indonesia adalah bentuk storytelling yang tidak menggunakan kata-kata, tetapi pengalaman nyata.

3. Consistency Across Touchpoints

Storytelling tidak berhenti pada satu titik. Mulai dari bandara, perjalanan menuju destinasi, konten yang diunggah wisatawan, pengalaman kuliner, hingga mereka kembali ke negaranya semua adalah rangkaian cerita.

“Kita ingin wisatawan pulang dan bercerita dengan bangga. Itu narasi positif yang menyebar secara organik,” jelas Yudhistira.

baca juga

InJourney, Membangun Ekosistem Pariwisata dan Aviasi dari Hulu ke Hilir

Didirikan pada 2022 dan akan memasuki usia empat tahun pada Januari 2026, InJourney dibentuk untuk menjadi lokomotif kebangkitan pariwisata pascapandemi. Dua sektor paling terdampak pandemi adalah pariwisata dan aviasi, dua sektor yang menjadi fokus utama InJourney.

Yudhistira mengungkapkan betapa beratnya situasi pada 2020, ketika hotel-hotel tutup dan penerbangan berhenti beroperasi. Ia bahkan membagikan pengalaman pribadi saat menginap di sebuah hotel di Nusa Dua yang okupansinya hanya satu orang: dirinya sendiri.

“Kondisi itu menjadi pengingat bahwa kita harus membangun ulang ekosistem ini dari nol,” ujarnya.

Menjadikan Bisnis sebagai Panggung Cerita

Yudhistira kemudian menyoroti bagaimana berbagai destinasi Indonesia tengah diposisikan ulang melalui narasi yang kuat. Ia menyampaikan beberapa contoh:

Sanur: Pusat Kesehatan Kelas Dunia

Kawasan Sanur sedang dikembangkan menjadi destinasi kesehatan bertaraf internasional. Alasan utamanya sederhana: setiap tahun masyarakat Indonesia menghabiskan sekitar 90 triliun rupiah untuk berobat ke luar negeri.

“Kita ingin itu dihentikan. Dengan hadirnya KEK Sanur, masyarakat bisa mendapatkan layanan medis, mulai dari check up hingga stem cell tanpa harus ke luar negeri,” jelasnya.

Borobudur: Pusat Spiritualitas Dunia

Borobudur kini tidak lagi hanya dikenali sebagai candi bersejarah, tetapi diposisikan ulang sebagai pusat wisata spiritual Buddhis di dunia. Melalui penguatan narasi dan perayaan Waisak yang dikemas menarik, Borobudur berhasil menarik100 ribu pengunjung dalam satu hari.

“Ini bukti bahwa cerita yang dirancang dengan baik bisa menarik perhatian dunia,” katanya.

Mandalika: Sportstainment dan Otomotif Dunia

Mandalika dibangun sebagai destinasi sportstainment, tidak hanya untuk balapan dunia tetapi juga berbagai atraksi otomotif dan water sport. Yudhistira menekankan bahwa Mandalika memiliki potensi besar menjadi pusat event global jika narasi positifnya terus diperkuat.

baca juga

Mengundang Publik menjadi Bagian dari Storyteller

Di tengah banjir konten negatif dan debat antarwarganet, Yudhistira mengajak masyarakat menjadi bagian dari penyebar narasi positif.

“Banyak cerita positif Indonesia yang menunggu untuk diangkat. Tidak hanya InJourney yang perlu melakukannya: Komunitas, kreator, dan publik pun punya peran penting,” ujarnya.

Ia berharap semakin banyak orang tergerak untuk menceritakan kisah Indonesia secara kreatif, informatif, dan inspiratif. Dari sinilah narasi besar Indonesia dapat terbentuk secara kolektif.

“Target kita realistis saja dulu, kalahkan Malaysia dan Vietnam dulu. Setelah itu baru Singapura dan Thailand,” candanya, disambut tawa peserta acara.

Acara yang berlangsung di CGN Hall Kuningan ditutup dengan pesan kuat: bahwa Indonesia tidak kekurangan keindahan, talenta, maupun cerita. Yang dibutuhkan adalah kemauan kolektif untuk mengemasnya menjadi narasi positif yang konsisten dan autentik.

Dengan strategi storytelling yang tepat, destinasi Indonesia dapat berdiri sejajar dengan destinasi dunia lainnya. InJourney berharap semakin banyak pihak yang terlibat dalam misi ini sehingga cerita lokal Indonesia dapat menginspirasi dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Saddam Amtael Soerawijaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Saddam Amtael Soerawijaya.

MS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.