buronan internasional jadi peramu kopi liku hidup umar patek - News | Good News From Indonesia 2025

Buronan Internasional Jadi Peramu Kopi: Liku Hidup Umar Patek

Buronan Internasional Jadi Peramu Kopi: Liku Hidup Umar Patek
images info

Buronan Internasional Jadi Peramu Kopi: Liku Hidup Umar Patek


“Dulu aku dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, tapi kini aku memilih jalan lain. Meramu rasa, menyeduh damai,” katanya saat launching Ramu Kopi.

Ramu Kopi resmi diluncurkan pada Selasa, 3 Juni 2025 malam. Acara itu menghadirkan banyak orang, termasuk Komjen Pol Marthinus Hukom, mantan Kepala Densus 88.

Di sinilah cerita dan lembaran baru Umar Patek dimulai. Seseorang yang dulunya meramu bom, kini meracik kopi.

baca juga

Nama “Ramu” sendiri merupakan permainan kata yang berasal dari kata “Umar”. 

“Ramu, kalau dibalik itu Umar. Ini bukan sekedar kopi, ini tentang perubahan memilih hidup baru,” katanya. 

Perjalanan Umar Patek membuka kedai kopi berawal dari tawaran drg. David Andreasmito, pemilik Hedon Estate. David melihat Umar sering membuat kopi untuk staf selama Umar bekerja serabutan di tempat itu. David pun melihat potensi setelah mencicipi kopi buatan Umar.

“drg. David menawarkan kamu jual kopi seperti ini ke kafe saya,” jelas Umar.

baca juga

Saat ini, Ramu Kopi belum punya gerai sendiri. Ramu Kopi masih dijual di lingkungan Hedon Estate. 

Selain menyeduh kopi, Umar Patek juga menjual biji kopi. Ia menjual Kopi Ramu Signature Arabika Robusta dan Kopi Ramu Rempah dengan harga Rp100—Rp150 ribu untuk ukuran 200 gram.

baca juga

Siapa Umar Patek?

Umar Patek lahir 20 Juli 1966 di Pemalang, Jawa Tengah. Nama aslinya adalah Hisyam Bin Alizein. Namanya mencuat setelah peristiwa Bom Bali 2002. Dalam catatan Ditjen PAS, ia disebut sebagai asisten koordinator lapangan dalam serangan itu.

Sejak saat itu, ia menjadi salah satu buronan paling dicari di Asia. Pemerintah Amerika Serikat bahkan memasukkan namanya dalam daftar teroris berbahaya dan mengumumkan hadiah US$1 juta bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi akurat tentang keberadaannya (Ditjen PAS, 2008). Selama bertahun-tahun, jejaknya tidak terdeteksi di kawasan Filipina Selatan dan Pakistan.

Pengejaran itu berakhir pada Januari 2011, ketika aparat keamanan Pakistan menangkapnya di Abbottabad, kota kecil yang pada tahun yang sama juga menjadi lokasi tewasnya Osama bin Laden. Penangkapan itu segera diumumkan ke publik internasional dan menjadi salah satu perkembangan penting dalam perang global melawan terorisme saat itu.

baca juga

Setahun kemudian, setelah proses ekstradisi dan persidangan, Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Umar Patek. Ia dinyatakan terbukti terlibat dalam dua aksi teror besar di Indonesia: Bom Natal 2000 dan Bom Bali 2002.

Pada 2015, dari dalam lembaga pemasyarakatan, Umar Patek mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini menjadi salah satu tahap penting dalam program deradikalisasi pemerintah.

Tujuh tahun setelah itu, tepatnya 7 Desember 2022, ia mendapat pembebasan bersyarat. Statusnya menjadi klien pemasyarakatan hingga 2030, yang berarti perilakunya masih harus dipantau dan dilaporkan secara rutin.

Di titik inilah babak baru hidupnya dimulai. Masa bebas bersyarat tersebut menjadi jalan yang membawa Umar Patek pada usaha barunya, yakni Ramu Kopi, brand kopi yang ia luncurkan pada 3 Juni 2025.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.