Bunga kenanga adalah tanaman berbunga yang memiliki nama ilmiah Cananga odorata. Di berbagai daerah di Indonesia, bunga ini dikenal dengan berbagai sebutan, seperti kananga (Sunda), wangsa (Jawa), dan selanga (Makassar).
Kenanga termasuk dalam famili Annonaceae dan tumbuh baik di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Bunga ini telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, tidak hanya sebagai penghias lingkungan tetapi juga dalam berbagai tradisi, ritual, dan kegiatan ekonomi.
Dua Varietas Tanaman Kenanga
Tanaman kenanga umumnya tumbuh dalam dua bentuk utama, yakni pohon dan perdu. Kenanga pohon (Cananga odorata var. macrophylla) dapat mencapai ketinggian 10 hingga 30 meter, dengan batang yang lurus dan kayu yang lunak. Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung runcing, berwarna hijau mengilap, dan tersusun secara berselang-seling.
Sementara itu, varietas perdu (Cananga odorata var. fruticosa) memiliki tinggi yang lebih rendah, biasanya tidak lebih dari 3 meter, dan lebih mudah ditanam serta dipanen, sehingga semakin banyak dibudidayakan.
Bunga kenanga tumbuh menggantung di ketiak daun. Bunganya terdiri dari enam helai mahkota yang memanjang dan berkerut, biasanya berwarna hijau kekuningan saat muda dan berubah menjadi kuning cerah ketika matang. Ciri paling khas dari bunga kenanga adalah aromanya yang harum, kuat, dan bertahan lama.
Aroma ini berasal dari kandungan minyak atsiri yang tinggi di dalam kelopak bunganya. Bunga ini umumnya mekar sepanjang tahun, dengan puncak produksi yang dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perawatan.
Permintaan yang Naik Jelang Ramadan
Menyambut datangnya bulan suci Ramadan yang kurang dari tiga bulan lagi, tradisi ziarah kubur mulai dilakukan sebagian masyarakat. Momentum keagamaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para petani, khususnya di wilayah penghasil seperti Gresik, Jawa Timur.
Bunga kenanga merupakan salah satu komoditas bunga tabur yang permintaannya meningkat secara signifikan pada periode jelang dan selama Ramadan. Di berbagai kawasan persawahan dan lahan milik warga di Gresik, pohon kenanga tumbuh subur dan menjadi sumber pendapatan tambahan yang penting.
Sejumlah petani setempat mengaku, “Pendapatan dari bunga kenanga sangat membantu selain dari hasil bertani.” Aktivitas panen dan penjualan bunga ini menjadi pendongkrak ekonomi keluarga di pedesaan, terutama di luar musim panen padi.
Wanginya Bantu Meredakan Stres
Peneliti dari IPB University, Prof. Ani Kurniawati, menjelaskan bahwa pemanfaatan bunga kenanga sangat luas dan telah berlangsung lama. “Bunga kenanga telah lama dikenal masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Bunga ini umum dimanfaatkan sebagai bunga tabur, ritual keagamaan atau budaya, serta sebagai bahan baku minyak atsiri,” katanya.
Tak cuma tradisi, bunga kenanga memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat. Prof. Ani menambahkan, “Bunga kenanga juga memiliki manfaat kesehatan seperti antijamur, antibakteri, serta membantu meredakan stres.”
Minyak atsiri kenanga, yang diperoleh melalui proses penyulingan uap, menjadi komoditas bernilai tinggi. Minyak ini banyak digunakan dalam industri wewangian (parfum), aromaterapi, dan farmasi.
Selain itu, ekstrak kenanga banyak dijadikan bahan dalam produk perawatan kulit dan kecantikan karena khasiatnya untuk kesehatan kulit dan kulit kepala. Permintaan dari industri kosmetik dan wellness global turut mendorong peningkatan kebutuhan akan bahan baku bunga kenanga yang berkualitas.
Perlu Penerapan SOP Budidaya
Meski permintaan tinggi, Prof. Ani menyebut masih terdapat tantangan dalam budidaya kenanga. Tantangan utama adalah belum sepenuhnya diterapkannya standar operasional prosedur (SOP) budidaya yang baik oleh sebagian petani, yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil.
Proses pemanenan pada kenanga pohon tradisional juga menjadi hambatan karena memerlukan pemanjatan pohon yang tinggi, yang berisiko dan kurang efisien.
Untuk mengatasi hal tersebut, kini telah dikembangkan dan disebarluaskan budidaya jenis kenanga perdu. Kenanga perdu lebih pendek, lebih mudah dipanen, dan masa tunggu berbuahnya relatif lebih singkat. Budidaya jenis ini telah tersebar di berbagai sentra produksi seperti Blitar, Pasuruan, dan Gresik di Jawa Timur, serta Cirebon di Jawa Barat.
Dalam budidayanya, kenanga pohon dan kenanga perdu memiliki karakter berbeda. Kenanga pohon menghasilkan bunga berhelai lebih besar dan masih banyak dimanfaatkan untuk bunga tabur dan penyulingan skala tertentu.
Sementara itu, produksi kenanga perdu sangat dipengaruhi oleh jumlah cabang produktif, sehingga teknik pemangkasan pucuk menjadi faktor kunci dalam meningkatkan hasil panen.
Potensi Pemanfaatan Bunga Kenanga
Pengembangan budi daya dan pemanfaatan bunga kenanga terus didorong oleh berbagai pihak, termasuk akademisi dan pemerintah daerah, untuk memastikan kualitas bunga serta minyak atsiri yang dihasilkan tetap terjaga dan memenuhi standar pasar.
Jawa pernah dikenal sebagai penghasil utama minyak kenanga dunia, dengan Pasuruan sebagai salah satu sentra historisnya. Revitalisasi potensi ini memerlukan pendekatan yang terintegrasi, mulai dari pembinaan petani, penerapan SOP, pengembangan teknologi penyulingan, hingga pemasaran.
Dengan meningkatnya aktivitas ziarah jelang Ramadan, para petani di sentra-sentra seperti Gresik berharap gelombang kenaikan permintaan ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
Bunga kenanga bukan sekadar komoditas musiman, tetapi merupakan aset budaya dan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang lebih modern dan profesional, kenanga memiliki peluang besar untuk kembali bersinar tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga di dunia sebagai penghasil minyak atsiri dan bahan baku industri yang bernilai tinggi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
