hanya hewan bukan manusia apa pentingnya kesejahteraan hewan - News | Good News From Indonesia 2025

Urgensi Kesejahteraan Hewan, Mengapa Penting?

Urgensi Kesejahteraan Hewan, Mengapa Penting?
images info

Urgensi Kesejahteraan Hewan, Mengapa Penting?


Saat ini, kita banyak menemui kasus kekerasan kepada hewan. Namun, sebagai makhluk yang lemah dan tidak punya kuasa seperti manusia, apakah hal tersebut merupakan tindakan yang benar?

Masih ingatkah Kawan GNFI pada tahun 2019, di mana pandemi COVID-19 merebak. Wabah tersebut disebut-sebut disebabkan oleh manusia yang mengonsumsi hewan yang seharusnya tidak dimakan.

Pada akhirnya, hampir seluruh manusia terkena dampak akan hal ini, mencakup perekonomian, kehilangan anggota keluarga, pendidikan, dan seluruh aspek pembangunan.

Tentu saja, kejadian atau musibah ini merupakan duka yang mendalam untuk kita semua. Namun, apakah kita akan mengulangi hal yang sama lagi?

Pasar Tomohon menjadi salah satunya. Pasar budaya ini berada di Kota Tomohon, Sumatra Utara, memiliki area pasar yang tidak biasa dengan menjual daging atau hewan untuk dikonsumsi seperti ular, kelelawar, tikus pohon (tikus hutan).

Tentu saja, banyak perdebatan antara masyarakat pro dan masyarakat yang kontra akan masalah ini. Masyarakat lokal yang memiliki budaya mengonsumsi daging “ekstrem” dari lama dan merupakan sumber pendapatan tidak setuju akan isu penutupan pasar ini.

baca juga

Namun, terdapat pula masyarakat yang tidak setuju dengan kebiasaan ini. Meskipun pemerintah setempat telah memberikan peraturan tentang pengawasan pengolahan atau penyembelihan hewan. Namun, masyarakat tetap di bawah bayang-bayang rasa khawatir berpacu pada “pengolahan” daging ekstrem sebelumnya yang dianggap kejam dan beredar di media sosial.

Dilansir dari CNN Indonesia (2023), telah diberlakukannya aturan yang melarang menjual daging kucing dan anjing di pasar tersebut pada tahun 2023.

Selain mengenai masalah kesejahteraan hewan di Pasar Tomohon, terdapat masalah sebagai berikut:

  1. Penyiksaan hewan liar maupun hewan peliharaan
  2. Hewan yang tidak terawat atau kekurangan gizi
  3. Hewan pekerja yang dipaksa terus bekerja
  4. Hewan yang berada di tempat wisata kurus dan tidak terawat
  5. Dan masih banyak lagi kasus penyiksaan hewan yang beredar di media sosial. Isu yang seringkali dianggap remeh ini perlu untuk diawasi lebih lanjut lagi. 

Mengapa Penting untuk Peduli dan Tidak Menyakiti Hewan?

Mengingat pandemi COVID-19 yang pernah terjadi serta kasus rabies yang akhir-akhir ini marak bermunculan di media sosial. Terdapat pula beberapa jenis virus yang menular ke manusia atau zoonosis yaitu:

  1. Rabies
  2. Flu Burung (H5N1, dsb.)
  3. SARS dan MERS
  4. COVID-19 (SARS-CoV-2)
  5. Ebola
  6. Dengue, Zika, dan Chikungunya

Virus-virus tersebut tidak datang dengan sendirinya. Manusialah yang juga berperan dalam penyebab zoonosis ini.

Berdasar penelitian yang dipublikasikan Cambridge University Press (2022) menunjukkan bahwa wabah dari zoonosis bukan sekedar fenomena alam. Namun, berasal dari hutan yang ditebang, perdagangan dan konsumsi satwa liar, hingga perubahan iklim dengan pemicu utama adalah manusia.

baca juga

Perilaku menyiksa, perilaku buruk yang menyebabkan stres, kelaparan, dan hidup di lingkungan kotor atau tidak memadai akan menyebabkan hewan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Pada saat imunitas mereka lemah, berkembang virus, bakteri, dan parasit lebih mudah dan cepat.

Hewan yang sakit dapat menjadi sumber penyakit, hewan stres menyebabkan sifat agresif, dan hewan terluka dapat menyebabkan mudahnya penularan infeksi.

Maka dengan sikap tidak peduli atau menyakiti hewan adalah kebodohan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan makhluk lain.

Kita hidup di dunia ini berdampingan: manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Peduli dan peka terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya merupakan moral dasar kita antar sesama makhluk hidup.

Pada akhirnya, semua akan berdampak bagi diri kita dalam jangka waktu dekat maupun dalam jangka panjang. Melihat pandemi COVID-19 maupun kasus rabies yang berkaitan antara hewan dan manusia, hal tersebut seharusnya sudah cukup membuat kita jera.

Acuan dalam Menjaga Kesejahteraan Hewan 

Di adopsi dari Farm Animal Welfare Council (UK), terdapat "Five Freedoms" bagi hewan sebagai acuan kita untuk menjaga kesejahteraan hewan:

  1. Bebas dari lapar atau haus
  2. Bebas dari ketidaknyamanan
  3. Bebas dari rasa sakit, cedera, atau penyakit
  4. Bebas untuk mengekspresikan perilaku alami
  5. Bebas dari rasa takut dan stress

Tanpa hewan, tumbuhan, dan makhluk lain, kita tidak bisa hidup. Sebagai makhluk yang memiliki akal, sebaiknya kita lah yang seharusnya peka terhadap mereka yang tidak memiliki kelebihan seperti kita.

Sebagai makhluk yang sangat bergantung dengan alam, sebaiknya kita juga yang peka atas kesejahteraan mereka. Maka dari itu, kita perlu untuk menerapkan "Five Freedoms" pada kehidupan kita sehari-hari.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SP
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.