isr mirj sebagai simbol kedekatan hamba dengan allah - News | Good News From Indonesia 2025

Isra' Mi'raj sebagai Simbol Kedekatan Hamba dengan Allah

Isra' Mi'raj sebagai Simbol Kedekatan Hamba dengan Allah
images info

Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Masjid Al-Aqsa dan Sidratul Muntaha, menggambarkan kedekatan hamba dengan Allah. © freepik.com


Isra' Mi'raj merupakan salah satu mukjizat yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada malam tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriyah. Pada saat malam itu, Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina (Isrā'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'rāj) untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Perjalanan Isrā'dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa

Isrā' secara bahasa berasal dari kata asrā (أسرى) yang berarti perjalanan di malam hari. Sedangkan secara istilah, Isrā' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril yang dilakukan pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Al-Aqsa di Yerusalem (Palestina) dengan mengendarai Buraq.

Buraq digambarkan sebagai hewan yang memiliki kemampuan berlari secepat kilat, memiliki sayap dan tubuh yang lebih besar dari kedelai namun lebih kecil bagal (hasil perkawinan silang).

Perjalanan Mi'rāj Naik ke Langit hingga Sidratul Muntaha

Mi'rāj secara bahasa berasal dari kata al-mi‘rāj (المعراج) yang berarti tangga atau alat naik. Sedangkan secara istilah, Mi'rāj adalah peristiwa naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan ini, beliau ditemani melewati tujuh lapisan langit dan bertemu dengan para nabi terdahulu disetiap lapisannya.

Berikut adalah pertemuan Nabi Muhammad SAW di setiap lapisan langit:
- Langit Pertama: Bertemu dengan Nabi Adam
- Langit Kedua: Bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya
- Langit Ketiga: Bertemu dengan Nabi Yusuf
- Langit Keempat: Bertemu dengan Nabi Idris
- Langit Kelima: Bertemu dengan Nabi Harun
- Langit Keenam: Bertemu dengan Nabi Musa
- Langit Ketujuh: Bertemu dengan Nabi Ibrahim

Setelah melewati tujuh lapisan langit, Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang hanya dapat dicapai oleh beliau. Di sini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT, yaitu kewajiban shalat 50 waktu dalam sehari. Namun, atas saran Nabi Musa, beliau memohon keringanan hingga akhirnya Allah menetapkan shalat wajib lima waktu sehari semalam.

Kembali ke Dunia dan Menyampaikan Wahyu

Setelah perjalanan Mi'raj selesai, Nabi Muhammad SAW kembali ke bumi dalam waktu yang singkat. Keesokan harinya, beliau menyampaikan peristiwa ini kepada kaum Quraisy. Sebagian besar kaum musyrikin tidak percaya cerita Rasulullah bahkan menganggap beliau sebagai pendusta dan gila. tidak percaya, namun Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan penuh keyakinan membenarkan peristiwa tersebut sehingga beliau mendapatkan gelas "Ash-Shiddiq" yang berarti orang yang selalu mempercayai atau membenarkan kebenaran (ucapan yang dikatakan Rasulullah SAW).

Isra' Mi'raj sebagai Simbol Kedekatan Hamba dengan Allah

Isra' Mi'raj adalah simbol perjalanan spiritual seorang hamba menuju Allah SWT. Peristiwa ini bukan sekedar perjalanan fisik, tetapi menunjukkan bahwa seorang hamba bisa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah terutama shalat. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mencapai puncak kedekatan dengan Allah SWT dalam peristiwa Mi'raj.

  1. Dalam hadis disebutkan bahwa, "Shalat adalah mi'raj bagi orang beriman" yag berarti bahwa melalui shalat, seorang muslim dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT, sebagaimana yang dialami Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Mi'raj. Shalat merupakan satu-satunya ibadah yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT tanpa perantara malaikat, yang menunjukkan betapa agungnya ibadah ini.
  2. Isra' Mi'raj mengajarkan bahwa semakin kuat iman seseorang, maka semakin dekat pula dirinya dengan Allah SWT. Kedekatan ini dapat diraih dengan ketaatan, ketulusan, keikhlasan, serta doa yang penuh pengharapan.
  3. Dalam peristiwa Mi'raj, Nabi Muhammad SAW harus melewati berbagai tingkatan langit sebelum sampai ke Sidratul Muntaha. Hal ini bisa dimaknai sebagai perjalanan spiritual seorang muslim harus menghadapi berbagai ujian dan rintangan dalam meningkatkan kualitas iman dan ibadahnya.
  4. Dalam peristiwa Mi'raj, Nabi Muhammad SAW naik ke langit tanpa membawa apapun dari dunia. Hal ini mengajarkan bahwa untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT, seorang muslim harus melepaskan rasa cinta yang berlebihan terhadap dunia. Bukan berati meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi menjadikannya sebagai sarana bukan tujuan.

Isra' Mi'raj bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga pelajaran bahwa setiap Muslim bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, terutama dengan menjaga salat sebagai bentuk komunikasi langsung dengan-Nya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa luar biasa ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MD
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.