PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat penghematan sebesar Rp375 juta. Penghematan ini berasal dari pengurangan penggunaan kertas tiket sebanyak 25.576 rol, yang tercapai setelah KAI menerapkan layanan face recognition (pengenalan wajah) di 22 stasiun dengan total 67 jalur.
Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, mengatakan teknologi face recognition telah digunakan secara masif sepanjang Januari–November 2025. Layanan ini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 10 juta pelanggan.
“Layanan ini sudah digunakan oleh 10.230.218 pelanggan, sehingga proses akses ke peron menjadi lebih cepat," kata Anne.
Penerapan face recognition ini menjadi elemen krusial dalam kesiapan menghadapi masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Kecepatan akses dan efisiensi proses boarding dinilai penting, mengingat lonjakan perjalanan diproyeksikan meningkat di berbagai kota besar.
Teknologi ini tersedia di stasiun-stasiun utama, termasuk Gambir, Pasarsenen, Bandung, Yogyakarta, Solo Balapan, Surabaya Gubeng, Malang, dan Medan. Integrasi layanan memastikan proses masuk peron tetap lancar meskipun volume pelanggan tinggi.
KAI juga mencatat perkembangan positif pada penjualan tiket Nataru. Hingga 7 Desember 2025, tiket untuk keberangkatan 18 Desember 2025–4 Januari 2026 telah terjual 1.040.322 kursi, atau 33,48% dari total tempat duduk yang dibuka melalui aplikasi Access by KAI. Penjualan ini diperkirakan terus meningkat seiring mendekatnya masa libur akhir tahun.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
