Rupiah diproyeksikan menguat di awal pekan depan. Pergerakan ini didorong oleh fokus pasar yang beralih ke keputusan Federal Open Market Committee (FOMC). Pertemuan ini dinilai akan memberikan arahan awal mengenai potensi pelonggaran kebijakan, seperti pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada tahun 2026.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, melihat peluang apresiasi Rupiah menguat. Ia memproyeksikan pergerakan Rupiah pada Senin, 8 Desember 2025, berada di kisaran Rp16.550 hingga Rp16.700 per Dolar AS.
Pada Jumat (5/12/2025), Rupiah sempat melemah terbatas sebelum berbalik menguat setelah rilis data cadangan devisa yang menunjukkan kenaikan. Cadangan devisa November tercatat naik menjadi 150,1 miliar Dolar AS, dari posisi 149,9 miliar Dolar AS bulan sebelumnya. Kenaikan ini berasal dari penarikan utang luar negeri.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan sentimen Rupiah pada Senin (8/12/2025) akan ditopang oleh sikap investor yang cenderung menunggu hasil FOMC. Ia memperkirakan Rupiah bergerak di rentang Rp16.600 sampai Rp16.700 per Dolar AS.
Penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025) menunjukkan Rupiah spot menguat 0,03% ke level Rp16.648 per Dolar AS. Dalam sepekan, Rupiah tercatat menguat 0,16% dari posisi Rp16.675 per Dolar AS pada 28 November. Kurs Jisdor pada Jumat turun tipis 0,05% menjadi Rp16.655 per Dolar AS.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News