Rumah kaca (greenhouse) telah lama diterapkan dalam pertanian modern dan menjadi salah satu solusi untuk merawat tanaman dan mendukung kehidupannya dengan jaminan keamanan. Rumah kaca dibangun untuk melindungi tanaman dari berbagai cuaca, bahkan dapat merawat tanaman yang jenisnya tidak sesuai dengan iklim setempat.
Sederhananya, rumah kaca merupakan bangunan yang terbuat dari plastik atau kaca tebal mengelilingi semua sisi bangunan, dari dinding ke atap semua serba transparan seingga sinar matahari dapat mudah masuk ke dalamnya.
Menurut penjelasan Dr. Mastur, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Pertanian (BB Biogen), bercocok tanam dengan rumah kaca dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan iklim mikro di dalamnya dapat diatur. Dengan pengembangan teknologi rumah kaca, produk pertanian dapat ditingkatkan lagi dari segi kualitas dan mengoptimalkan lahan yang ada.
Rumah kaca sudah banyak dikembangkan di Indonesia, terutama di kota-kota besar dan sentra-sentra produksi pertanian hortikultura. Adapun tanaman yang dikembangkan biasanya sayuran dan buah yang tidak terlalu besar habitusnya seperti kangkung, selada, bayam, sawi, pakcoy, dan stroberi.
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu
Ada beberapa keuntungan membangun rumah kaca, yaitu tanaman bisa tumbuh dan produksi sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim, kemudian kualitas hasil tanam lebih terjamin, penggunaan pupuk dan perairan pun lebih efisien, risiko serangan hama dan ancaman penyakit pun lebih rendah.
Dari berbagai jenis rumah kaca berdasarkan teknologi dan strukturnya, sebentar lagi Indonesia akan punya rumah kaca dengan berbagai kelengkapannya yang disebut Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu yang dibangun oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Kedeputian Infastruktur Riset dan Inovasi.
Tujuan-tujuan terkait peningkatan kualitas tanaman tersebut juga akan dapat dikerjakan di Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu yang berada di komplek Cibinong Science Center (CSC), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dibangun dengan anggaran sekitar Rp200 miliar dari pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), rumah kaca ini terdiri dari Greenhouse Display serta Greenhouse Riset dan Produksi. Untuk lokasinya sendiri, Greenhouse Display berada di area Kebun Raya Cibinong BRIN dan Greenhouse Riset dan Produksi terletak di area dekat Pusat Riset Biologi BRIN Cibinong.
Nantinya rumah kaca ini akan memiliki fasilitas spesifik untuk koleksi dan display yang didukung dengan peralatan serta sistem manajemen yang memenuhi Good Agricultural Practice (GAP) dan keamanan hayati.
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu akan memiliki fasilitas terintegrasi pertama di Indonesia. Ruang lingkup riset dari penggunaan fasilitas ini ialah studi dari sisi fenotipe dan ekosistem biodiversitas tropika. Termasuk juga studi bioprospeksi dan pemanfaatan dari level genomik, transkriptomik, proteomik, metabolomik, morfologik, dan fenomik.
Ishak Siregar selaku Koordinator Infrastruktur Koleksi Ilmiah BRIN, mengatakan bahwa gagasan pembuatan rumah kaca ini bermula dari kondisi rumah kaca di satuan kerja Cibinong Science Center penggunaannya belum maksimal dan tidak terpadu.
“Selama ini peneliti mempunyai greenhouse sendiri-sendiri namun tidak maksimal, maka dibuatlah greenhouse-nya, lahan percontohan (demonstration plot), uji multi lokasi, dan lainnya juga disiapkan fasilitasnya. Nantinya peneliti yang melakukan penelitian tanaman melakukan riset ditempat ini,” jelas Ishak.
Di dalam area Greenhouse Display akan dipamerkan berbagai tumbuhan berdasarkan area ekologi dan geografi atau ekoregion yang konsepnya berbeda dengan kebun raya. Pengelompokkan berdasarkan ekoregion akan dipamerkan dalam bentuk kubah-kubah yang mencerminkan tanaman nusantara.
Sebenarnya pembangunan Greenhouse Display sudah dibangun mulai September 2021 dan diharapkan selesa pada Desember 2022 sedangkan Greenhouse Riset dan Produksi pembangunannya baru akan dimulai tahun ini.
Pembangunan rumah kaca ini dibangun untuk mendukung upaya pelestarian dan perbanyakan plasma nutfah tumbuhan potensial Indonesia. Tentunya juga sebagai pengadaan fasilitas untuk pengembangan teknologi di bidang ilmu pertanian, kehutanan, dan lingkungan hidup.
Secara keseluruhan, bangunan Greenhouse Display sekitar satu hektare dengan desain kubah besar berstruktur baja dan kaca antipecah. Di dalamnya akan ada 1 unit rumah kaca utama, 5 unit rumah kaca kecil, dan dilengkapi fasilitas publik seperti kantin, toilet, musala, ruang medis, ruang laktasi, gazebo, taman aquaponik, air mancur, dan kid corner.
Sementara di area Greenhouse Riset dan Produksi akan terdiri dari 17 rumah kaca untuk koleksi, pemuliaan, uji transgenik dan uji penyakit, uji serangga, uji ekologi, uji agronomi, aeroponik, dan hidroponik. Juga akan dibuat fasilitas untuk ruang pertumbuhan, bank biji, pengelolaan limbah, ruang pamer, dan ruang preparasi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News