Dalam menghadapi Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, Pemerintah Provinsi Lampung bekerja sama dengan BUMN, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan instansi terkait lainnya melakukan program pengembangan terhadap Pelabuhan di Bakauheni. Adapun beberapa hal yang menjadi fokus pengembangan adalah menambah jumlah kapal dan dermaga, optimasi screening tol, dan peningkatan infrastruktur.
Pengembagan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan lonjakan penumpang menjelang Libur Nataru 2023. Selain dalam bidang transportasi, pengembangan yang dilakukan juga berfokus agar Pelabuhan di Bakauheni dapat berkembang di sektor pariwisata. Salah satu proyek pariwisata yang dikembangkan adalah Bakauheni Harbour City (BHC).
BHC merupakan proyek yang dinilai memiliki potensi yang cukup besar dan sangat strategis karena sejalan dengan tersambungnya jalan tol Sumatera yang menjadikan mobilitas masyarakat akan terus meningkat. Proyek ini diharapkan nantinya akan menjadi ikon pariwisata di Lampung.

Bakauheni Harbour City | Foto: ASDP Indonesia Ferry/detikcom
Pembangunan BHC dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap pertama, pembangunan BHC berfokus pada pembangunan dan pengembangan fungsi utama pendukung aktivitas pelabuhan yaitu pembangunan theme park, hotel, komersial UMKM, serta politeknik pariwisata. Selain itu, pada tahap ini juga terdapat renovasi area Menara Siger dan Krakatau Park.
Pada tahap kedua, pembangunan BHC berfokus peningkatan pelayanan BHC sebagai kawasan kota mandiri dan sebagai kawasan kota pelabuhan yang terintegrasi. keberlanjutan dan diversifikasi pembangunan.
Pada tahap ketiga, pembangunan BHC berfokus pada hal-hal seperti opsi hotel, kondotel/vilatel, dan atraksi wisata. Terdapat juga hal-hal yang akan dibangun untuk rencana kedepannya seperti, Taman Budaya Menara Siger, Intermoda Terminal, Mariana Village, Bakauheni Harbour Park, Mangrove Forest, dan fasilitas lain seperti hotel, villa, dan taman bermain.
Bakauheni Harbour City akan dilengkapi dengan etalase yang disebut taman budaya diamama di dalamnya akan ada community center serta Masjid Raya Bakauheni yang dapat menampung sekitar 2000 jemaah.
Masjid Raya Bakauheni ini terdiri atas area transisi, area multifungsi, toilet, area wudhu, area utilitas, area shalat, serambi, imam lounge, dan observation deck. Adanya masjid ini mencerminkan bahwa pembangunan BHC ini tetap mengutamakan nilai-nilai agama dan kebudayaan.
Kolaborasi antara aspek spiritualitas dengan budaya Lampung dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Para pengunjung mendapat kesempatan untuk dapat melihat dan mengenal budaya Lampung melalui arsitektur pada dinding masjid. Selain itu, adanya masjid di kawasan BHC menjadi simbol bahwa terlaksananya proyek ini atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa dan sudah sepantasnya kita bersyukur atas lancarnya pembangunan BHC.
Kota Mandiri Bakauheni Harbour City memiliki potensi pariwisata yang besar karena berada di lokasi strategis, yakni pertemuan dua koridor ekonomi utama di Tanah Air yakni Jawa dan Sumatera. Perkembangannya semakin didukung dengan adanya jalan tol Sumatera yang menghubungkan Lampung dengan Sumatera Selatan.
Dengan adanya BHC, Provinsi Lampung berpotensi menjadi tujuan wisata utama baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Apabila Lampung menjadi tujuan wisata, maka perekonomian disana juga akan semakin bertumbuh.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan semua pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat agar pembangunan dan pengembangan BHC dapat berjalan lancar. Diperlukan pengelolaan serta perencanaan pembangunan yang baik, agar nantinya terwujud BHC yang sesuai dengan harapan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News