#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung
Indonesia merupakan negeri indah di bumi Asia yang memiliki keberagaman agama, suku, bangsa, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini bukanlah alasan bagi rakyat Indonesia untuk bercerai berai, bahkan keberagaman ini menjadikan Indonesia dikenal di mata dunia. Salah satu bentuk keberagaman dari Indonesia adalah budayanya.
Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, warisan budaya tak benda di Indonesia berjumlah 1728. Budaya yang tersebar di Indonesia masih terus dipertahankan oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai upaya sampai saat ini. Tak lain dan tak bukan, hanya untuk mempertahankan eksistensinya agar tak termakan oleh zaman.
Kebudayaan itu takkan mungkin berkembang tanpa melewati masa penjajahan. Salah satu sosok yang terkenal ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah sosok seorang santri.

Santri | Foto: Ustadz Fayyadh/file daar el-qolam
Santri merupakan mereka yang menuntut ilmu secara langsung dengan gurunya atau yang biasa disebut ustadz atau ustadzah di lingkungan pondok pesantren. Saat ini banyak sekali pondok pesantren yang mengajarkan santrinya bukan hanya ilmu ukhrawi, tetapi ilmu duniawi yang kelak akan membantu santrinya berkembang ketika berkecimpung di dunia kemasyarakatan.
Menurut data Kementerian Agama, tercatat hingga saat ini jumlah pesantren di seluruh Indonesia sudah mencapai sekitar 36.600. Sedangkan jumlah santri aktif sebanyak 3,4 juta dan jumlah pengajar (kiai/ustad) sebanyak 370 ribu. Menurut teori pondok pesantren terbagi menjadi dua yaitu pondok pesantren tradisional dan pondok pesantren modern. Dengan mengusung pedoman "Merawat tradisi, merespon modernisasi", para tokoh dalam pesantren mendidik santrinya untuk tetap mengikuti perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan tradisi-tradisi baik yang telah diterapkan oleh para pendahulu.
Salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia adalah Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren modern yang terletak di Indonesia barat Provinsi Banten. Pedoman Pondok Pesantren Daar el-Qolam 2 adalah "Barangsiapa yang mengejar dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang mengejar akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang mengejar keduanya maka dengan ilmu", kata-kata ini yang selalu memotivasi para santri untuk tetap berjuang dalam menuntut ilmu, karena hanya dengan ilmu mereka akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pondok Pesantren Daar el-Qolam|Foto: Ust. Muttaqien Mafaza/daar el-qolam.ac.id
Contoh kecil dari ilmu yang diajarkan Pondok Pesantren Daar el-Qolam terhadap santrinya adalah art skill, yang dimana santri diajarkan untuk berpikir kreatif dan memberi wadah kepada mereka untuk menampilkan kemampuannya dalam berkreatifitas di depan khalayak umum. Art skill juga menjadi salah satu ilmu yang saat ini dibutuhkan di dunia luar dalam mengikuti perkembangan zaman. Salah satu wadah yang diberikan pondok pesantren untuk menuangkan kreatifitas para santrinya adalah pertunjukan malam seni santri.
Malam seni santri adalah salah satu acara atau program yang diusung Pondok Pesantren Daar el-Qolam dalam menyediakan wadah bagi para santri untuk menampilkan penampilan yang tetap sesuai dengan syariat islam. Acara ini biasanya dilaksanakan setelah selesainya acara Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy bagi para santri. Malam seni santri diselenggarakan untuk menjadi salah satu upaya Pondok Pesantren dalam mendidik para santri agar dapat mengenal lebih dalam kebudayaan yang ada di Indonesia dan untuk tetap melestarikannya agar tak termakan oleh zaman.

Malam Seni Santri|Foto: M.Ghazy/file daar el-qolam
Di satu malam ini, para santri menampilkan berbagai macam penampilan dari seluruh penjuru Indonesia. Berbagai macam kebudayaan Indonesia ditampilkan di atas panggung megah Malam Seni Santri, mulai dari tarian daerah, lagu daerah, tradisi daerah, pakaian adat, bahkan makanan daerah. Tak heran jika para santri amat bersemangat dalam mempersiapkan penampilan mereka untuk tampil di acara yang penuh kemegahan ini.
Upaya dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan Indonesia di lingkungan Pesantren Daar el-Qolam tak berhenti sampai di situ. Acara Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy yang dilaksanakan sebelum acara Malam Seni Santri menjadi salah satu acara yang juga dinantikan oleh para santri khususnya santri baru. Acara ini berisi lomba-lomba yang diselenggarakan oleh panitia dan lomba tersebut dapat mengasah kemampuan para santri untuk mampu berkompetisi di dunia yang penuh perkembangan zaman saat ini.

Miss Khatulistiwa|Foto: Shabrina/file daar el-qolam
Salah satu lomba yang berbobot tinggi adalah Miss Khatulistiwa. Jika Anda tahu kompetisi Putri Indonesia, maka lomba ini terinspirasi dari ajang putri terbesar di Indonesia tersebut. Dimana setiap kelompok daerah akan mengutus perwakilannya untuk memperkenalkan tradisi dan kebudayaan yang ada di daerahnya tersebut. Dengan menunjukkan kemampuan dalam hal apapun yang berbanding lurus dengan daerahnya akan menjadi nilai tambah dalam kompetisi ini.
Acara Malam Seni Santri dan Miss Khatulistiwa hanya sebagian dari pendidikan yang diajarkan pesantren untuk mengingatkan santrinya agar tetap melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan Indonesia memiliki nilai yang amat tinggi di mata dunia, oleh karena itu upaya-upaya kecil yang diterapkan di pesantren dapat menumbuhkan rasa kepemilikan dan kecintaan yang besar terhadap harta warisan Indonesia baik bentuk benda maupun tak benda.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari artikel ini adalah jiwa perjuangan santri dalam mengenal kebudayaan di Indonesia yang terus difasilitasi oleh pesantren melalui acara dan lomba akan meningkatkan kecintaan mereka terhadap negeri Indonesia. Rasa kecintaan inilah yang akan mengembangkan kemampuan mereka untuk dapat berkompetisi di dunia luar dengan mengikuti perkembangan zaman dengan tetap menjaga tradisi dan dapat mengharumkan nama baik Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News