Peluncuran penghargaan 12th SATU Indonesia Awards 2021, menghasilkan semakin banyak generasi muda yang bisa menjadi sumber inspirasi dan semangat untuk maju bersama membangun negeri dan memberikan dampak yang lebih positif bagi pembangunan daerah. Oleh karena itu, Astra sebagai pengelenggara telah berhasil menjaring generasi muda seluruh Indonesia yang tidak kenal lelah memberikan manfaat bagi orang-orang disekitarnya.
Melalui ajang ini, Astra memberikan apresiasi kepada anak bangsa yang inspiratif kepada masyarakat di sekitarnya dengan 5 pilar utama, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Namun demikian, di balik setiap pencapaian individu maupun kelompok ini, tentunya terdapat kisah inspiratif yang patut untuk diceritakan.
Kisah inspiratif yang patut diapresiasi adalah kisah dari I Gede Andika Wira Teja, warga Kabupaten Buleleng, Bali. Pemenang Satu Indonesia Award 2021 asal Bali, Gede Andika Wira Teja, atau yang disapa akbrab Gede Andika ini termasuk salah satu yang mendapat apresiasi tinggi dari ajang 12th SATU Indonesia Awards 2021 melalui Kategori Penerima Apresiasi Khusus, Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 dalam program Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan (KREDIBALI) yang dipimpinnya selama pandemi Covid-19.
1. Latar Belakang dan Tujuan KREDIBALI
KREDIBALI pertama kali digagas oleh Gede Andika, yakni mahasiswa Udayana yang kembali ke kampung halamannya di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, tepat saat perayaan Nyepi pada Maret 2020. Bermula dari kepulangan ke kampung halamannya, membawa dirinya pada sebuah realitas yang terjadi di desa tersebut. Kondisi tersebut membuat keprihatinan dan mengetuk hati seorang Gede Andika.
Anak-anak di desa tersebut sulit mengikuti kelas daring pada masa pandemi Covid-19. Rasa khawatir pun muncul dibenaknya. Ia khawatir ketidakmampuan anak-anak mengikuti pembelajaran daring akan meningkatkan jumlah angka putus sekolah.
Hal itu sejalan berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng tahun 2011 - 2015, bahwasanya Kabupaten Buleleng adalah kabupaten dengan angka putus sekolah tertinggi di Provinsi Bali. Berdasarkan realitas dan data di lapangan inilah yang membuat program KREDIBALI dibentuk.
Meskipun demikian, Gede Andika sebelumnya sudah membangun terlebih dahulu komunitas mirip dengan KREDIBALI, bernama Jejak Literasi Bali sejak tahun 2019. Namun, yang membedakan kedua komunitas tersebut terletak pada program yang diadakan.
Jejak Literasi Bali mengusung program edukasi untuk anak-anak seperti, mewarnai, mendongeng, membaca, donasi buku, penataan perpustakaan, dan lain-lain. Sementara itu, program KREDIBALI dirancang untuk mengajarkan anak-anak belajar bahasa, khususnya bahasa Inggris.
KREDIBALI merupakan kegiatan bimbingan belajar bahasa, terutama bahasa Inggris untuk anak-anak di desa Pemuteran, Buleleng, Bali Utara, pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah (SMP). KREDIBALI pertama kali digagas oleh Gede Andika pada Maret 2020, namun kelas pertamanya baru diberlangsungkan dua bulan kemudian pada Mei 2020.
Menariknya, KREDIBALI tidak hanya melibatkan edukasi bahasa Inggris saja, namun juga perihal literasi lingkungan kepada anak-anak. Diharapkan anak-anak tersebut memahami pentingnya kebersihan lingkungan.
Sebagaimana edukasi bahasa Inggris dan literasi lingkungan dilakukan secara bersamaan, oleh karena itu KREDIBALI bekerja sama dengan Plastic Exchange, sebuah organisasi nirlaba di Bali yang mengelola bank sampah. Anak-anak tersebut diminta mengumpulkan sampah plastik yang berasal dari limbah rumah tangga masing-masing sebagai syarat mengikuti kelas bahasa Inggris.
Selanjutnya, sampah plastik yang telah dikumpulkan akan ditimbang, kemudian disimpan dan ditukar dengan beras. Beras tersebut rencananya akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu, khususnya bagi para lansia di Desa Pemuteran.
2. Dampak Program KREDIBALI
Desa Pemuteran merupakan salah satu desa yang mata pencaharian masyarakatnya bergantung pada industri pariwisata. Akibatnya, di masa pandemi banyak villa dan hotel tutup dan mengalami kebangkrutan. Hal ini tentu menimbulkan banyak karyawan mengalami PHK.
Hadirnya KREDIBALI di tengah rantai kemiskinan yang melanda desa tersebut menjadi sebuah solusi dalam meningkatkan kualitas anak muda dan karyawan PHK yang terdampak. Program yang diusung KREDIBALI mampu meningkatkan kualitas diri mereka dalam bidang pembelajaran bahasa Inggris demi memajukan sektor pariwisata di Desa Pemuteran.
3. Kesan dan Harapan Pendiri KREDIBALI
Kesan
Berkaca dari pengalamannya saat di luar negeri, Gede Andika selaku penggagas sekaligus pendiri KREDIBALI menceritakan kesannya mengenai masa depan KREDIBALI. Menurutnya, beberapa wilayah di luar negeri juga banyak mengandalkan sektor wisata sebagai basis ekonomi masyarakatnya.
Namun, mereka memanfaatkannya dengan cara yang benar. Mereka mampu menggabungkan gerakan pariwisata, pendidikan, dan pengelolaan lingkungan menjadi satu kesatuan yang berkelanjutan sehingga tidak meninggalkan persepsi bahwa pariwisata menyebabkan kerusakan lingkungan.
Sementara di Indonesia, keadaan seperti itu berbanding terbalik dari apa yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di luar negeri. Indonesia gagal menciptakan sinkronisasi antara pariwisata, pendidikan, dan pengelolaan lingkungan yang memadai dan tepat sasaran.
Harapan
Oleh karena itu, Gede Andika berharap hadirnya KREDIBALI mampu menjadi salah satu sarana pendidikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
KREDIBALI bisa menciptakan pembelajaran yang sinkronisasi antara pariwisata, pendidikan, dan lingkungan dengan tepat sasaran bagi anak-anak kurang mampu, keluarga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian, Program Keluarga Harapan (PKH), hingga keluarga yang kepala rumah tangganya terkena PHK.
Melalui gerakan yang dimulai di desa kecil bernama Pemuteran ini, KREDIBALI diharapkan akan terus berkembang dan bertransformasi ke arah yang lebih berdampak bagi masyarakat. Tentu dengan jumlah tim yang lebih besar ke depannya.
Salah satu agenda KREDIBALI di masa depan adalah merambah pada program pembelajaran bahasa asing lainnya, selain bahasa Inggris. Gede Andika percaya bahwa kemampuan berbahasa asing lainnya akan sangat bermanfaat, terutama dalam mendukung pengembangan industri pariwisata.
Selain itu, Gede Andika juga berharap agar KREDIBALI bisa menjangkau Provinsi Bali secara utuh hingga di luar Bali melalui gerakan solidaritas dan kerja sama dengan seluruh pemuda di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News