ngantat betolong dan budaya gotong royong - News | Good News From Indonesia 2023

Ngantat Betolong dan Budaya Gotong Royong

Ngantat Betolong dan Budaya Gotong Royong
images info

Ngantat Betolong dan Budaya Gotong Royong


#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung

Hai Kawan GNFI! Salam wong kito galo!

Manusia adalah makhluk sosial (homo Socius). Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri.

Provinsi Sumatera Selatan, kaya akan budaya-budaya yang masih bertahan sampai saat ini. Salah satunya, budaya Ngantat Betolong, Ngantat Betolong adalah salah satu dari rangkaian upacara-upacara yang ada di daerah Lintang, Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

Ngantat Betolong sendiri lahir dari leluhur nenek moyang suku Lintang dan sekitarnya sejak ratusan tahun lalu dan sampai saat ini tetap di lestarikan masyarakat setempat. Ngantat Betolong berasal dari dua kata dalam bahasa Lintang yakni Ngantat yang artinya memberi dan Betolong yang berarti bantuan atau pertolongan.

Ngantat betolong merupakan bentuk tolong menolong masyarakat kepada keluarga atau pihak yang sedang mengadakan sedekah (Pesta/Upacara), berupa pesta Pernikahan, kelahiran bayi, tasyakuran, khitanan, peringatan kematian dan upacara adat lainnya.

Kira-kira Kawan GNFI bisa menebak tidak, apa saja sih yang dibawa masyarakat untuk Ngantat betolong?

Ngantat Betolong dapat berupa banyak hal, namun yang paling umum diberikan oleh masyarakat setempat adalah:

  • Berupa bahan-bahan makanan untuk dimasak, biasanya masyarakat sering memberikan Ayam, Beras, Kelapa, dan bahan makanan lain hasil kebun sendiri
  • Dapat pula berupa uang yang masyarakat berikan dalam bentuk amplop dengan nominal yang beragam sesuai dengan kemampuan si pemberi
  • Pun bisa juga Berupa tenaga yang masyarakat setempat berikan untuk menyelenggarakan semua proses upacara atau pesta hingga selesai.

Kawan GNFI, Kira-kira Ngantat Betolong dilakukan kapan ya?

Biasanya Ngantat Betolong sudah dimulai paling cepat h-3 sebelum hari resepsi atau acara puncak dilaksanakan, adapun yang bertugas pada proses Ngantat Betolong ini adalah para ibu-ibu, waktu untuk ngantat betolong pun bisa pagi, siang, sore atau malam hari.

Para ibu-ibu akan berdatangan ke rumah pangkal (rumah yang mengadakan pesta) dengan membawa Betolong mereka yang di letakkan di dalam rantang atau baskom blurik dan enamel jadul yang di bungkus kain segi empat.

Ketika sampai di rumah pangkal dan menyerahkan Betolong, para ibu akan disuguhi makanan dan minuman dari tuan rumah biasanya berupa kue-kue tradisional seperti Mak Suba, Lapis, Engkak ketan, Karamel, Bolu mentega, Bolu Pandan, dll. Juga ada makanan lain semacam kerupuk dilengkapi minuman, dan biasanya juga ada bingkisan makanan yang di berikan untuk semua orang yang memberikan betolong.

Setelah itu para ibu akan ke belakang rumah (Sempeng) untuk membantu pekerjaan seperti mengupas bawang, mengolah sayur, mengolah kelapa, mengolah bumbu masakan, memasak makanan, lauk pauk dan nasi, memasak air minum dan membantu keperluan lainnya.

Kegiatan tersebut terus dilaksanakan sampai seluruh rangkaian upacara selesai dilakukan, setiap hari para ibu-ibu dan bapak-bapak silih berdatangan untuk membantu (Betolong berupa tenaga) menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan, sebagai gantinya mereka akan mendapatkan makan minum dan juga diperbolehkan membawa lauk pauk ke rumah.

Ngantat Betolong sendiri sudah mengakar dalam kegiatan tradisi masyarakat Lintang dan sekitarnya, sehingga ketika musim nikah para penjual ayam akan laris dan harga ayam akan menjadi lebih mahal dari biasanya.

Menurut Narasumber, budaya Ngantat Betolong ini sangat penting untuk tetap dilestarikan, apalagi di zaman yang serba mudah saat ini, Ngantat Betolong punya banyak sekali makna filosofis misalnya saja mempererat budaya gotong royong dan saling membantu antar lapisan masyarakat, mempererat persaudaraan sesama warga, keihklasan dalam membantu sesama, pun menjalin kebersamaan antar masyarakat semakin erat terjalin.


(Sumber Gambar Utama: Web Pusaran Update)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.