daun sang tanaman raksasa yang tidak tahan panas - News | Good News From Indonesia 2024

Daun Sang, Tanaman Raksasa yang Tidak Tahan Panas

Daun Sang, Tanaman Raksasa yang Tidak Tahan Panas
images info

Daun Sang, Tanaman Raksasa yang Tidak Tahan Panas


Meski sering menjadi keluhan banyak orang karena panasnya, faktanya sinar matahari sangat diperlukan makhluk hidup untuk terus berkembang. Bagi manusia, sinar matahari yang terkena kulit akan memicu vitamin D. Sementara bagi tumbuhan, cahaya matahari penting dalam proses fotosintetis dan fotomorgenesis.

Dengan kata lain, cahaya matahari memang tidak boleh dihindari sepenuhnya atau dampak tidak baiknya akan dirasakan sendiri. Namun, di samping itu, siapa menyangka bahwa ada juga tumbuhan yang malah tidak bisa terkena paparan sinar matahari? Tumbuhan itu bernama “Daun Sang”.

Mengenal Daun Sang

Daun sang bukan satu-satunya nama yang dimiliki. Nama lainnya juga ada daun payung, daun raksasa, dan salo. Ada pula yang mengenalnya dengan nama sang gajah, sang minyak, dan daun salo.

Tumbuhan raksasa ini juga masuk ke dalam kategori tanaman endemik, yaitu jenis tumbuhan yang keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara resmi. Di Sumatra Utara sendiri, daun sang hanya ditemukan di kawasan Awas, wilayah di Kabupaten Langkat, yang mana masih berada dalam cakupan Taman Nasional Gunung Leuser.

Kawan bisa mendapati daun sang di ketinggian 85—175 meter di atas permukaan laut, terdapat pula di lereng dengan kemiringan 45 derajat, hingga lereng curam dengan kemiringan dari 60 derajat.

baca juga

Ternyata Sumut bukan satu-satunya tempat di mana ia bisa tumbuh. Ada daerah lain seperti Thailand, Malaysia, Serawak, Kalimantan Barat, dan Sumatra. Nah, di luar negeri memiliki nama yang berbeda lagi, di Malaysia dikenal dengan nama sal, di Thailand disebut bang soon, sedangkan di Ingris disebut joey palm, diamond joey palm, atau umbrella leaf palm.

Latar Belakang Daun Sang

Daun raksasa ini pertama kali ditemukan oleh profesor botani asal Belanda, yaitu Tejisman atau Elisman Teymann Johannes. Beliau menemukannya pada abad ke-19 di pedalaman Sumatra. Itu sebabnya tanaman ini mempunyai nama latin yang mirip dengan penemunya, Johannestijsmania altifrons.

Daun sang juga merupakan salah satu dari empat spesies anggota genus Johannestijsmania, sejenis pinang-pinangan atau palem (Arecaceae) yang hanya tumbuh di kawasan hutan Asia Tenggara.

Rupa Daun Sang

Seperti namanya, tumbuhan yang satu ini memanglah berciri seperti daun, bukan seperti pohon-pohon yang lengkap dengan batang maupun buah. Daun sang hanya terdiri dari daun tanpa penopang batang. Bahkan, batangnya cenderung pendek dan terkubur dalam tanah. Maka dari itu, bila melihat fisiknya, daun sang hanya berupa tanaman daun-daunan.

Meskipun demikian, daun sang dapat dikatakan sebagai tanaman yang memikat hati. Tampilannya menarik karena berwarna hijau kilat, seperti daun kelapa. Sampai ada juga yang mengatakan bahwa kilat daunnya serupa berlian.

Permukaan tanaman raksasa ini memiliki permukaan yang bergurat dengan tepian bergerigi. Itu sebabnya banyak yang menjadikannya sebagai tanaman hias.

baca juga

Keunikan Daun Sang

Seperti yang tertera pada judul, tanaman raksasa ini memang benar tidak tahan panas. Oleh karena itu, daun sang hanya tumbuh di tempat-tempat teduh atau yang tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Secara umum tumbuh secara bersembunyi, alias berada di bawah naungan pohon lain yang lebih besar dan rindang.

Kini, daun sang menjadi tanaman yang dilindungi, yang hanya dapat ditemukan di dua tempat, yaitu Taman Nasional Nukit Tigapuluh (TNTB), Provinsi Riau dan Jambi, serta Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

Jadi, kalau suatu saat Kawan pergi ke dua tempat tersebut dan berhasil menemukan daun sang, jangan sembarangan dipetik, ya!

baca juga

Referensi:

  • https://indonesia.go.id/kategori/kuliner/1327/daun-sang-tanaman-unik-ini-ditemukan-di-sumatera-utara?lang=1
  • https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/daun-payung-daun-raksasa/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.