w sanavero perempuan asal blora disebut jadi magister sastra dunia pertama di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

W Sanavero, Perempuan Asal Blora Disebut Jadi Magister Sastra Dunia Pertama di Indonesia

W Sanavero, Perempuan Asal Blora Disebut Jadi Magister Sastra Dunia Pertama di Indonesia
images info

W Sanavero, Perempuan Asal Blora Disebut Jadi Magister Sastra Dunia Pertama di Indonesia


Sanavero, perempuan asal Blora, Jawa Tengah disebut menjadi magister sastra dunia pertama di Indonesia. W Sanavero resmi lulus dengan gelar Magister of Arts (M.A) pada Mei 2023 lalu.

Perempuan berusia 29 tahun asal Desa Jiworejo, Kecamatan Jiken, Blora itu, berhasil menyelesaikan S2 studi World Literature di Universitas Nalanda, India dengan kurun waktu kurang dari 2 tahun.

Keinginannya untuk mengetahui mengenai sastra dunia bukan timbul secara tiba-tiba. W Sanavero memang telah menyelami dunia sastra.

Di studinya kali ini, ia ingin sekali membedah mengenai kiblat sastra yang menurutnya selalu Eropa sentris.

"Dulu ambil jurusan itu karena aku pengen tahu sastra yang sebenarnya itu seperti apa. Kenapa kok selama ini harus Eropasentris? Padahal sastra dunia mempelajari semua sastra yang ada di dunia, misal Yunani, Timur Tengah bahkan Asia itu sendiri,’’ jelasnya, dikutip dari Radar Kudus.

baca juga

Karya Sastra W Sanavero

Selain sebagai akademisi yang berhasil menyelesaikan studi magister, W Sanavero juga merupakan seorang pengarang karya sastra atau biasa disebut sastrawan.

Tercatat, W Sanavero telah mengeluarkan empat karya buku. Empat judul buku tersebut ialah Perempuan yang Memesan Takdir, Paragraf-paragraf untuk Nurlela, Perempuan yang Berjalan Sendirian, dan The Sounds Of Silence.

Karya sastra W Sanavero bukan sebatas menceritakan kisah cinta remaja. Di bukunya yang pertama, Perempuan yang Memesan Takdir, ia mencurahkan isi hati yang bicara jujur mengenai dunia pesantren dari sudut pandang perempuan.

“Aku menulisnya dari sudut pandang perempuan yang lagi nyantri. Sama seperti kisahku. Santri itu seperti tertutup di dalam bilik stigma. Sehingga dianggap hanya nurut," paparnya.

Alhasil, buku tersebut sempat menjadi kecaman keras dan dilarang di beberapa pondok pesantren. Buku itu oleh sebagian pondok pesantren dianggap tabu dan tak layak dibaca kalangan pesantren.

baca juga

Selain itu, dalam buku tersebut, W Sanavero juga berusaha menggambarkan perempuan yang apa adanya dan berusaha mendobrak stigma yang dilekatkan pada perempuan. Bahwa perempuan tidak boleh merokok, perempuan harus anggun, bangun pagi, dan sebagainya.

Buku Perempuan yang Memesan Takdir yang rilis pada 2018 berhasil menjadi salah satu buku best seller Indonesia.

Sementara itu, buku keempatnya, The Sounds Of Silence dihasilkan W Sanavero saat ia masih berada di India.

Selain menghasilkan karya sastra, W Sanavero juga terlibat dalam proses kepenulisan buku panduan bahasa Indonesia di India dan sempat menjadi dosen tamu untuk mengajar di salah satu universitas di New Delhi, India.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.