desa tambak menuju keberlanjutan potensi akuaponik bahan pangan - News | Good News From Indonesia 2024

Desa Tambak menuju Keberlanjutan: Potensi Akuaponik sebagai Bahan Pangan

Desa Tambak menuju Keberlanjutan: Potensi Akuaponik sebagai Bahan Pangan
images info

Desa Tambak menuju Keberlanjutan: Potensi Akuaponik sebagai Bahan Pangan


Mayoritas masyarakat di Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, berpencaharian petani dan peternak. Akan tetapi, belum ada pusat pembudidayaan ikan di Desa Tambak.

Hal ini menyebabkan harga ikan cukup mahal karena perlu adanya suplai ikan dari daerah lain dan mengakibatkan masyarakat jarang mengonsumsi ikan sebagai bahan pangan.

Para masyarakat di Desa Tambak memiliki pekarangan yang luas, tetapi pemanfaatan hanya digunakan untuk menanam sayur saja.

Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengoptimalkan lahan pekarangan dan upaya untuk merealisasikan sumber bahan pangan yang berkelanjutan dengan pembuatan akuaponik.

Pada Jumat, 9 Agustus 2024, Tim Kuliah Kerja Nyata-Program Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) Mojosongo Makaryo Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan sebuah kegiatan penting di Desa Tambak, khususnya di Dukuh Cermo.

baca juga

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai lahan pertanian dan perikanan dengan sistem akuaponik.

Selain itu, kegiatan ini juga memperkenalkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi ikan.

Kegiatan sosialisasi dimulai dengan penyampaian materi tentang akuaponik. Akuaponik adalah sistem budidaya yang menggabungkan aquaculture (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah) dalam satu siklus ekosistem tertutup.

Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan limbah dari ikan sebagai sumber nutrisi untuk tanaman, sementara tanaman membantu menyaring dan membersihkan air untuk ikan.

Sistem akuaponik memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai berikut:

  • Efisiensi Penggunaan Air: Akuaponik dapat mengurangi penggunaan air hingga 90% dibandingkan dengan metode pertanian tradisional karena air dalam sistem ini terus bersirkulasi.
  • Peningkatan Produktivitas: Dengan menggabungkan budidaya ikan dan tanaman, hasil produksi dapat meningkat karena limbah ikan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sementara tanaman membantu menjaga kualitas air bagi ikan.
  • Ramah Lingkungan: Akuaponik mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia dan pestisida, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Selanjutnya, sosialisasi berlanjut dengan materi mengenai GEMARIKAN. GEMARIKAN adalah program pemerintah yang bertujuan untuk memasyarakatkan konsumsi ikan sebagai bagian dari pola makan sehat.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat gizi dari ikan dan pentingnya konsumsi ikan dalam diet sehari-hari.

GEMARIKAN merupakan inisiatif untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat konsumsi ikan, yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan konsumsi ikan: mengedukasi masyarakat tentang manfaat ikan untuk kesehatan agar konsumsi ikan meningkat.
  • Meningkatkan kesehatan masyarakat: menyebarluaskan informasi mengenai kandungan gizi ikan yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.
  • Mendukung industri perikanan lokal: meningkatkan permintaan akan produk ikan lokal dan mendukung perekonomian petani ikan.

Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik dan mengandung asam lemak omega-3, vitamin D, dan mineral seperti selenium dan yodium. Konsumsi ikan dapat membantu meningkatkan kesehatan jantungyaitu asam lemak omega-3 dalam ikan dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Menunjang pertumbuhan dan perkembangan yaitu ikan kaya akan protein berkualitas tinggi yang penting untuk pertumbuhan anak-anak.Menjaga fungsi otakyaitu omega-3 juga berperan penting dalam fungsi otak dan kesehatan mental.

Tim KKN-PPM UGM Mojosongo Makaryo memandu masyarakat Dukuh Cermo dalam membangun sistem akuaponik skala kecil yang bisa diaplikasikan di lahan pekarangan rumah.

Proses Pembuatan Akuaponik

  1. Persiapan Kolam: Ukuran kolam yang digunakan adalah 2,5 x 3 meter dengan kedalaman sekitar 50 cm. Langkah pertama adalah melubangi tanah untuk tempat kolam, kemudian kolam dilapisi dengan terpal untuk mencegah kebocoran. Terpal diberi lapisan sekam padi untuk membantu menjaga pH dan suhu air.
  2. Pembuatan Kolam dan Persiapan Air: Setelah kolam terisi air, air tersebut diberi pupuk untuk merangsang pertumbuhan plankton yang akan menjadi makanan awal bagi ikan. Proses ini memerlukan waktu sekitar satu minggu.
  3. Penanaman Ikan Lele: Setelah satu minggu, kolam diisi dengan bibit ikan lele. Ikan lele dimasukkan secara perlahan untuk menghindari stres akibat perubahan suhu air. Pemberian pakan dimulai keesokan paginya, dengan frekuensi dua kali sehari (pagi dan sore) menggunakan pellet.
  4. Penanaman Tanaman: Setelah seminggu dari penanaman ikan, akuaponik sudah siap digunakan untuk menanam tanaman. Tanaman pertama yang ditanam adalah kangkung. Kangkung dipilih karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya untuk menyerap nutrisi dari air dengan efektif.
baca juga

Sosialisasi dan praktik ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Dukuh Cermo. Dengan memahami dan menerapkan sistem akuaponik, masyarakat tidak hanya dapat memanfaatkan lahan pekarangan secara efektif, tetapi juga memperoleh sumber pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Selain itu, pemahaman tentang GEMARIKAN diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi ikan sebagai bagian dari pola makan sehat.

Keberhasilan program ini diharapkan akan ada replikasi dan pengembangan lebih lanjut di daerah lain serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya secara efisien dan berkelanjutan.

Tim KKN-PPM UGM Mojosongo Makaryo berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju pemanfaatan lahan pekarangan yang lebih produktif dan mendukung ketahanan pangan lokal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.