Desa Sikunang, yang terletak di kawasan Dieng, telah lama dikenal dengan komoditas unggulannya seperti kentang dan carica. Namun, di balik keberhasilan tersebut, ada seorang tokoh yang memiliki mimpi besar untuk menghadirkan perubahan nyata di desanya.
Dia adalah Pak Mianto, seorang petani yang berani keluar dari zona nyaman dan menginisiasi perubahan dengan menanam kopi sebagai komoditas baru di Desa Sikunang.
Awal Mula: Mimpi yang Tumbuh dari Kebakaran Lahan
Perjalanan Pak Mianto dalam membawa perubahan dimulai dari sebuah insiden yang tidak terduga. Pada 2009, kebakaran lahan melanda Desa Sikunang, meninggalkan lahan yang kosong dan gersang. Namun, bagi Pak Mianto, hal ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar.
Dengan keberanian dan visi yang jauh ke depan, ia berinisiatif untuk memanfaatkan lahan kosong tersebut dengan menanam tanaman yang tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan alam.
Dalam upayanya, Pak Mianto mendapatkan dukungan dari Dinas Perhutani yang memberikan izin untuk menghijaukan kembali hutan di wilayah tersebut.
Pada 2010, realisasi dari mimpi ini dimulai dengan penanaman tanaman terong Belanda sebagai langkah awal. Tak lama kemudian, Pak Mianto memperkenalkan tanaman kopi, yang tidak hanya berfungsi sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi tetapi juga sebagai tanaman yang mampu mencegah erosi tanah.
Kisah Inspiratif Pak Mianto | Sumber: Dokumentasi Pribadi/Laskar Kejajar
Tantangan dan Perjuangan: Melawan Ketidakpercayaan
Meskipun ide ini tampak menjanjikan, jalan yang ditempuh Pak Mianto tidaklah mudah. Banyak pihak yang meragukan keberhasilan penanaman kopi di Desa Sikunang, mengingat belum pernah ada yang mencoba sebelumnya.
Keraguan dan ketidakpercayaan sempat menghiasi perjalanan Pak Mianto. Namun, ia tetap teguh pada visinya.
Dengan kerja keras dan ketekunan, tanaman kopi akhirnya berhasil tumbuh subur di lahan tersebut, mengubah pandangan skeptis menjadi kekaguman.
Keberhasilan ini tidak hanya membuktikan ketangguhan Pak Mianto, tetapi juga menginspirasi banyak warga Desa Sikunang untuk ikut menanam kopi.
Dalam waktu singkat, kopi menjadi komoditas potensial yang mampu meningkatkan perekonomian lokal dan membuka peluang pemberdayaan masyarakat.
Kelompok Tani Kopi Bisma Mulya: Menggerakkan Pemberdayaan Masyarakat
Pak Mianto tidak hanya berhenti pada penanaman kopi. Ia juga menginisiasi terbentuknya Kelompok Tani Kopi Bisma Mulya, sebuah kelompok yang beranggotakan perwakilan dari tujuh RT di Desa Sikunang.
Melalui kelompok ini, Pak Mianto berupaya melibatkan masyarakat dalam penanaman dan perawatan tanaman kopi, sehingga terbentuk rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.
Dengan keyakinan bahwa alam harus dijaga dan dilestarikan oleh mereka yang tinggal di sekitarnya, Pak Mianto mendorong warganya untuk tidak sekadar menjadi penonton, tetapi juga pelaku perubahan.
Prinsip yang dipegangnya sederhana tetapi kuat: "Jika bukan kita yang peduli terhadap alam, siapa lagi?" Kesempatan untuk merubah keadaan tidak datang dua kali, dan Pak Mianto tidak ingin melewatkannya.
Menghadirkan Masa Depan yang Lebih Cerah
Menurut Pak Mianto, kopi memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan perekonomian lokal dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Dengan melibatkan warga dari tiga dusun, yaitu Sisinga, Sikunang, dan Siterus Ngandam, Pak Mianto berharap agar setiap orang dapat merasakan manfaat dari perubahan ini.
Kisah Pak Mianto adalah contoh nyata bagaimana seorang lokal hero mampu membawa perubahan signifikan di lingkungannya.
Dengan keberanian untuk bermimpi besar dan keluar dari zona nyaman, ia berhasil menghadirkan masa depan yang lebih cerah bagi Desa Sikunang.
Melalui upaya yang gigih dan semangat yang tak kenal lelah, Pak Mianto membuktikan bahwa mimpi perubahan bukanlah sesuatu yang mustahil, asalkan ada kemauan untuk memulai.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News