Kalau pepatah bilang “banyak jalan menuju Roma”, maka orang Sumatra Utara bilangnya “ada banyak cara untuk menikmati pesona Danau Toba”. Karena mau dipandang dari sisi mana pun Danau Toba akan selalu menjadi pemenang yang gak pernah gagal mencuri perhatian.
Dari Bukit Gajah Bobok? Bukit Holbung? Parapat? Atau bahkan Samosir? Semua tetap bisa membuat siapa saja berdecak kagum dengan keindahannya. Ada satu tempat lagi sebagai tambahan bagi Kawan yang ingin menenangkan diri di Danau Toba, yaitu Desa Huta Ginjang.
Tempat Terluas untuk Menikmati Keindahan Danau Toba
Termasuk Geosite, Desa Huta Ginjang berlokasikan di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Letaknya berada di ketinggian 1.095 mdpl. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan untuk menikmati keindahan Danau Toba dari arah selatan.
Saat mata disuguhkan dengan hamparan air yang luas dan dikelilingi oleh perbukitan—lengkap dengan kabut putih yang menyelimuti danau—hembusan angin ikut berkontribusi dalam memberikan kesan yang menenangkan.
Melansir dari bpodt.id, Geosite Huta Ginjang ini ternyata masih menjadi bagian penting dari Taman Wisata Alam (TWA) Sijaba Huta Ginjang yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Luasnya sendiri mencapai 500 hektar lebih yang kemudian terbagi dalam dua bagian terpisah.
Inilah Sijaba di Desa Sihonongan, Desa Paranginan Selatan dan Desa Lumban Barat di Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), sedangkan Huta Ginjang di Desa Silando, Huta Ginjang dan Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.
Keistimewaan Desa Huta Ginjang
Sebagai tempat terluas untuk menikmati keindahan Danau Toba, tidak heran bila Desa Huta Ginjang menyimpan keistimewaan lain. Masih berdasarkan bpodt.id, di sana terkenal dengan hutan pinus dan keberadaan berbagai jenis hewan langka. Beberapa jenis katak, kupu-kupu, burung, hingga tringgiling.
Lebih istimewanya lagi, pasir silika sisa letusan juga tersisa di sana. Lebih tepatnya letusan ketiga supervulcano Gunung Toba yang terjadi kurang lebih 33 ribu tahun lalu. Pasir silika sisa letusan tersebut merupakan jenis mineral yang berasal dari kerak kontinen bumi.
Bukan main-main, mineral itu mengandung banyak manfaat di antaranya sebagai salah satu pembuatan mikroprosesor, baik untuk kesehatan di telapak kaki, dan juga mengandung magnet.
Di samping itu, calderatobageopark.org mengungkap bahwa di sana terdapat pula flora yang hidup di ketinggian 1.000—2.173 mdpl, seperti anturmangan (Casuarina sp), mayang (Palagium sp), haundolok (Eugenia sp), dan medang (Manglietia sp). Sementara satwa liarnya terdiri dari rusa, babi hutan, harimau Sumatra, landak, elang, siamang, dan lain-lain.
Fakta Menarik yang Terdapat di Geosite Hutaginjang
Ternyata, tumbuhan di sana tidak hanya sebatas pinus-pinus, pohon kemiri justru menjadi tanaman yang sangat bermanfaat. Tentu saja, masakan Batak membutuhkannya sebagai bumbu. Namun, bagian yang dipilih adalah biji, karena mengandung cukup banyak lemak. Selain kemiri ada jagung, kopi, serta Salaon (Indigofera tinctoria). Nah, Salaon ini menjadi alternatif pewarna yang digunakan pada ulos. Getahnya berwarna biru gelap, nyaris hitam.
Belum selesai, siapa yang menyangka jika warna merah pada ulos salah satunya didapat dari getah tumbuhan yang Bernama Sona (Pterocarpus indicus) dan Jabi-jabi (Ficus sp). Tumbuhan ini juga bisa ditemukan di kawasan Huta Ginjang.
Kalau begini ceritanya, dengan kata lain, Desa Huta Ginjang atau Geosite Hutaginjang bisa dinobatkan sebagai paket lengkap untuk menikmati pesona Danau Toba. Setuju?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News