Pendidikan menjadi tonggak dasar dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Dalam hal ini, Presiden Prabowo ingin mulai memperbaiki metode pembelajaran matematika untuk anak sekolah.
Presiden menyebut, peningkatan dan perbaikan pembelajaran matematika ini diutamakan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi para siswa.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa akan ada kemungkinan pelatihan guru matematika.
"Tadi Presiden menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika dan bagaimana metode pembelajarannya diperbaiki termasuk di dalamnya ya konsekuensi untuk pelatihan guru matematika," jelasnya seperti yang diwartakan oleh ANTARA.
Prabowo usulkan untuk mengenalkan matematika sejak TK
Prabowo menaruh perhatian besar terhadap peningkatan kualitas sains dan teknologi siswa yang dapat dicapai lewat pengembangan pembelajaran matematika, utamanya untuk kelas 1-4 SD.
Selain itu, Presiden ke-8 RI ini juga mengusulkan untuk mulai memperkenalkan pelajaran matematika sejak taman kanak-kanak (TK).
"Tadi ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD, kelas 1-4, dan mungkin mengenalkan matematika untuk anak-anak di tingkat TK," tutur Mendikdasmen setelah melakukan rapat dengan Presiden Prabowo, Selasa (22/10/2024) kemarin.
Permintaan Prabowo kepada Mu’ti ini bukan tanpa sebab. Matematika dianggap sebagai dasar dalam pengembangan sains dan teknologi di Indonesia, sehingga hal ini menjadi salah satu program yang ingin diperbaiki kualitasnya.
Di sisi lain, skor matematika Indonesia pada Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) tahun 2022 menunjukkan, siswa Indonesia yang berusia 15 tahun memperoleh skor sebesar 366 poin. Skor ini jauh lebih rendah dari negara-negara OECD yang memiliki rata-rata sebesar 472 poin.
Tentu saja hal ini menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi Mendikdasmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika bagi siswa.
Akan kaji ulang UN hingga PPDB
Tak hanya matematika, Mendikdasmen juga akan mulai mengkaji ulang terkait beberapa kebijakan yang kontroversial di dunia pendidikan Indonesia beberapa waktu belakangan.
Mu’ti menjelaskan, pihaknya akan mengkaji dengan seksama penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar, Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi, hingga soal peniadaan Ujian Nasional (UN).
“Jadi soal ujian nasional, soal PPDB zonasi, Kurikulum Merdeka Belajar, apalagi, ya, yang sekarang masih menjadi perdebatan, nanti kita lihat semuanya secara sangat seksama dan kami akan sangat berhati-hati,” jelasnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News