Indonesia dikenal dengan wisata alamnya yang sangat indah mulai dari Sabang sampai Merauke.
Karena keindahan alamnya, wisatawan asing seringkali melancong ke Indonesia untuk berwisata dan berlibur.
Hal ini bahkan sudah terjadi sejak Indonesia masih berstatus Hindia Belanda atau menjadi wilayah jajahan dari Kerajaan Belanda.
Iklan dan poster wisata yang menampilkan keindahan alam di Hindia Belanda sudah bermunculan sejak awal abad ke-20 atau sejak Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan kebijakan mengenai pembukaan Hindia Belanda sebagai destinasi wisata.
Didirikannya Vereenigingtoeristen Verkeer (VTV) pada April tahun 1908 di Batavia membuka sejarah baru bagi pariwisata modern di Hindia Belanda.
Banyak travel tour pada zaman ini menawarkan secara lengkap paket wisata, mulai dari tiket, hotel, rencana perjalanan, bahkan sekilas tentang ensiklopedia mengenai Hindia Belanda dan kamus mini kosakata percakapan dalam bahasa Indonesia.
Lalu, apa saja tempat wisata pada masa Hindia Belanda yang wajib dikunjungi oleh Kawan GNFI?
Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor tahun 1935 | KILTV
Dalam buku panduan turis untuk berwisata berjudul Java The Wonderland, Kebun Raya Bogor menjadi salah satu destinasi wisata pilhan yang direkomendasikan untuk dikunjungi saat berada di Hindia Belanda.
Melansir laman Kebun Raya.id, Kebun Raya Bogor dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak 18 Mei 1817 dan menjadi kebun raya tertua di Asia Tenggara.
Bogor atau Buitenzorg menjadi salah satu tempat pilihan bagi orang-orang Eropa karena udaranya yang sejuk, asri dan indah.
Awalnya, Kebun Raya Bogor digunakan sebagai tempat untuk mengembangkan tanaman perkebunan di Hindia Belanda.
Seiring berjalannya waktu, tempat ini berubah menjadi tempat penelitian bagi para ilmuwan botani.
Di dalam Kebun Raya Bogor pengunjung juga dapat menemukan Istana Bogor yang sudah lebih dahulu ada sebelum kebun didirikan.
Bahkan, hingga saat ini Istana Bogor menjadi salah satu Istana Kepresidenan yang masih aktif digunakan.
Saat ini, dengan berwisata ke Kebun Raya Bogor pengunjung tidak hanya disuguhi tentang kenekaragaman tanaman di Indonesia, tetapi juga bisa belajar sejarah.
Gunung Papandayan
Gunung Papandayan menjadi salah satu wisata yang populer yang dikunjungi turis pada masa Hindia Belanda, terutama bagian kawahnya.
Gunung yang terletak diantara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut ini sudah menjadi kawasan cagar alam sejak tahun 1924.
Pemandangan yang indah juga menjadi salah satu alasan mengapa para wisatawan zaman dahulu mengunjungi tempat ini.
Hingga saat ini, Gunung Papandayan juga menjadi destinasi wisata di Jawa Barat yang masih dikunjungi, terutama bagi para pendaki gunung yang masih pemula.
Ranu Pani
Ranu Pani merupakan sebuah danau yang terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Keindahan Ranu Pani juga menjadi rekomendasi wisata populer di Hindia Belanda selain Gunung Bromo dan Semeru.
Terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ranu Pani memiliki pemandangan alam yang eksotis.
Selain dapat menikmati Danau Ranu Pani, pengunjung juga bisa melipir ke beberapa danau di sekitar Ranu Pani, seperti Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo.
Selain itu, Desa Ranu Pani juga merupakan salah satu desa yang dihuni oleh Suku Tengger, suku asli yang mendiami dataran tinggi Bromo dan Semeru.
Suku Tengger diyakini menjadi masyarakat asli sejak Kerajaan Majapahit yang mengungsi ke kawasan ini.
Suku yang juga menganut agama Hindu ini juga kerap melakukan upacara keagamaan yang menerik untuk disaksikan oleh wisatawan.
Saat ini, berkunjung ke Ranu Pani sangatlah mudah karena wisata ini sudah dilengkapi oleh fasilitas seperti penginapan, perlengkapan berkemah hingga kendaraan.
Kawah Ijen
Kawah Ijen tahun 1915 | KILTV
Kawah Ijen juga menjadi tujuan wisata bagi turis asing pada masa Hindia Belanda. Untuk menuju ke tempat ini, mereka biasanya akan singgah terlebih dahulu di Surabaya.
Terletak di Banyuwangi, Kawah Ijen merupakan sebuah kawah dari Gunung Ijen dengan fenomena api biru (blue fire).
Gubernur Hindia Belanda juga menetapkan kawasan ini sebagai kawasan cagar budaya pada tahun 1920 yang kemudian disusul oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1981 sebagai Taman Wisata Alam Kawah Ijen.
Selain fenomena blue fire, Kawah Ijen juga memiliki pemandangan hutan yang masih perawan dan indah yang dapat dinikmati selama perjalanan menuju kawah.
Dalam buku panduan perjalanan wisata Isles of The East to Australia, Papua, Java, Sumatra etc (1912), dituliskan bahwa pemandangan di sekitar danau Kawah Ijen sangat mengagumkan, terutama ketika matahari terbenam.
Hingga saat ini, keindahan Kawah Ijen masih tetap menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing untuk berlibur menikmati keindahan alam.
Sumber:
- https://www.indonesia.travel
- Achamad Sunjayadi. (2011). Iklan Pariwisata Masa Kolonial di Hindia Belanda. Jurnal Ilmu Seni dan Desain: Ultimart, 3(1).
- https://kebunraya.id/bogor#
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News