djamoe dan sejarah perkembangan pengobatan tradisional di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

"Djamoe" dan Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Indonesia

"Djamoe" dan Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Indonesia
images info

"Djamoe" dan Sejarah Perkembangan Pengobatan Tradisional di Indonesia


Kemajuan dunia kesehatan secara modern saat ini terus berkembang. Namun, ternyata masih banyak juga masyarakat Indonesia yang menjaga tradisi leluhur dalam menjaga kesehatan dan mengobati suatu penyakit secara tradisional.

Kekayaan sumber daya alam hayati serta keragaman budaya di Indonesia, menjadikan negara ini juga kaya akan pengetahuan tradisional terkait pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai obat-obatan tradisional.

Beberapa bukti sejarah menyebutkan bahwa budaya pengobatan tradisional sudah ada sejak zaman meso-neolitikum, yaitu pada zaman batu pertengahan hingga zaman batu baru. Jamu menjadi salah satu warisan budaya Indonesia tertua dalam perkembangan pengobatan tradisional di Indonesia.

Lalu, apa saja ya, bukti sejarah yang ditemukan dan bagaimana perkembangan jamu dalam sejarah pengobatan tradisional di Indonesia?

Bukti Sejarah Pengobatan Tradisional di Indonesia

Dikutip dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, pengobatan tradisional merupakan gabungan dari keterampilan, pengetahuan, serta praktek yang dilakukan dengan dasar suatu teori, serta kepercayaan dan pengalaman yang dikembangkan oleh berbagai kebudayaan.

Pengobatan ini dilakukan menggunakan tata cara yang diwariskan secara turun menurun.

Dikutip dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pengobatan tradisional sudah ada sejak sebelum abad ke 18 Masehi. Sebuah penemuan menunjukkan bahwa penggunaan ramuan jamu untuk kesehatan sudah dilakukan para leluhur sejak zaman meso-neolitikum.

Bukti sejarah yang ditemukan berupa fosil berupa lumpang, alu, dan pipisan yang terbuat dari batu di Pulau Jawa.

Beberapa candi yang ada di Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan Penataran ternyata juga menyimpan bukti bahwa pengobatan tradisional menggunakan ramuan sudah dilakukan pada abad 8-9 Masehi.

Sejumlah relief di dinding Candi Borobudur menggambarkan cerita orang yang sedang membuat jamu dengan cara ditumbuk.

Pemandangan Candi Borobudur
info gambar

Lanskap Candi Borobudur | Sumber gambar: pixabay (EHIB)


baca juga

Tulisan-tulisan berupa uraian penggunaan ramuan berupa jamu untuk pengobatan juga tertulis dengan bahasa Jawa kuno, Sansakerta, dan Bali pada lembaran daun lontar yang dikenal dengan Usada Bali. Tulisan ini ditulis pada tahun 991—1016 Masehi.

Perkembangan Jamu sebagai Warisan Pengobatan Tradisional Indonesia

Jamu sebagai budaya pengobatan tradisional Indonesia ternyata telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda ke-13 dari Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak tahun 2023.

Budaya sehat jamu dinilai sebagai sebuah sarana ekspresi budaya, di mana hubungan antara manusia dan alam terbangun. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan UNESCO.

baca juga

Istilah “djamoe” pertama kali tertulis dalam Primbon Jawa atau kitab warisan leluhur yang berisi pengetahuan tradisional masyarakat Jawa sejak abad 15-16 Masehi.

Djamoe” adalah singkatan dari kata “djampi” yang artinya adalah doa atau obat, dan “oesodo” yang berarti kesehatan. Penggabungan dua kata ini menjelaskan bahwa jamu merupakan doa atau obat yang dipakai untuk meningkatkan kesehatan.

Aneka Jenis Jamu
info gambar

Ilustrasi Aneka Jamu | Sumber gambar: kemenkes.go.id


Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegara III, seorang raja dari Kerajaan Mataram juga menuliskan uraian jamu pada serat centhini pada tahun 1810—1823. Cethini merupakan kumpulan cerita dan pengetahuan kebudayaan Jawa. Kemudian penulisan sekitar 1.734 ramuan juga dilakukan oleh Raden Atmasupana II pada tahun 1850.

Jamu tidak hanya dikenal oleh warga pribumi, melainkan para dokter berkebangsaan Belanda, Jerman, dan Inggris yang juga tertarik untuk mempelajari jamu.

Pada tahun 1829, sebuah buku yang menjelaskan tentang jamu ditulis oleh dr. Carl Waitz dengan berjudul “Practical Observations on a Number of Javanese Medications”.

Seorang ahli kesehatan bernama Geerlof Wassink juga tertarik mempelajari jamu, sehingga dibuatkanlah kebun tanaman obat pada tahun 1850 di area rumah sakit militer di Batasan, yaitu The Weltevreden Military Hospital, yang saat ini menjadi Rumah Sakit Gatot Soebroto.

Geerlof juga memerintahkan para dokter untuk menggunakan herbal sebagai bahan pengobatan.

Rumah Sakit Gatot Soebroto Tempo Dulu
info gambar

Rumah sakit Gatot Soebroto tempo dulu | Sumber gambar: rspadgs.mil.id


Buku lain yang menjelaskan pemanfaatan jamu di Indonesia juga ditulis oleh dokter yang berasal dari Belanda, yang bernama dr. Cornelis L. van der Burg. Buku setebal 900 halaman ini berjudul “Materia indica”. Pada tahun 1930, dr. Abdul Rasyid dan dr. Seno Sastroamijoyo, dokter yang terlibat dalam kajian jamu dan obat herbal menganjurkan bahwa jamu dan pengobatan herbal perlu dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan untuk menjaga kesehatan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga mengadakan sebuah konferensi pada tahun 1939. Konferensi ini mengundang dua praktisi pembuatan obat tradisional untuk mempresentasikan metode pengobatan tradisional kepada para peserta konferensi. Sejak saat itu, pengobatan tradisional menggunakan jamu semakin dikenal

Perkembangan ilmu mengenai jamu sebagai pengobatan tradisional pada saat itu menjadi awal berdirinya tiga pabrik jamu dari Indonesia yaitu PT Jamoe Iboe Jaya (1910), PT Nyonya Meneer (1919), dan PT Sido Muncul (1940). Perhatian pemerintah dengan perkembangan industri jamu juga menghasilkan adanya peraturan yang menjamin peningkatan penggunaan dan pengawasan terhadap obat-obatan tradisional.

Dikutip dari Indonesia Are, pada tanggal 27 Mei 2008, mantan Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan jamu sebagai brand Indonesia sekaligus menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Kebangkitan Jamu Indonesia. Peringatan ini menjadi bukti bahwa jamu merupakan warisan budaya penting dalam perkembangan pengobatan tradisional di Indonesia.

Sumber:

  • https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/penyelenggaraan-pengobatan-tradisional-di-indonesia
  • https://kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/jamu-ramuan-herbal-khas-indonesia-yang-mendunia
  • https://media.neliti.com/media/publications/59291-ID-jamu-obat-tradisional-asli-indonesia-pas.pdf
  • https://indonesiare.co.ida/id/article/serba-serbi-jamu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.