Para penakluk puncak gunung di Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan tumbuhan ini. Namanya cantigi, tumbuhan yang berdiri kokoh meski diterjang badai kencang di dataran tinggi.
Cantigi dikenal sangat membantu para pendaki yang menuju puncak. Posisi cantigi yang tumbuh di samping kiri dan kanan jalur pendakian bermanfaat sebagai pegangan.
Pendaki tak perlu khawatir tumbuhan ini tercabut, karena cantigi memiliki akar tunggang yang bercabang sehingga mencengkeram tanah dengan sangat kuat.
Buahnya mirip blueberry
sebagai Vaccinium varingiaefolium, adalah tumbuhan yang sering ditemukan di daerah pegunungan di Indonesia, terutama di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut hingga puncak gunung.
Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Ericaceae dan dikenal dengan nama lokal yang beragam, seperti cantigi gunung, cantigi ungu, atau manis rejo.
Ciri khas cantigi adalah daunnya yang kecil dan lonjong, dengan warna hijau tua yang dapat berubah menjadi kemerahan saat musim dingin atau ketika tumbuhan mengalami tekanan lingkungan.
Bunganya berbentuk lonceng kecil berwarna putih hingga merah muda, sedangkan buahnya kecil dan berwarna ungu gelap saat matang, menyerupai blueberry. Buah ini bisa dimakan dan memberikan rasa manis yang menyegarkan.
Menahan erosi tanah
Cantigi biasanya tumbuh di tanah vulkanik yang subur namun cenderung asam, seperti yang ditemukan di pegunungan berapi di Indonesia.
Ia memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan di lingkungan yang ekstrem, seperti suhu dingin dan angin kencang, sehingga sering dijumpai di zona subalpin.
Penelitian oleh Wahyuni et al. (2019) dalam jurnal Biodiversitas menunjukkan bahwa cantigi memiliki adaptasi khusus, seperti sistem perakaran yang kuat untuk menahan erosi tanah dan kemampuan fotosintesis yang efisien meskipun berada di bawah tekanan lingkungan.
Cantigi sang Penjaga Pendaki Gunung
Cantigi sering tumbuh di dekat jalur pendakian menuju puncak gunung. Karena keberadaannya yang mencolok, terutama dengan daun kemerahannya, tumbuhan ini kerap menjadi penanda jalur alami bagi pendaki.
Buah cantigi yang manis dan kaya akan antioksidan sering dimanfaatkan pendaki untuk menambah energi di tengah perjalanan. Dalam situasi darurat, buah ini menjadi sumber makanan alami yang aman dikonsumsi (Santoso et al. 2020).
Rimbunnya dedaunan cantigi sering digunakan pendaki untuk berlindung dari angin gunung yang dingin. Selain itu, akarnya yang kuat membantu mencegah longsor, memberikan rasa aman saat mendaki.
Selain membantu pendaki, cantigi memiliki peran ekologi penting. Akarnya menahan erosi, sementara daunnya menyerap karbon dioksida, membantu menjaga keseimbangan lingkungan di zona pegunungan. Dengan demikian, melestarikan cantigi sama dengan melindungi ekosistem gunung.
Referensi:
- Wahyuni, S., et al. (2019). Adaptasi Morfologi dan Fisiologi Vaccinium varingiaefolium pada Ketinggian Gunung Semeru. Biodiversitas, 20(6), 1750-1757.
- Santoso, D., et al. (2020). Kandungan Antioksidan pada Buah Cantigi (Vaccinium varingiaefolium): Potensi Sebagai Sumber Energi Alami bagi Pendaki. Indonesian Journal of Botany, 17(3), 123-130.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News