kisah burung kakaktua dan nuri dari papua ketika ketidaksabaran menghancurkan persahabatan - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Burung Kakaktua dan Nuri dari Papua, Ketika Ketidaksabaran Menghancurkan Persahabatan

Kisah Burung Kakaktua dan Nuri dari Papua, Ketika Ketidaksabaran Menghancurkan Persahabatan
images info

Kisah Burung Kakaktua dan Nuri dari Papua, Ketika Ketidaksabaran Menghancurkan Persahabatan


Terdapat sebuah kisah fabel dari Papua yang menceritakan tentang persahabatan burung kakaktua dan burung nuri. Namun persahabatan mereka mesti berakhir akibat ketidaksabaran terjadi di antara kedua burung tersebut.

Bagaimana kisah lengkap dari persahabatan burung kakaktua dan burung nuri ini?

Kisah Burung Kakaktua dan Nuri

Dikutip dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, pada zaman dahulu di tanah Papua hiduplah seekor burung kakaktua dan burung nuri. Kedua burung ini saling bersahabat dan berteman baik antara satu sama lain.

Pada suatu hari, burung kakaktua dan burung nuri bertemu dan saling bercengkrama. Mereka memikirkan apa yang hendak dimakan pada hari itu.

Burung kakaktua kemudian melihat pohon sagu yang berada tak jauh dari tempat mereka berbicara. Burung kakaktua kemudian mengusulkan kepada burung nuri untuk menebang pohon sagu tersebut.

Nantinya mereka bisa memakan isi dari pohon sagu tersebut bersama-sama. Burung nuri pun menyetujui usulan sahabatnya tersebut.

Namun masalah muncul ketika mereka hendak menebang pohon sagu tersebut. Mereka belum memutuskan metode apa yang akan digunakan untuk menebang pohon sagu itu.

Burung nuri kemudian bertanya perihal hal ini kepada burung kakaktua. Burung kakaktua kemudian memberikan ide yang bisa mereka gunakan untuk menebang pohon sagu.

Ide yang dimiliki oleh burung kakaktua adalah mereka melubangi pangkal pohon sagu hingga roboh. Setelah roboh, mereka bisa memukul kulit pohon sagu tersebut dengan menggunakan kayu hingga mendapatkan isinya.

Burung nuri merasa ide dari burung kakaktua tersebut tidak efektif. Dirinya merasa bahwa ide tersebut membutuhkan banyak tenaga untuk melakukannya.

Tidak lama kemudian, burung nuri menyampaikan sebuah ide kepada sahabatnya. Burung nuri berkata bagaimana jika mereka melubangi bagian pangkal dan ujung pohon.

Setelah itu mereka bisa menggunakan kayu panjang untuk mencongkel isi dari pohon sagu. Menurut burung nuri, cara ini lebih efektif jika dibandingkan dengan ide burung kakaktua sebelumnya.

Namun burung kakaktua tidak mendengarkan saran sahabatnya tersebut. Dia justru langsung mulai mematuk dan melubangi bagian pangkal dari pohon sagu.

Melihat hal tersebut, burung nuri mau tidak mau mengikuti perbuatan sahabatnya. Meskipun demikian, tersisa rasa dongkol di hati burung nuri karena idenya tidak dipertimbangkan begitu saja.

Setelah membuat lubang yang cukup besar, pohon sagu yang mereka patung langsung roboh dan tumbang. Ketika pohon tersebut tumbang, burung kakaktua sudah mempersiapkan kayu dan memukul bagian atas kulit pohon tersebut.

Burung nuri kembali mengikuti tindakan sahabatnya tersebut. Namun dirinya sudah mulai mengomel karena kelelahan memukul pohon sagu tersebut.

Akan tetapi, burung kakaktua tidak mengindahkan omelan sahabatnya tersebut. Dirinya terus memukul bagian kulit dari pohon sagu yang sudah tumbang.

Setelah sekian lama memukul, isi pohon sagu masih belum didapatkan juga. Meskipun demikian, burung kakaktua tetap telaten memukul pohon sagu tersebut.

Namun hal berbeda ditunjukkan oleh burung nuri. Dirinya sudah kelelahan dan kesal karena isi pohon sagu masih belum didapatkan meskipun sudah memukulnya dengan kayu dalam waktu lama.

Akhirnya burung nuri merasa kesal akibat hal tersebut. Dengan kayu yang dia genggam, burung nuri langsung memukul kepala burung kakaktua dengan keras.

Pukulan ini membuat burung kakaktua mengerang kesakitan. Kucuran darah juga mulai muncul di kepala burung kakaktua.

Burung nuri menyadari bahwa dia sudah melakukan kesalahan. Dirinya langsung membawa sahabatnya tersebut ke rumah mereka untuk mengobati luka tersebut.

Kucuran darah di kepala burung kakaktua memang bisa dihentikan. Namun bekas pukulan dari burung nuri tersebut memunculkan benjolan di bawah jambul burung kakaktua.

Peristiwa ini pula yang diyakini sebagai asal mula munculnya benjolan di bawah jambul dari burung kakaktua tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.