Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membangun Sekolah (SMA) Unggul Garuda di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekolah unggulan ini akan menawarkan living lab atau laboratorium terbuka sebagai salah satu daya tariknya.
Soe, kota di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipilih langsung oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi lokasi pembangunan SMA Unggul Garuda. Salah satu alasannya adalah kota ini memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengajaran.
Apalagi, rencananya, sekolah unggulan akan dibangun di tengah hutan. Dengan kelebihan tersebut, para civitas academica diharapkan dapat memanfaatkan ruang terbuka sebagai laboratorium untuk mempelajari keragaman sumber daya alam di Indonesia.
“Dengan keanekaragaman hayati yang tetap terjaga yang bisa digunakan sebagai living lab tempat para siswa belajar tentang kehutanan,” tulis Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie dikutip dari unggahan di Instagram @prof.stellachristie, Selasa (14/1/2025).
Pemerintah Akan Buat 40 Sekolah Unggul Garuda
Sebenarnya, sekolah unggulan di Soe bukan satu-satunya. Pemerintah menargetkan akan membentuk 40 Sekolah Unggul Garuda yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Rencana tersebut merupakan bagian dari program pemerataan pendidikan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dalam hal ini, Wamendiktisaintek menambahkan, Soe dinilai menjadi salah satu kawasan yang membutuhkan akses pemerataan pendidikan.
"Targetnya tahun ini berjalan. Pembangunan sekolah ini merupakan visi-misi langsung dari Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan yang bermanfaat bagi pemerataan," jelas Stella, dikutip dari Detik.com.
Dari 40 sekolah tersebut, tidak semua sekolah merupakan bangunan baru yang dibangun dari nol. Sebab, menurut kacamata pemerintah, sudah ada 20 sekolah yang dinilai memenuhi kriteria Sekolah Unggul Garuda.
Salah satu kriteria utama Sekolah Unggul Garuda ialah sekolah yang menawarkan fasilitas asrama. Dengan adanya boarding atau asrama, siswa diharapkan dapat lebih fokus dalam proses pembelajaran.
Sebab, sekolah ini memang dipersiapkan bagi para siswa yang ingin masuk ke perguruan tinggi kelas dunia. Nantinya, sistem pembelajaran akan dilakukan secara lebih intensif dan lebih berfokus pada sains dan teknologi.
"Sekolah ini akan lebih pada pendidikan yang berkualitas dan mempunyai wawasan global, namun kepekaan lokal itu juga penting untuk pelaksanaan pembangunan sekolah ini," imbuhnya.
Kunjungan Wamendiktisaintek dan Menhut ke Soe
Wamendiktisaintek Stella Christie telah meninjau lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunan SMA Unggul Garuda. Tidak sendirian, proyek yang akan dibangun di tengah hutan ini, juga turut melibatkan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.
Menhut menjelaskan, pendirian sekolah ini menggunakan skema Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Artinya, kawasan hutan yang juga difungsikan untuk kepentingan khusus, seperti penelitian, pendidikan, dan budaya.
“Hutannya tetap bisa dijaga, ini tetap menjadi kawasan hutan, tapi nanti Prof. Stella bisa membangun SMA Garuda,” kata Menhut, Raja Juli.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News