Tonic immobility adalah fenomena perilaku di mana hewan masuk ke dalam keadaan kaku seperti mati saat menghadapi ancaman predator. Fenomena ini sering disebut sebagai "pura-pura mati" atau thanatosis.
Perilaku ini ditemukan pada berbagai spesies hewan, termasuk serangga, ikan, burung, hingga mamalia kecil. Meskipun terlihat seperti strategi pasif, tonic immobility sebenarnya adalah mekanisme pertahanan yang kompleks dan adaptif.
Apa Itu Tonic Immobility?
Tonic immobility merupakan respons instingtif yang diaktifkan saat hewan merasa terpojok atau tidak dapat melarikan diri. Dalam keadaan ini, hewan tampak tidak bergerak, tidak bernapas secara mencolok, dan tubuhnya menjadi kaku.
Predator sering kali mengabaikan mangsa yang tampak mati karena dianggap tidak segar atau tidak layak untuk dimakan.
Sebagai contoh, opossum terkenal dengan perilaku "playing possum" yang ikonis. Ketika terancam, hewan ini akan jatuh ke tanah, meregangkan tubuhnya, dan terlihat seperti bangkai.
Pada serangga seperti kumbang, tonic immobility dapat berlangsung dalam waktu yang lebih singkat, tetapi cukup untuk menghindari perhatian predator.
Bagaimana Tonic Immobility Terjadi?
Secara fisiologis, tonic immobility melibatkan sistem saraf otonom yang bertanggung jawab atas respons "fight, flight, or freeze" (melawan, melarikan diri, atau membeku). Ketika menghadapi ancaman yang besar, hewan mungkin memilih untuk "membeku" sebagai cara terakhir untuk bertahan hidup.
Penelitian menunjukkan bahwa respons ini dipicu oleh aktivitas pada area otak seperti amigdala dan batang otak, yang mengontrol respons stres dan pertahanan.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biological Reviews, tonic immobility dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Dalam eksperimen pada ayam (Gallus gallus), ditemukan bahwa individu dengan tingkat stres lebih tinggi cenderung memiliki durasi tonic immobility yang lebih panjang. Hal ini menunjukkan bahwa respons ini berkaitan dengan sensitivitas hewan terhadap ancaman.
Apakah Tonic Immobility Selalu Efektif?
Meskipun tonic immobility adalah strategi yang cerdas, tidak selalu berhasil dalam setiap situasi. Beberapa predator memiliki kemampuan untuk mengenali trik ini.
Misalnya, predator seperti rubah dapat mengendus mangsa dan memastikan apakah mangsa tersebut benar-benar mati atau hanya berpura-pura.
Namun, dalam banyak kasus, strategi ini cukup efektif untuk memberikan waktu bagi hewan untuk melarikan diri begitu predator kehilangan minat.
Referensi
Møller, A. P., & Erritzøe, J. (2000). Predator-prey interactions and tonic immobility in birds. Biological Reviews, 75(3), 377-382. https://doi.org/10.1111/j.1469-185X.2000.tb00035.x
Gallup, G. G., Jr. (1977). Tonic immobility: The role of fear and predation. Psychological Record, 27(1), 41-61.
Rocha-Rego, V., et al. (2009). Is tonic immobility the core response to trauma? Frontiers in Psychology, 5, 1021. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2009.01021
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News