Indonesia rajin mengirimkan pasukan perdamaian di berbagai negara yang sedang dilanda konflik, salah satunya di Kongo. Keterlibatan Indonesia dalam menjaga misi perdamaian di Kongo ini dibuktikan dengan bergabungnya Kontingan Garuda (Konga) di MONUSCO.
MONUSCO atau United Nations Organization Stabilization Mission in the Democratic Republic of the Congo adalah sebuah misi perdamaian yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo. MONUSCO sudah berdiri sejak 1 Juli 2010.
Kawan GNFI, operasi yang dilakukan oleh MONUSCO sudah sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan 1925. MONUSCO berwenang untuk melaksanakan mandatnya demi melindungi warga sipil, personel kemanusiaan, dan pembela hak asasi manusia.
Sebagai informasi, Kongo sudah diguncang konflik selama lebih dari 3 dekade. Negara ini sangat kaya akan sumber daya alam, seperti coltan, emas, berlian, hingga kobalt. Menurut situs Amnesty International, eksploitasi mineral-mineral itu yang memicu konflik berkepanjangan antarkelompok.
Pada 27 Januari 2025 lalu, konflik kembali meletus. Pemberontak M23 dilaporkan ingin memperluas wilayah kekuasaan mereka di bagian timur negara itu setelah merebut Kota Goma.
Di sisi lain, MONUSCO yang bergerak di bawah payung perdamaian PBB bertugas mendukung upaya Kongo untuk menumpas M23. Bahkan, beberapa pasukan PBB yang bertugas dilaporkan tewas akibat konflik tersebut.
Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengonfirmasi, pasukan Indonesia yang bertugas di MONUSCO tetap aman. Kemlu juga terus memantau pergerakan konflik yang sedang terjadi di sana.
Peran Indonesia di MONUSCO
Kawan, dikutip dari peacekeeping.un.org yang dikelola oleh PBB, Indonesia termasuk dalam lima negara teratas yang mengirimkan pasukan perdamaian di Kongo. Per Oktober 2024, tercatat ada 1.037 prajurit Indonesia yang mengabdikan diri di sana.
Sementara itu, negara dengan penyumbang pasukan tertinggi di MONUSCO adalah Bangladesh dengan total 1.786. Kemudian ada Nepal, Afrika Selatan, dan India yang masing-masing menyumbang 1.150 prajurit, 1.130 prajurit, dan 1.114 prajurit.
Namun, bukan hanya tentara saja yang terlibat dalam misi perdamaian ini. Beberapa negara juga aktif mengirimkan polisi untuk membantu menjaga perdamaian di Kongo, seperti Senegal, Mesir, Bangladesh, India, hingga Burkina Faso.
Prajurit yang dirimkan Indonesia di Kongo memiliki tugas mulia untuk ikut menjaga perdamaian. Selain itu, seluruh personel satuan tugas (Satgas) di Kongo juga ikut membantu berbagai kegiatan nonmiliter.
Prajurit Indonesia dilaporkan ikut membantu perbaikan jalan hingga landasan udara untuk mobilitas warga sekitar. Satgas Konga di Kongo juga pernah melaksanakan berbagai kegiatan sosial bersama dengan masyarakat setempat.
Menariknya, berkat dedikasinya yang luar biasa, pada Februari 2024 silam, Satgas Kompi Zeni TNI Kontingan Garuda (Konga) XX-T yang bertugas di MONUSCO menerima UN Medal. Pemberian medali PBB tersebut merupakan bentuk apresiasi mendalam bagi seluruh prajurit Indonesia yang bertugas karea telah melaksanakan tugas dengan baik untuk mewujudkan perdamaian di Kongo.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News