Pernahkah Kawan GNFI mendengar negara Kosovo? Negara kecil di Eropa ini ternyata belum diakui kemerdekaannya oleh Indonesia. Kok, bisa?
Tepat pada 17 Februari 2008 silam, Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia secara sepihak. Awalnya, Kosovo adalah sebuah wilayah yang terletak di bagian selatan Serbia, dan merupakan salah satu provinsi milik Serbia.
Mayoritas penduduknya adalah Muslim yang berasal dari suku Albanian. Dahulu, saat masih di bawah Yugoslavia, etnis ini merupakan minoritas. Namun, saat Ottoman menaklukkan wilayah Kosovo di tahun 1386, lambat laun penduduknya mulai banyak yang memeluk Islam.
Menariknya, hampir 90 persen warga Kosovo merupakan Muslim. Sisanya merupakan etnis minoritas Serbia yang beragama Katolik Ortodoks, etnis Bosnia, dan minoritas lainnya.
Berbeda dengan etnis Serbia yang semakin “terpukul” mundur dan beralih ke wilayah utara Serbia karena tekanan Ottoman, etnis Albanian justru semakin mendominasi Kosovo. Ketegangan dua wilayah ini terus terjadi, hingga pecah konflik pada 1981.
Dalam sebuah artikel bertajuk Kebijakan Indonesia Belum Mengakui Kemerdekaan Kosovo pada Tahun 2008 yang terbit dalam Jurnal Online Mahasiswa, diterangkan bahwa konflik yang pecah di tahun 1981 itu terjadi akibat pengklaiman resentralisasi wilayah Kosovo oleh Serbia.
Hal ini mendorong pemberian status otonomi khusus bagi Kosovo di tahun 1989. Masih belum berhenti di sana, kedua wilayah masih terus berseteru.
Negara mungil ini ingin melepaskan diri dari Serbia. Pada 1999, perang pecah. Perang ini disebabkan oleh referendum rakyat Kosovo yang menginginkan kemerdekaan dari Serbia. Sementara itu, pemerintah Serbia menganggap referendum ini ilegal.
Puncaknya, tentara Serbia membunuh para pejuang Kosovo yang tergabung dalam Kosovo Liberation Army (KLA) dengan keji. Tidak tinggal diam, Kosovo membalas kembali dengan perlawanan sengit.
Serbia berusaha menghilangkan etnis Albania di Kosovo. Akibat perang ini, banyak warga Kosovo mengungsi ke beberapa wilayah, termasuk negara di sekitarnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun turun tangan dan masuklah tentara NATO untuk melakukan intervensi militer.
Kawan GNFI, perjuangan Kosovo untuk menjadi negara yang berdaulat ini sangat panjang dan penuh lika-liku. Akhirnya, mereka berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Februari 2008.
Kemerdekaan Kosovo Ditentang Banyak Negara
Pemilu yang pernah dilakukan pada 2007 oleh Kosovo sebenarnya diboikot oleh Serbia. Namun, saat itu Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan kesiapan mereka untuk mengakui kemerdekaan Kosovo.
Kawan, meskipun didukung oleh negara superpower, seperti Amerika Serikat, nyatanya banyak negara yang tidak ikut mengakui Kosovo sebagai negara yang berdaulat, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, Rusia dan Tiongkok juga menolak keras kemerdekaan Kosovo atas Serbia. Sama seperti Indonesia di awal kemerdekaan yang getol memperjuangkan haknya untuk mendapat pengakuan dunia, Kosovo pun bertindak sama.
Pengakuan dari negara lain sangat penting untuk mengetahui sebuah entitas negara tersebut memang merdeka. Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa terdapat dua hukum internasional yang saling bersinggungan.
Amanat Piagam PBB menyatakan bahwa seluruh anggota wajib menghormati keutuhan wilayah setiap negara anggota. Namun, di sisi lain, dalam Piagam PBB Pasal VI menjamin Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menjaga kestabilan dan keamanan internasional.
Lalu, bagaimana posisi Indonesia? Dalam hal ini, Indonesia memang belum mengakui kemerdekaan Kosovo. Dilansir dalam kemlu.go.id, posisi Indonesia sejalan dengan prinsip Indonesia untuk menghormati sepenuhnya kedaulatan dan keutuhan wilayah setiap negara anggota PBB.
Tidak hanya itu, Indonesia juga konsisten dalam memberikan dukungan penuh terhadap Serbia. Keduanya memang sudah menjalin hubungan diplomatik sejak Yugoslavia masih berdiri.
“Indonesia memandang Kosovo sebagai wilayah kedaulatan Serbia, dan tidak mengakui kemerdekaan sepihak Kosovo,” demikian pernyataan Kemlu RI.
Sebagai tambahan informasi, dikutip dari commonslibrary.parliament.uk milik Inggris, saat ini Kosovo belum diakui sebagai anggota PBB karena ditolak oleh Rusia dan Tiongkok, anggota DK PBB. Namun, dikatakan saat ini sudah semakin banyak negara yang mengakui Kosovo sebagai negara yang berdaulat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News