seni berekspresi adam firmansyah ciptakan ruang untuk cerita dan emosi - News | Good News From Indonesia 2025

Seni Berekspresi, Adam Firmansyah dan Komunias Tembok Pedia Ciptakan Ruang untuk Cerita dan Emosi

Seni Berekspresi, Adam Firmansyah dan Komunias Tembok Pedia Ciptakan Ruang untuk Cerita dan Emosi
images info

Seni Berekspresi, Adam Firmansyah dan Komunias Tembok Pedia Ciptakan Ruang untuk Cerita dan Emosi


Di tengah kesibukan dan kebisingan sehari-hari, banyak individu merasa terasing dan terjebak dalam kesepian serta kebingungan atas perasaan mereka. Bagaimana jika ada cara untuk mengungkapkan semua itu melalui seni? Hal ini dilakukan oleh Adam Firmansyah

Adam Firmansyah adalah seorang pemuda inspiratif yang memiliki kecintaan mendalam terhadap seni. Ia dikenal sebagai pendiri komunitas seni mural Tembok Pedia, yang berkomitmen untuk mengubah ruang publik menjadi platform penyebaran pesan positif.

Melalui inisiatif ini, Adam tidak hanya tampil sebagai seniman muda, tetapi juga sebagai agen perubahan yang menginspirasi banyak orang.

Salah satu inisiatifnya adalah seni berekspresi, yang digunakan sebagai media untuk membantu individu mengatasi kesepian, kebingungan, dan masalah mental.

Ia memandang seni tidak hanya sebagai sarana kreatif, tetapi juga sebagai cara untuk menyampaikan cerita dan memahami emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Adam Firmansyah mengatakan bahwa bahwa seni berekspresi lebih dari sekadar aktivitas kreatif; ia memandangnya sebagai wadah yang aman bagi individu untuk menceritakan kisah hidup mereka. Melalui seni, orang dapat menemukan suara mereka, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan menuju pemahaman diri.

Dalam konteks ini, seni berekspresi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran, memberikan ruang bagi setiap cerita untuk dihargai dan dipahami

Adam Firmansyah menyaksikan bagaimana seni berekspresi muncul dari kedalaman keresahan dan kebingungan yang sering dihadapi banyak orang.

baca juga

Dalam pandangannya, setiap goresan kuas dan nada yang dimainkan mencerminkan perjalanan emosional yang kompleks, menggambarkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Baginya, seni adalah cerminan jiwa, menjadi cara bagi individu untuk mengatasi kesulitan dan menemukan makna dalam pengalaman hidup mereka. Melalui lensa seni, Adam mengajak orang lain untuk mengeksplorasi dan merayakan keindahan dari kerentanan mereka.

Adam Firmansyah Inisiator Seni Berekspresi, waktunya menjadi pendengar (Foto: Dok. Adam Firmansyah)
info gambar

Adam Firmansyah Inisiator Seni Berekspresi, waktunya menjadi pendengar (Foto: Dok. Adam Firmansyah)


Inspirasi dari Dalam Diri

Banyak individu dalam hidupnya merasa terjebak dalam kesepian dan beban pikiran yang tak tertahankan, tetapi sulit menemukan cara dan tempat untuk mengungkapkan perasaan tersebut.

Adam Firmansyah menyadari bahwa banyak orang merasakan hal yang sama, yang memotivasi dia untuk menciptakan ruang bagi mereka.

Suatu ketika, saat merenungkan perasaannya, Adam terinspirasi untuk menggambar. Kegiatan ini menjadi pelarian yang membantu meredakan ketegangan emosionalnya, tetapi dia bertanya-tanya, “Apakah hanya aku yang merasakan ini?”

Pertanyaan ini menggugah niatnya untuk mengumpulkan orang-orang melalui media sosial, mengajak mereka untuk duduk bersama dan berbagi pengalaman tentang permasalahan yang mereka hadapi melalui seni dan warna.

Dengan semangat tersebut, Adam Firmansyah menyelenggarakan gelaran seni berekspresi pertamanya dengan tema “Menggali Fenomena dalam Diri yang Mungkin Jarang Disadari.” Sebanyak 13 orang hadir, dan mereka diajak untuk menyelami dunia batin mereka, mengakui perasaan yang sering terabaikan. 

Wadah untuk Bercerita

Seni berekspresi telah berkembang menjadi lebih dari sekadar aktivitas artistik, ia menjadi wadah aman bagi individu yang merasa bingung untuk menceritakan kisah mereka. Dalam lingkungan yang mendukung, Adam Firmansyah menekankan pentingnya menghargai setiap suara tanpa menghakimi.

Peserta didorong untuk berbagi pengalaman hidup mereka, memungkinkan emosi yang terpendam untuk diekspresikan melalui berbagai medium seni, seperti lukisan atau musik.

Proses ini membantu mereka menemukan cara baru untuk memahami diri sendiri dan mengungkapkan perasaan yang sulit dijelaskan.

baca juga

Dengan seni sebagai alat, Adam Firmansyah berharap untuk menginspirasi individu tidak hanya untuk membagikan cerita mereka, tetapi juga untuk mendengarkan kisah orang lain.

Dalam kelompok ini, peserta belajar untuk saling menghargai perjalanan masing-masing, menyadari bahwa mereka tidak sendirian.

Interaksi ini menumbuhkan rasa empati dan saling pengertian, memperkuat ikatan di antara mereka. Dengan demikian, seni berekspresi bukan hanya sebuah aktivitas, tetapi juga gerakan kolektif yang memperkuat keberanian untuk berbagi dan menciptakan komunitas yang saling mendukung.

Menghadapi Isu Kesehatan Mental

Adam Firmansyah memahami bahwa isu kesehatan mental sering kali dianggap tabu dan tidak penting. Oleh karena itu, seni berekspresi hadir dengan pendekatan konseling kelompok yang dilakukan dalam setting terbatas. Di sini, privasi peserta dijunjung tinggi; setiap cerita yang dibagikan tidak boleh disebarluaskan, untuk menghormati kepercayaan yang diberikan oleh setiap individu.

Sebagai pemandu, Adam Firmansyah memimpin sesi selama kurang lebih tiga jam. Prosesnya dimulai dengan brainstorming, di mana peserta diajak berdiskusi tentang tema yang diangkat. Selanjutnya, mereka melakukan kontemplasi melalui musik, membantu mereka meresapi perasaan yang ada dalam diri.

Peserta Seni Berekspresi larut dalam emosi saat bercerita (Foto: Dok. Adam Firmansyah)
info gambar

Peserta Seni Berekspresi larut dalam emosi saat bercerita (Foto: Dok. Adam Firmansyah)


Refleksi menjadi langkah penting berikutnya, di mana nilai positif dari pengalaman tertentu digali, dan akhirnya, puncaknya adalah melukis sebagai media bercerita. Peserta menggunakan kanvas atau goodie bag, sehingga mereka bisa mengenang proses yang telah dilalui.

Dalam setiap sesi, Adam Firmansyah berusaha menanamkan keyakinan kepada peserta bahwa mereka tidak sendirian. Melalui seni berekspresi, Adam berharap dapat menemani mereka yang merasa terasing, menumbuhkan rasa empati yang mendalam di antara peserta. Proses ini tidak hanya memberikan mereka tempat untuk berbagi, tetapi juga membangun ikatan yang kuat di antara mereka.

Dampak Positif Kegiatan Seni Berekspresi

Setelah enam kali penyelenggaraan, seni berekspresi telah melibatkan banyak peserta, terutama remaja dan dewasa. Kegiatan ini memberikan ruang bagi peserta untuk mencurahkan perasaan dan emosi yang sebelumnya mungkin sulit diungkapkan.

Dalam setiap sesi, tantangan muncul, terutama dalam meyakinkan peserta untuk membuka diri. Namun, tantangan ini mendorong Adam Firmansyah untuk mengkreasikan pendekatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

Seni berekspresi tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi cerita, tetapi juga berfokus pada kesehatan mental remaja. Ia berupaya mengembangkan inisiatif ini untuk menciptakan ruang aman bagi siapa pun yang ingin berbagi dan tumbuh.

Dengan mendengarkan satu sama lain, peserta dapat saling menghargai dan memahami pengalaman orang lain, yang berpotensi mengurangi stigma seputar kesehatan mental. Setiap sesi seni berekspresi bertujuan menciptakan jembatan antara individu dan komunitas. Melalui seni, peserta dapat menemukan suara mereka, dan setiap lukisan atau cerita menjadi langkah kecil menuju pemulihan dan penerimaan diri.

Melalui seni berekspresi, diharapkan dapat menumbuhkan empati dan pengertian dalam masyarakat. Setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, memiliki nilai. Upaya ini bertujuan untuk menyalakan harapan dan menginspirasi individu untuk berani menghadapi perasaan mereka serta berbagi dengan dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.