Industri alas kaki Indonesia terus mencatatkan performa positif di tengah dinamika perdagangan global.
Dengan capaian ekspor sebesar USD1,89 miliar pada kuartal pertama 2025, industri ini berhasil tumbuh 13,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebuah sinyal kuat bahwa produk alas kaki Indonesia tak hanya bertahan, tapi juga kompetitif dan semakin diminati pasar internasional.
Indonesia kini menempati peringkat ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Ini membuktikan bahwa produk nasional memiliki kualitas yang mumpuni, baik dari sisi desain, produksi, hingga kepatuhan terhadap standar internasional.
“Produk kita tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar global, tetapi juga mampu menyesuaikan dengan standar internasional tertinggi,” ungkap Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) dikutip dari keterangan resmi.
Ekspor Meningkat, Pasar India Jadi Target Strategis
Salah satu contoh nyata kemajuan ini adalah ekspor sepatu dari PT Selalu Cinta Indonesia (SCI), produsen alas kaki untuk merek global Nike, ke pasar India. Pada Mei 2025, perusahaan ini berhasil mengapalkan 124.117 pasang sepatu senilai USD2 juta, dan ditargetkan mencapai 227.654 pasang senilai USD3,4 juta hingga September.
Namun perjalanan ekspor ke India tidak sepenuhnya mulus. Diberlakukannya kebijakan Quality Control Orders (QCO) oleh pemerintah India, yang mensyaratkan sertifikasi dari Bureau of Indian Standard (BIS), sempat menjadi tantangan.
Untungnya, kendala tersebut tidak menyangkut kualitas produk Indonesia, melainkan terbatasnya auditor BIS yang menyebabkan keterlambatan proses sertifikasi.
Sebagai respons, pemerintah Indonesia aktif mengangkat isu ini dalam forum internasional seperti WTO-TBT dan mendorong pendekatan kerja sama yang lebih terbuka dengan lembaga sertifikasi global.
Hasilnya, produk Indonesia kembali menembus pasar India.
“Hari ini kita menjadi saksi bahwa kerja keras tersebut membuahkan hasil,” kata Taufiek saat pelepasan ekspor PT SCI di Salatiga, Jawa Tengah.
Membidik Pasar Nontradisional dan Sertifikasi Internasional
Berdasarkan data BPS, industri alas kaki nasional tumbuh 6,95 persen pada triwulan I tahun 2025. Tak hanya itu, sektor ini juga menyerap 961 ribu tenaga kerja, naik 3 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan posisi strategis industri alas kaki sebagai sektor padat karya yang menopang stabilitas sosial dan ekonomi nasional.
Tak hanya ekspor dan lapangan kerja, investasi juga menunjukkan tren positif. Dalam periode Januari-Mei 2025, sebanyak 12 perusahaan besar Penanaman Modal Asing (PMA) menanamkan investasi di sektor ini, dengan nilai mencapai Rp8 triliun. Total kapasitas produksi dari investasi ini mencapai 64,6 juta pasang sepatu dan 214,6 juta komponen alas kaki, serta menyerap lebih dari 80 ribu tenaga kerja baru.
Ke depan, industri alas kaki Indonesia menargetkan ekspansi ke pasar nontradisional seperti Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Di sisi lain, dukungan pemerintah lebih diarahkan untuk membuka akses pasar melalui perjanjian dagang dan penguatan mutual recognition agreement (MRA) untuk sertifikasi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News