Tahukah kamu, makanan yang terlihat segar, enak, dan harum belum tentu aman untuk dikonsumsi? Bahkan bahan makanan yang kita beli setiap hari di pasar atau supermarket bisa saja mengandung bakteri, zat kimia berbahaya, atau bahan tambahan ilegal jika tidak diperiksa dengan benar.
Untungnya, sebelum makanan itu sampai ke piring kita, ada proses penting yang diam-diam bekerja untuk melindungi kita, yang biasa disebut dengan analisis pangan.
Apa Itu Analisis Pangan?
Analisis pangan bisa dibilang sebagai proses "pemeriksaan kesehatan" bagi makanan. Sama seperti manusia yang pergi ke dokter untuk memastikan tubuhnya sehat, makanan pun harus melewati serangkaian tes sebelum aman dikonsumsi.
Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah makanan itu aman, bermutu, dan sesuai dengan standar gizi.
Analisis pangan tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Di balik layar, ada banyak pihak yang bekerja, mulai dari laboratorium pangan, industri makanan dan minuman, hingga lembaga pengawas seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Mereka semua punya tanggung jawab yang sama: memastikan makanan tidak membahayakan konsumen.
Cara Kerja Analisis Pangan Sehari-hari
Agar lebih mudah dipahami, yuk kita lihat bagaimana proses analisis pangan dilakukan pada beberapa bahan makanan yang sering kita konsumsi!
Susu, Si Putih yang Harus Bersih
Susu adalah minuman bergizi tinggi, terutama bagi anak-anak. Namun, susu juga bisa menjadi sarang bakteri berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, susu biasanya diuji untuk memastikan tidak mengandung mikroba seperti Salmonella, Listeria, atau E. coli—bakteri yang bisa menyebabkan keracunan atau diare berat.
Selain itu, susu juga dianalisis untuk melihat apakah sudah dipasteurisasi dengan benar, kandungan proteinnya yang sesuai label, dan penambahan zat lain yang dilarang.
Analisis ini penting agar konsumen tidak hanya minum “air putih manis”, tapi benar-benar mendapat manfaat gizi dari susu.
Sayur Mayur: Segar Boleh, tapi Harus Bebas Pestisida
Sayur seperti bayam, tomat, dan wortel sering kita beli karena dianggap sehat dan kaya vitamin. Namun, tahukah Kawan, banyak sayuran mengandung residu pestisida jika tidak dibersihkan dengan baik atau jika petani menggunakannya secara berlebihan?
Dalam proses analisis pangan, sayuran diuji apakah mengandung sisa pestisida melebihi batas aman. Beberapa juga diperiksa kandungan logam berat seperti timbal (Pb) atau merkuri (Hg), yang berbahaya jika masuk ke tubuh dalam jumlah kecil sekalipun secara terus-menerus.
Daging, Jangan Sampai Mengandung Formalin
Daging adalah sumber protein penting. Namun, karena cepat rusak, seringkali ada oknum nakal yang menambahkan formalin agar daging terlihat segar lebih lama. Padahal, formalin adalah bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat, bukan makanan!
Analisis pangan pada daging biasanya meliputi uji formalin, kandungan antibiotik yang tidak boleh tertinggal dari proses peternakan, serta pemeriksaan adanya bakteri patogen seperti Salmonella. Semua ini bertujuan agar daging yang kita beli benar-benar aman untuk diolah dan dimakan.
Produk Olahan, Tempe, Tahu, dan Camilan
Banyak dari kita suka mengonsumsi produk olahan seperti tempe goreng, keripik, atau jajanan pasar. Namun, di balik kelezatannya, produk olahan juga rawan mengandung bahan tambahan berbahaya seperti boraks (untuk membuat tekstur kenyal) atau pewarna tekstil.
Dalam analisis pangan, produk-produk ini diuji untuk melihat apakah ada bahan terlarang, serta apakah kadar air dan masa simpan masih aman. Misalnya, tempe yang terlalu basah bisa cepat basi dan memicu pertumbuhan jamur.
Di sinilah analisis pangan berperan sebagai "penjaga mutu" yang diam-diam bekerja di balik dapur industri makanan.
Mengapa Ini Penting Buat Kita?
Kamu mungkin berpikir, “Toh, makanan yang saya makan selama ini baik-baik saja.” Namun, bayangkan jika tidak ada analisis pangan—kita tak akan tahu apakah yang dimakan benar-benar aman.
Tanpa proses pemeriksaan ini, risiko keracunan massal bisa terjadi. Contohnya seperti yang pernah terjadi pada kasus jajanan sekolah yang mengandung zat pewarna pakaian atau camilan berbahan dasar bahan kimia berbahaya.
Analisis pangan bukan hanya soal industri dan laboratorium. Ini adalah perlindungan nyata untuk kita sebagai konsumen. Ia membantu memastikan bahwa makanan di rumah kita tidak hanya enak, tetapi juga tidak membahayakan tubuh dalam jangka panjang.
Apa yang Bisa Kita Lakukan sebagai Konsumen?
Walau kita bukan ahli laboratorium, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga keamanan pangan, seperti:
- Cek label makanan, pastikan ada izin edar dari BPOM.
- Cuci sayuran dan buah sebelum dikonsumsi.
- Hindari membeli makanan dari penjual yang tidak higienis.
- Pilih produk yang sudah dikenal mutunya dan tidak mencurigakan secara warna, bau, atau rasa.
Analisis pangan adalah proses penting yang sering tidak terlihat, tapi sangat berdampak pada hidup kita. Mulai dari susu yang kita minum, sayuran yang kita tumis, sampai camilan yang kita beli di minimarket—semuanya harus melewati proses pemeriksaan yang ketat.
Karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai konsumen lebih sadar dan menghargai kerja keras para ahli pangan dan pengawas yang menjaga makanan tetap aman.
Sehat itu bukan hanya soal makan sayur dan buah, tapi juga soal makan makanan yang telah dipastikan aman lewat analisis yang teliti.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News