membangun gerakan sosial bagaimana caranya agar bisa berkelanjutan - News | Good News From Indonesia 2025

Membangun Gerakan Sosial, Bagaimana Caranya agar Bisa Berkelanjutan?

Membangun Gerakan Sosial, Bagaimana Caranya agar Bisa Berkelanjutan?
images info

Membangun Gerakan Sosial, Bagaimana Caranya agar Bisa Berkelanjutan?


Bagi masyarakat sipil, gerakan sosial adalah hal penting untuk mencapai hal-hal baik yang menjadi tujuan bersama. Hanya saja, perlu dipastikan bahwa gerakan sosial ini tidak hanya berlangsung sebentar, melainkan bisa terus berjalan secara berkelanjutan.

Itulah bahasan dalam bootcamp Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget edisi kesebelas bertajuk "Sustainability & Partnership: Membangun Keberlanjutan, Kolaborasi, & Akses Pendanaan" yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (10/7/2025). Menghadirkan Achmad Irfandi dan Achmad Nizar Pratama dari Kampung Lali Gadget, sesi kali ini membahas tentang jurus jitu agar suatu gerakan sosial bisa berjalan awet, sesuai dengan prinsip keberlanjutan itu sendiri.

Di hadapan para perwakilan komunitas peserta program 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget batch 1, Achmad Irfandi dan Achmad Nizar Pratama membahas tentang mengapa keberlanjutan penting bagi gerakan sosial. Tak hanya itu, keduanya juga berbagi resep tentang dua langkah penting dalam upaya mewujudkan keberlanjutan gerakan sosial, yakni partnership dan pendanaan.

Pentingnya Keberlanjutan Dalam Gerakan Sosial

Pada dasarnya, keberlanjutan adalah hal paling penting dari setiap gerakan sosial yang ingin memberikan dampak nyata dan bertahan lama. Bayangkan jika ada sebuah gerakan sosial yang mampu terus hidup dan berkembang dari waktu ke waktu dan tidak hanya sesaat. Inilah esensi dari keberlanjutan, yakni kemampuan untuk menjalankan gerakannya tanpa batas waktu, sekaligus menjaga agar semua yang kita butuhkan dalam menjaga suatu gerakan sosial bisa terpenuhi.

Lantas, mengapa keberlanjutan begitu penting? 

Namanya gerakan bagus, gerakan yang positif itu harus berlanjut, harus terus menerus bergulir. Siapapun itu orangnya, penggeraknya, meski ada istilah semua orang ada masanya dan semua masa ada orangnya." ujar Achmad Irfandi.

Lebih dari sekadar mempertahankan apa yang sudah dimulai, keberlanjutan adalah fondasi untuk memperluas dan memperkuat dampak sebuah gerakan sosial. Sebuah gerakan sosial yang berkelanjutan bisa tumbuh besar, bahkan bisa saja nantinya akan mampu membentuk peradaban baru. Meski demikian, semua itu tidak dapat terwujud tanpa adanya keberlanjutan.

Bagaimana caranya agar sebuah gerakan sosial bisa benar-benar bertahan? Ada beberapa syarat penting. Tokoh penggerak gerakan sosial tersebut harus kuat dan tahan banting. Kemudian gerakan sosial yang dijalankan tidak boleh menggantungkan diri terhadap kekuatan lain. 

Selain itu, harus ada pula hal yang dikorbankan untuk keberlanjutan gerakan sosial, dan sumber dayanya pun harus cukup untuk menjadi "bahan bakar". Hal terakhir yang juga tidak boleh dilupakan, sumber daya manusianya harus mumpuni dan mereka wajib berada dalam sistem yang baik.

Dengan demikian, ini artinya orang-orang di balik suatu gerakan sosial harus tangguh, tidak mudah menyerah, dan mandiri. Mereka juga harus berani berkorban demi kelangsungan gerakan, punya sumber daya yang cukup, dan paling penting, mampu membentuk tim serta sistem yang solid.

Jika itu semua bisa tersedia, maka gerakan sosial niscaya tidak hanya akan menciptakan perubahan. Lebih dari itu, perubahan yang telah tercipta juga akan terus hidup dan dirasakan manfaatnya oleh generasi yang akan datang.

Partnership dan Pendanaan, Dua Pilar Keberlanjutan Gerakan Sosial

Dalam menjalankan gerakan sosial, kemitraan dan pendanaan adalah dua hal yang tidak boleh dilupakan. Keduanya penting sebagai penyokong agar suatu gerakan sosial tidak terhenti di tengah jalan.

Menurut Achmad Irfandi, kemitraan dibutuhkan agar berbagai pihak bisa berkolaborasi dan saling mendukung agar gerakan sosial bisa sukses.

"Dalam gerakan sosial kenapa kita butuh teman? Karena kita itu tidak punya, tetapi orang lain punya pada satu waktu. Kadang kita tidak mampu, tapi orang lain mampu. Kita butuh kerjasama dan saling menguntungkan." katanya.

Terkait prinsip saling menguntungkan yang disebut Achmad Irfandi, ia menekankan agar hal itu jadi pegangan dalam mencari parter. Sebab, tak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang hanya ingin mengambil keuntungan sepihak dari gerakan sosial atau program yang ada.

"Kalau kita memilih partner yan strategis dan efektif untuk mencapai tujuan kita, jangan mencari partner yang mungkin hanya menguntungkan satu pihak saja." lanjut Achmad Irfandi.

Kemudian terkait pendanaan, Achmad Nizar Pratama menjelaskan jika suatu komunitas dapat mendapatkan pendanaan untuk mendukung gerakan sosialnya lewat usaha mandiri atau lewat investor. Namun dalam mendatangkan investor, ia mewanti-wanti untuk cermat dalam memilih.

"Kalau yang baru saja jadi investor biasanya orang-orang yang pengin baliknya cepat. Investor yang sudah pemain lama pasti tidak akan tanya seperti itu. Cuma tanya kita berapa lama kamu bisa menjanjikan ke saya." katanya.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.