kak andi dan boneka alang cara unik ceritakan kisah nabi lewat ventrilokuisme - News | Good News From Indonesia 2025

Kak Andi dan Boneka Alang: Cara Unik Ceritakan Kisah Nabi Lewat Ventrilokuisme

Kak Andi dan Boneka Alang: Cara Unik Ceritakan Kisah Nabi Lewat Ventrilokuisme
images info

Kak Andi dan Boneka Alang: Cara Unik Ceritakan Kisah Nabi Lewat Ventrilokuisme


Anak-anak menanti boneka itu muncul dari dalam koper. Raut mereka menunjukkan rasa tidak sabaran. Sedari awal berkumpul di masjid, mereka sangat penasaran dengan boneka itu.

Saat si boneka itu meloncat keluar dari koper, gelak tawa anak-anak memenuhi seisi masjid.

Banyak yang mengira apa yang keluar dari koper adalah hewan hidup. Akan tetapi, sesungguhnya itu adalah boneka rakun. Ia adalah teman dari Alang.

Bagi yang belum tahu Alang, ia adalah boneka bermuka pria dan berkacamata.

baca juga

Keduanya—boneka rakun dan Alang—kerap digunakan sebagai medium dakwah oleh Andi Rahim Pardomuan Siregar agar anak-anak tertarik mengikuti kajian.

Si Alang hampir selalu muncul di akhir cerita. Tugasnya adalah untuk menyampaikan berbagai pesan yang termuat dalam cerita para nabi.

Teknik ini digunakan oleh Andi agar kajian yang ia berikan lebih variatif, interaktif, dan tidak monoton.

“Saya kan solo, monolog, saya nyampaikan materi sejarah yang panjang dengan cara asik, menyenangkan. Biasanya saya bilang sama anak-anak, ‘nah, tadi kan pesan dari Kak Andi untuk anak-anak. Sekarang ada pesan dari teman kandi, namanya si Alang,” jelas Andi, dalam wawancara bersama GNFI.

baca juga

Menciptakan Pengalaman Bercerita yang Mengesankan

Jika Kawan mengingat Ria Enes dengan boneka Suzannya dan lagu khas berbunyi, “Suzan, Suzan, Suzan, besok gede mau jadi apa?” Andi dan Alang adalah salah satu orang yang mengikuti teknik yang sama.

Andi, terinspirasi dari Ria Enes untuk mengemas dakwah menggunakan teknik bercerita bermedium boneka. Bukan sekadar bercerita, Andi bahkan menggunakan suara perut atau yang biasa disebut ventrilokuisme agar menghasilkan suara untuk boneka Alang, tanpa menggerakkan bibir.

Dengan teknik ini, anak-anak akan semakin penasaran dan berpikir bahwa boneka tersebut benar-benar bisa berbicara layaknya manusia.

Teknik ini—ventrilokuisme maupun boneka—jamak digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam hal ini, oleh pria kelahiran Medan, kombinasi antara medium boneka dan teknik ventrilokuisme dimanfaatkan untuk berdakwah.

Teknik ini pula lah yang membawa Andi Alang—sebutan untuk Andi dan bonekanya, Alang—berhasil masuk ke kompetisi Aksi Indosiar 2022 hingga di tahap 9 besar.

baca juga

Andi yang Tidak Pernah Kehabisan Ide

Keberadaan boneka Alang dalam metode dakwah Andi bukan berarti otomatis diterima oleh masyarakat. Tidak jarang kehadiran Alang juga dilarang untuk memasuki masjid dengan beragam alasan.

Hal ini tidak lantas membuat Andi kehabisan ide. Ia tetap menggunakan teknik ventrilokuisme yang ia kuasai dengan memanfaatkan medium lain.

Andi kemudian menggunakan papan tulis yang digambar memiliki mata dan mulut seolah papan tulis itulah yang akan menyampaikan amanat kepada anak-anak.

Apa yang ia sampaikan tetap sama, tentang sirah nabawiyah atau kisah-kisah para nabi. Dalam kisah tersebut, Andi mengutamakan materi tentang adab dan akhlak.

“Kenapa kita ambil sirah nabawiyah? Karena kita membutuhkan keteladanan yang nyata, keteladanan yang benar-benar ada,” ungkapnya.

baca juga

Sambutan Hangat dari Masyarakat

Kehadiran Andi dan boneka Alang sejak tahun 2017 mendapat respon yang sangat baik oleh masyarakat. Metode yang ia bawakan dinilai sebagai cara unik dan menyenangkan dalam menyampaikan kajian kepada anak-anak, di tengah kajian dengan metode menakut-nakuti lewat narasi panasnya api neraka.

Dengan cara demikian, Andi berhasil membangun ikatan dan kedekatan dengan anak-anak. Bahkan, Andi kerap dipanggil “Kak” oleh anak-anak yang memang menjadi taget audiensnya.

“Anak-anak manggilnya Kak Andi Alang, memudahkan mereka supaya enggak canggung,” jelasnya.

Andi berhasil membuat suasana masjid dan tempat kajian menjadi lebih riuh. Masjid tidak lagi hanya digunakan sebagai ibadah, dalam hal ini salat.

Lebih dari itu, masjid juga menjadi pusat pendidikan yang menyenangkan. Anak-anak bisa tertawa lepas. Kajian yang Andi berikan terasa lebih menyenangkan dan berkesan.

“Ketenangan masjid itu hanya dilakukan pada saat ibadah. Ibadah yang harus tenang itu adalah ibadah sholat. Makanya di beberapa kondisi kalau ada pengajian orang tua, saya akan menyampaikan sejarah kota Madinah, bagaimana keriuhan masjid itu, yang melakukan aktivitas bukan cuma sholat,” ungkap Andi.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.